[caption id="attachment_205189" align="aligncenter" width="383" caption="Mari mencerahkan bersama Pencerah Nusantara"][/caption] Pencerah Nusantara, begitulah satu program terobosan untuk mengatasi benang ruwet masalah kesehatan ini diciptakan.  Berbasis pada masalah kesehatan, Pencerah Nusantara diciptakan untuk reorientai fungi pelayanan kesehatan di tingkat primer yakni menguatkan Puskesmas sebagai garda ujung tombak pelayanan kesehatan lini pertama di masyarakat. Di Belakang Layar Pencerah Nusantara digagas oleh KUKPRI-MDG's yakni Kantor Urusan Khusus Presiden Republik Indonesia untuk urusan Mellinium Development Goals.  Seperti namanya, KUKPRI memang bekerja di bawah presiden langsung yang mengharapkan target percepatan MDG terealiasasi pada 2015. Pencerah Nusantara jauh sudah dirumuskan bahkan sebelum dijalankan sudah dimulai inisiasinya dengan adanya MDG Awards (IMA 2011).  Prinsip kerja IMA 2011 adalah menemukan banyak bintang di akar rumput yang bekerja dengan sepenuh hati dan berusaha melayani serta memperbaiki masyarakat, dengan inovasi tentunya.  Acara yang pertama kali dihelat ini berhasil mengumpulkan ratusan masyarakat yang selama ini belum terangkat informasi akan daya inovasinya.  Kabupaten Payakumbuh Sumatera Barat, Indonesia Future Leader, Satoe Indonesia, hingga Posyandu Remaja di Jombang salah satu dari sekian banyak bukti nyata bahwa semua banyak yang mendedikasikan daya pikir kreatif dan kembali bahu membahu membangun Indonesia. Tujuannya satu, supaya MDG lebih cepat terasa di seluruh elemen bangsa. Lalu, apa sebenarnya MDG? Millenium Development Goals (MDG) ini merupakan perjanjian yang ditandatangani oleh 189 negara PBB pada September 2000 atas target delapan pilar yang harus tercapai pada 2015.  Indonesia termasuk negara yang ikut menjalankan target MDG ini, artinya Indonesia sudah menjalani 12 tahun lamanya. MDG  ini akan berakhir 2015 mendatang yang artinya hanya tersisa 3 tahun lagi untuk mempercepat pencapaian MDG. Ini dia delapan target MDG:
- Mengurangi kemiskinan dan kelaparan
- Mencapai pendidikan dasar untuk semua
- Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan
- Menurunkan angka kematian anak
- Meningkatkan kesehatan Ibu
- Memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya
- Memastikan kelestarian lingkungan hidup
- Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan
[caption id="attachment_205180" align="aligncenter" width="300" caption="Delapan Target MDG, Kesehatan menjadi Fokusnya"]
[/caption] Jika kita cermati lebih lanjut dan ditarik akar masalah maka akan ditemukan bahwa masalah
KESEHATAN menjadi hal utama. Â Artinya, jika kesehatan diperbaiki dari akarnya maka diharapkan delapan target di atas akan berubah. Â Atau mudahnya, jika seluruh anggota keluarga sehat maka keluarga tersebut menjadi produktif yang artinya mempunyai penghasilan dan dapat menyekolahkan anak-anaknya serta memperoleh kesempatan untuk mengembangkan diri ke arah yang lebih baik. Berawal dari ide sederhana itulah maka lahir Pencerah Nusantara digawangi oleh
Prof. Dr dr Nila Moeloek, SpM(K). Pencerah Nusantara menjadi model pelayanan kesehatan primer yang integratif dimana tim di dalamnya dapat menularkan semangat berinovasi dan sehat kepada masyarakat sekitarnya.  Karena ingin mengembalikan Indonesia menjadi berparadigma Indonesia Sehat maka Pencerah Nusantara berupaya memperbaiki pusat pelayanan kesehatan primer, Puskesmas. Puskesmas yang selama ini dikenal sebagai sarana pengobatanÂ
PUSing KESeleo MASuk angin harus diperbaiki menjadi rumah sehat dimana semakin banyak masyarakat yang sehat maka makin berhasil kinerja Puskesmas tersebut.
Kenapa Baru Sekarang? Yah....kenapa program yang demikian ideal ini baru sekarang teralisasi? Â Program yang digodok terus menerus selama dua tahun terakhir ini akhirnya memang baru meluncur bulan Juni 2012 dimana penggunaan IT mempermudah para
pemuda yang terpanggil untuk mendedikasikan dirinya.  Beban kesehatan yang semakin meningkat dikarenakan pelayanan selama ini berpusat pada kuratif yakni mengobati pasien dirasa sudah saatnya diubah.  Daya pikir, sumber daya manusia handal serta tentunya anggaran tidak sedikit dibutuhkan untuk membuat miniatur model kesehatan yang ideal. Masih tergolong sangat baru, ternyata tida sedikit pemuda yang mendaftarkan diri online dari 4 Mei-30 Juni 2012.  Tercatat sebanyak  1.043 pendaftar dengan rincian 268
dokter umum, 18 dokter gigi, 173 perawat, 98 bidan dan 486 pemerhati kesehatan. Seluruhnya merupakan pemuda di bawah 30 tahun, berIP minimal 3,0 dan tentunya belum lebih dari 5 tahun lulus dari universitas.
Seleksi Demi Seleksi Pendaftaran online merupakan seleksi pertama yang menjaring kualitas peserta bukan hanya dari beberapa syarat administrasi di atas tetapi juga visi misi hidup. Â Hanya peserta terpilih saja yang dapat lolos ke seleksi selanjutnya karena ada sedikitnya 10 pertanyaan besar yang harus dijawab dalam bentuk essai. Â Bahkan tiap peserta juga diuji secara tidak langsung kemampuan analisis serta pemetaan masalah dalam essai tertulis tersebut. Hasilnya, hanyaÂ
74 pemuda saja yang berhasil lolos ke seleksi tahap dua berupa pertemuan langsung dengan para penguji selama 10 hari di Jakarta. Â Bertepat diÂ
Wisma Setya Bakti milik Kementrian Pertahanan di kawasan Matraman Jakarta, jumlah terseleksi tahap pertama kembali mengerucut tersisa 42 pemuda. Maraton dari 5 Juli-14 Juli 2012, sebanyak 12
Dokter Umum menjalani seleksi demi seleksi. [caption id="attachment_205191" align="aligncenter" width="384" caption="Wisma Setya Bakti menjadi saksi "]
[/caption] [caption id="attachment_205194" align="aligncenter" width="384" caption="Para Dokter Umum bertemu untuk pertama kalinya"]
[/caption] [caption id="attachment_205196" align="aligncenter" width="384" caption="Ibu Diah Saminarsih selaku Asisten KUKPRI untuk Pencerah Nusantara"]
[/caption] Bukan hal mudah menjadi Pencerah Nusantara apalagi para Dokter Umum dituntut menguasai semua aspek terpenting dalam MDG yaitu mempunyai wawasan cukup tentang Ilmu Kesehatan Komunitas, Ilmu Obstetrik dan Ginekologi (Obsgin) dan Ilmu Anak. Â Tiga komponen utama tersebut benar-benar diuji oleh para pakar dan spesialis dari Universitas Indonesia. Ujiannya sangat mendetail karena bertujuan pula untuk mengetahui kekurangan materi yang harusnya dikuasai peserta agar di kemudian hari dapat ditambahkan di bagian tersebut. [caption id="attachment_205197" align="aligncenter" width="384" caption="Ujian IKK di hari pertama, wajib menggunakan laptop"]
[/caption] [caption id="attachment_205198" align="aligncenter" width="384" caption="Analisis dan Membuat Solusi, Ujian ini Bahkan Berlangsung Enam Jam "]
[/caption] [caption id="attachment_205199" align="aligncenter" width="384" caption="12 Dokter Umum Angkatan Pertama Pencerah Nusantara"]
[/caption] [caption id="attachment_205200" align="aligncenter" width="360" caption="Ujian IKK Hari Kedua, Masih Berkutat dengan Soal-Soal Kemasyarakatan"]
[/caption] [caption id="attachment_205201" align="aligncenter" width="200" caption="Bersama dr. Setyawati Budiningsih, MPH (Pakar Kedokteran Komunitas) Belajar Sejarah Lahirnya
DOKTER INDONESIA"]
[/caption] Bagi saya yang sudah lama berada di
Pedalaman Sumba bercengkrama dengan malaria, mempelajari kembali tiga hal tersebut tentunya butuh waktu. Â Namun, bukan Pencerah Nusantara namanya jika tidak dapat mengatasi berbagai kondisi mendadak yang membutuhkan penanganan cepat. Yah, para Dokter Umum saya rasa tidak belajar dalam waktu yang cukup selama berminggu-minggu namun kami berusaha mengerahkan segala kemampuan terbaik agar lolos seleksi Kompetensi
Medis tersebut. [caption id="attachment_205202" align="aligncenter" width="448" caption="Ketegangan Ujian Obgyin Terpancar dari Muka Dokter Umum"]
[/caption] [caption id="attachment_205203" align="aligncenter" width="448" caption="Rasanya seperti Melayang ketika Benar-Benar Diuji Kandungan"]
[/caption] [caption id="attachment_205204" align="aligncenter" width="448" caption="Bersama Para Konsulen Spesialis Kandungan UI"]
[/caption] Beruntung kami tidak hanya diuji tetapi juga dipertemukan dengan banyak orang hebat untuk berbagi kisah.
Bapak Handry Satriago selaku CEO pimpinan tertinggi General Electric bahkan hadir menemani malam kami. Kami juga membahas pembiayaan kesehatan Indonesia bersama pakarnya, Prof. Hasbullah Thabrany,MD, PhD selaku Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Puncaknya adalah ketika berkesempatan makan siang bersama sekaligus berbagi cerita bersama Pr
of. Dr dr Nila Moeloek, SpM(K). [caption id="attachment_205207" align="aligncenter" width="448" caption="Bang Handry Satriago Berhasil Membius Kami Semua dalam Semalam"]
[/caption] [caption id="attachment_205208" align="aligncenter" width="397" caption="Mulailah Mendorong Mobil Anda, Begitu Pesan Bang Handry Satriago"]
[/caption] [caption id="attachment_205209" align="aligncenter" width="512" caption="Bersama Prof. Hasbullah Thabrany,MD, PhD yang Membuat Kami MELEK"]
[/caption] [caption id="attachment_205210" align="aligncenter" width="512" caption="Bersama Prof. Dr dr Nila Moeloek, SpM(K) yang Merangkul Kami Seperti Anak Kandung"]
[/caption] Tidak hanya harus menguasai bidang kesehatan dan pengobatan, kami diharuskan mempunyai mental pemimpin dan tidak memble. Â Oleh karenanya kemampuan diri tersebut digali kembali dengan mengikuti ujian psikotes bersama tim
Daya Dimensi Indonesia (DDI). Â Bukan sembarang psikotest layaknya psikotest ala PNS atau masuk perusahaan. DDI menggali inner beauty kami dengan berbagai rangkaian tes selama hampir lima jam. Â Hebatnya, waktu yang lama tersebut terasa sangat cepat ketika kami bertemu tim DDI. Â Jujur, ini test psikologis ter-ENJOY yang pernah saya ikuti namun ter-AKURAT dalam hasilnya. Â Tentu saja, karena memang DDI sudah banyak membantu beberapa perusahaan besar untuk mengembangkan kemampuan karyawannya. Kami juga dibekali ilmu memanfaatkan jejaring sosial bersama sejawat yang telah lebih dulu berhasil. Â Dr. Sophia Hage dari
@selamatkanibu berbagi kisahnya.  Dilanjutkan Dr. Yusuf, Dr. Nina, dan Dr. Widya berbagi twitter
@secondopinionID yang memberikan informsi akurat dan meluruskan berbagai rumor kesehatan. [caption id="attachment_205212" align="aligncenter" width="512" caption="Bersama Dr. Sophia Hage dalam SelamatkanIbu"]
[/caption] [caption id="attachment_205217" align="aligncenter" width="614" caption="Menimba Ilmu Twitter bersama SecondOpinionID"]
[/caption] Beruntung saat berlangsungnya seleksi bersamaan dengan acara rame-rame di Kota Tua Jakarta sehingga berjalan-jalan dan melakukan berbagai kegiatan yang meringankan otak langsung kami laksanakan. Â Yah, selesai ujian kami masih punya waktu menjelajahi Jakarta. [caption id="attachment_205214" align="aligncenter" width="448" caption="Berpose Ala Tim Dokter Umum Pencerah Nusantara"]
[/caption] Hasilnya, tepat 1 Agustus 2012 diumumkanlah
33 nama yang lolos seleksi tahap kedua. Â Anda bisa melirik ke link tersebut siapa tahu saudara atau teman Anda termasuk yang beruntung akan memperoleh pengalaman mengabdi luar biasa bersama Pencerah Nusantara. Dan dari 12 Dokter Umum, inilah 8 yang akan mengabdi di Pencerah Nusantara.
- dr. A.A Dwi Wulantari ( Universitas Udayana)
- dr. Darsuna Mardhiah (Universitas Sriwijaya)
- dr. Hafidhaturrahmah (Universitas Jenderal Soedirman)
- dr. Harika Putra ( Universitas Udayana)
- dr. Muhammad Riedha ( Universitas Indonesia)
- dr. Shafhan Dustur (Universitas Syah Kuala)
- dr. Stefani Christanti (Universitas Airlangga)
- dr. Yurdhina Meilissa (Universitas YARSI)
Para Tim Pencerah Nusantara ini nantinya masih akan dibekali dengan berbagai macam ilmu sehingga membutuhkan pelatihan enam minggu yang dimulai 10 September 2012 mendatang. Â Rencananya TIM Pencerah Nusantara akan diberangkatkan ke tujuh lokasi tersebut bersamaan dengan Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2012 mendatang. Tulisan ini khusus saya dedikasikan untuk EMPAT sahabat sejawat dokter yang belum dapat menemani kami begabung dalam Pencerah Nusantara. Â Keempatnya telah memberi warna khusus bagi kami ketika menjalani kebersamaan seleksi di Jakarta. Â Mereka akan selalu jadi keluarga besar TIM PENCERAH NUSANTARA- DOKTER UMUM ANGAKATAN PERTAMA UNTUK KAMI Terima kasih untuk:
dr. Ritom Subantar Banyumukti (Universitas Taruma Negara)
dr. Erik Suhendra (Universitas Sumatera Utara)
dr. Liza Pratiwi Indrawan (Universitas Indonesia)
dr. Tofan Halim (Universitas Sultan Agung)
Mari terus dukung kami dalam program Pencerah Nusantara di www.pencerahnusantara.org atau bergabung bersama di FB: Pencerah Nusantara dan twit kami di @pencerahnusa Salam Pencerah Nusantara dr.Hafiidhaturrahmah @avista_nada
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Healthy Selengkapnya