Satu kata untuk kursus ini: Strategis! Mengapa? Pertama, karena departemen ini belajar tentang kegiatan yang harus selalu ada dalam kehidupan manusia. Yak, komunikasi! Bahkan makhluk hidup lain juga berkomunikasi bahkan dengan cara dan bahasa yang berbeda dari manusia. Yah, komunikasi juga merupakan salah satu cara manusia bertahan hidup.
Oleh karena itu, salah satu aksioma atau fakta yang tidak dapat disangkal dalam ilmu komunikasi adalah "kita tidak dapat berkomunikasi" (kita tidak dapat berkomunikasi).Â
Komunikasi adalah proses yang dilakukan oleh seseorang untuk dapat menyampaikan makna pesan yang ada pada dirinya sendiri kepada pihak lain dengan suatu tujuan. Oleh karena itu, semua orang harus berkomunikasi! Entah itu untuk memenuhi kebutuhan sebagai makhluk sosial atau bahkan hanya untuk berbicara kepada diri sendiri (komunikasi intrapersonal).
Kedua, mengapa ilmu komunikasi merupakan ilmu strategis? Karena ilmu komunikasi selain melibatkan manusia sebagai aktor utama dalam kegiatan mereka, juga berurusan dengan media. Media menjadi sarana komunikasi yang tidak ada kematian. Karena media akan terus berkembang untuk menemani era bergulir. Apalagi sekarang, di era digital, media komunikasi begitu beragam jenis dan bentuknya.
Media komunikasi bahkan dapat dianggap sebagai salah satu kebutuhan utama masyarakat abad ini. Itu sebabnya, ilmu komunikasi menjadi ilmu strategis. Apa yang dipelajari dan dipelajari adalah hal-hal yang akan terus berlanjut sepanjang hidup manusia.
Ketika saya pertama kali memasuki departemen komunikasi, ada beberapa pandangan dan wafel dari sini dan di sana yang saya dapatkan bersama. Ada dua hal yang paling berkesan, yaitu:
1. Mengapa kita belajar ilmu komunikasi, orang kita sehari-hari juga berkomunikasi?
2. Anda adalah anak dari ilmu komunikasi? Yah, pandai berbicara! Wow, pintar nge-lobby dong! Yah, baiklah, nego dong! Wah, wah, dan wah lainnya terkait dengan keterampilan berbicara lisan.
Menanggapi komentar-komentar itu
Komentar pertama, pada awalnya saya merasa agak sedih dan 'menganggap sebelah mata' tentang departemen yang telah saya pilih. Untuk komentar kedua, saya juga merasa sedih, karena saya secara pribadi sadar bahwa saya adalah seorang introvert. Jauh dari keterikatan dengan jalan. Sementara orang berpikir bahwa setiap komunikasi anak adalah anak yang keren dan baik dalam hal pengolahan lisan. Saya merasa terpental dari kualifikasi yang diharapkan masyarakat untuk berkomunikasi dengan anak-anak.
Seiring waktu, setelah mengarungi ilmu komunikasi selama hampir setahun, meski tidak begitu banyak yang saya tahu. Mungkin saya bisa mengatakan bahwa saya hanya melihat dan memahami permukaan saja. Tapi, setidaknya saya mendapat jawaban untuk dua komentar yang saya ceritakan sebelumnya.