Tangan ini dingin , begetar , dada mulai sesak , emosi tak tertahan  marah , sedih, kecewa ... menjadi  satu. Menjadi luka yang sangat perih di dalam  bagian tubuhku yang  mana tidak terlihat seperti luka lainya bukan lebam, bukan sobek.
Hanya siputih bening yang mulai jatuh dari kedua mata ini lah sebagai tanda dan orang lain mengerti seberapa besar luka ku yang tak terlihat ini .Â
Mulai merebahkan tubuh mengatur posisi untuk meratap'i nasib ini aku berfikir tanpa henti seolah menyalahkan takdir membaca- baca masa depan seolah aku yang kuasa. Nafas tersenggal -senggal Membaca hal yang bersifat fana namun nyata memberi luka di layar kecil ini.
 Hancur membayangkan jika dengan yang lain kmu bisa bahagai bertukar emosi sangat baik . mengaca dengan ku hal yang terjadi terbalik 90%
Apakah kurang masa mengenal kita? Apa kekurangan ku meyebabkan kau seperti ini? Apa aku tak secantik dia? Apa aku tak mengerti dirimu seperti dia ? Â Apa perjuangan ku kurang ? Pertanyaan itu melayang- layang.
Kau memohon untuk aku tidak pergi hanya sebatas kau merasa bersalah untuk saat ini. Tidak ada kata" yang meyakin kan ku , kau ingkar  dan kau membagi perasaan mu untuk ku dan dia.
Tak adil untuk aku yang bertahan sampai saat ini dia yang kau ratukan.
Aku tak ingin melihat jalan lain selain aku. Tapi aku ikhkas aku mulai menerima mungkin kamu memang untuknya.TIdak ada lagi hal yang akan kita lakukan bersama seperti biasanya hanya sekedar bertengkar membuatku merindukan mu semakin dalam  , belasan panggilan masuk dariku yang menganggumu, pesan yang panjang memberi pengertian tentang perasaan ku yang sangat kau benci itu. Tidak akan ada lagi  dan aku yakin dirimu tidak merindukan itu juga.
Dan aku mulai belajar memahami diriku dengan mandiri , tanpa dirimu merubah impian ku lagi karena sebelumnya impian ku bersama mu.Â
Berat sangat berat tapi kau tau kaca yang sudah hancur takbisa kembali utuh, aku yakin kau memohon hanya saat ini sedangkan perasaan mu bergejolak .
Terimakasih untuk mu 4,1/2tahun bersama :)