Aku Maharani Larasati, Aku punya Maha Lara
Tahukah engkau Serayu
jika kau merindu
Bujangan-bujangan Kalibata merindumu
Tahukah engkau Serayu
jika kau meragu
Bujangan-bujangan tak lagi menempelkan di hatinya
bahwa mereka mau
Bujang tak mau diragu
Bujang tak mau didua
Tapi Serayu lirihlah pelan:
Bujang itu suka meragu
Bujang itu suka mendua
Tahukah engkau Seroja
Berapa lelaki yang memuja
Tapi berapa lelaki yang kau puja
Tapi buih hatimu dalam cinta
tetap oh tetap meraja
Tapi Ema bilang nikahi saja
tetap oh tetap karena harta
Lirih, lirihlah Seroja, sampai ke tanah Kamboja
atau kalau perlu, ikuti jejak Nurbaya
Memecah nyawa untuk cinta,
seperti Tuhan menciptakanmu dengan berat asa
Betapa indah hidup dengan cinta,
dan betapa cerah juga tak perlu digores bilur cinta
Tahukah engkau Kirana
Dari tadi kau alunkan dawai memelas senja
Tapi tak ada bujang menyapa
yang ada hanya laki beristri yang manis kau ingat juga
Kiranya, Kirana
Kau terlalu sempurna
Hingga mati ditelan keseriusan cinta
Payungi sajalah aku, dara-dara saudara tanah Sumatera
Karena dari tadi yang melingkarkan cincinnya di jari manisku
Hanyalah angin perawan tua
Aku belum ditakdirkan
Untuk berselimut dengan kekasih di kala senja
Berhiaskan kata-kata pujangga
Bandung, ruang Sejarah
9 Juni 2011
08:45:25 WIB
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H