JANGAN PENJAHAT KELAMIN, PLIS!!!
Suatu malam di awal Oktober.
Kisah ini hampir saja terlupakan jika tayangan berita televisi berupa pencabulan pagi itu tidak mampir ke telinga saya. Kejadian saat saya menjalani stase kandungan pun kembali terukir jelas di kepala dan nyaris membuat wajah ini merah amarah.
Lelaki muda berperawakan lebih dari 170 cm itu masuk tergopoh-gopoh ke ruangan bersalin di lini IGD. Dia tidak sendiri. Dia menggendong perempuan cilik yang meringis kesakitan dan langsung membaringkannya di tempat tidur pasien. Bidan penjaga langsung datang menyambut diiringi oleh tiga perawat. Ada perdarahan hebat sedang terjadi di bawah sana.
"To…tolong dia, Bu!" Terpatah-patah ucapan lelaki muda itu. Kata bidan yang pertama kali melihatnya, bisa ditaksir umurnya masih muda sekitar dua puluh tahunan atau kurang.
"Anda siapanya? Kenapa dia bisa mengalami perdarahan seperti itu?"
"S…sa…saya keluaraganya. Dia…jatuh dari pohon."
"Kapan berdarahnya?"
"T…ta…tadi siang."
"Seberapa banyak darah yang sudah keluar?"
"B…ba…banyak." Dan lelaki itu semakin pucat pasi menjawab jeda setiap pertanyaan. Mencurigakan!