Mohon tunggu...
Annisafitri Nurarini
Annisafitri Nurarini Mohon Tunggu... -

sedang belajar di UIN Malang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengapa Sistem Religi Juga Dipelajari Dalam Antropologi?

17 April 2014   21:01 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:33 485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Upacara-upacara keagamaan telah menjadi salah satu bahan yang dieliti dalam ilmu antropologi. Para etnografi yang datang ke suatu suku bangsa tertentu, akan tertarik terhadap upacara keagamaan karena hal-hal yang dilakukan oleh suku bangsa tersebut sangat berbeda dengan upacara keagamaan yang dilakukan dalam agama bangsa Eropa. Sehingga hal itu dianggap aneh dan akhirnya menarik perhatian.

Biasanya satu ritual dalam suatu daerah sangat berbeda dengan ritual di daerah lain. Hal yang dianggap penting dalam suatu riual menjadi berbeda. Hal yang diteliti oleh para antropolog adalah masalah asal usul unsur sistem religi. Mengapa kepercayaan itu bisa muncul dan akhirnya bisa dipercaya oleh masyarakat. Mengapa mereka melakukan hal-hal yang unik dan berbeda antara suku bangsa satu dengan suku bangsa lain dan akhirnya bisa menjadi budaya.

Unsur-unsur khusus dalam rangka sistem religi adalah emosi keagamaan, sistem keyakinan, sistem upacara keagamaan, dan umat yang menganut religi itu. Yang dimaksud dengan emosi keagamaan adalah segala sesuatu yang dilakukan oleh manusia karena adanya dorongan religi, getaran hati yang mengajaknya untuk melakukan suatu hal. Sedangkan sistem kepercayaan maksudnya adalah siapa yang dipercayai oleh suatu masyarakat. Biasanya antropolog tertarik dengan konsepsi tentang dewa baik dan jahat, dewa yang kuat dan lemah, dan lain sebagainya. Atau tentang terciptanya alam semesta dan konsepsi tentang dunia roh, akhirat, dsb.

Kemudian sistem upacara keagamaan adalah bagaimana cara mereka menyembah hal yang mereka sembah. Yang diteliti oleh para antropolog biasanya adalah di mana tempat ritualnya dilaksanakan, kapan ritual itu diadakan, apa saja yang harus dipersiapkan dalam ritual tersebut, dan siapa yang mengikuti serta yang memimpin ritual itu.

Umat yang menganut religi tersebut biasanya yang menjadi perhatian antropolog adalah hubungan antar sesama, hubungan antara pengikut dengan pemimpinnya, cara bergaul ketika dalam ritual dan di luar ritual. Serta, kewajiban dan hak pemimpin dan pengikutnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun