Mohon tunggu...
Avinindita Nura Lestari
Avinindita Nura Lestari Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Kelahiran '97. Suka menulis puisi sejak TK. Melankolis.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bang Soem

16 Maret 2012   14:47 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:57 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Lirikkan mata samuraimu, Soemirno
Bahkan ketika raja langit bersinar terang
Dan tak bisa lagi tatapmu menyala lalu merangsang

Tapi kau cinta lamaku, Bang Soem
Ngomong-ngomong katanya sudah almarhoem
Tak boleh lagi diharap datang
Karena rindu dan tulusnya tak akan senyaman awal rindu dalam peluk petang

Mungkin kau sudah bosan dengan bualan syair kelabuku
Tapi seperseratus selku terus berkiblat pada sinarmu
Meski telah kau tumpahi air gorong hinga derajatku bagai cucurut bau
Akulah pengecut yang tak mau mengaku namun terus mengigau namamu

Di bawah lampu disko, ku menari namun tak bergoyang, karena bayangmu yang tak kau hentikan
Di bawah gelap malam, aku berandal jadi galau jadi judi jadi ingusan
Tolong elap umbel-umbelku, jika itu inginku tuk membuatmu lebih hina
Biarkan aku tak merasamu, biar aku menang sekali saja
Setelah tercecoki otakku dengan gengsi dan kecewa di dekat kuil gong Februari
Ketika engkau bermufakat terhadap dirimu sendiri untuk sudahilah kita sudahi

Tapi ketika kau bilang sudahi kau ludahi aku juga
Kutampung ludahmu dalam kendi hingga berbau kotor jelaga kusimpan kukenang jua
Lebih baik kau sakiti diriku lagi saja
Lebih baik aku terinjak-injak dalam iring-iringan Barongsai Februari saja
Karena sekarang aku sudah lupa bagaimana rasanya jatuh cinta
Sedang mencari penggantimu saja niatnya sia-sia
Seperti menyeruput Mee Sua tanpa air rebusannya

Bandung. 26 Oktober 2011.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun