Penulis memiliki kisah dari salah seorang kerabat yang pernah KKN di tempat terpencil
Dia mengatakan bahwa lebih enak KKN virtual seperti saya, padahal kalau virtual kurang seru menurut saya.
Alkisah, berawal dari pemberangkatan menuju tempat tersebut sudah banyak kejadian yang ganjil
Bus yang ia tumpangi, dan kursi yang kawan saya duduki ini banjir padahal sedang tidak hujan
Sebut saja kawan saya ini bernama Mekar
Mekar duduk di paling pojok, matanya sulit terpejam. Tiba-tiba tetesan air membuat hatinya gusar
"Kan tidak hujan, kok basah ya?" tanyanya yang kemudian memanggil seorang kenek bus.
"Mas, mas ini kenapa ya kursi saya begini," ucapnya.
"Maaf Mbak atas ketidaknyamanannya, Mbak boleh pindah posisi,"jawabnya dengan nada lembut.
Akhirnya Mekar duduk di depan sampai busnya berhenti di sebuah rumah makan pada malam harinya.