Guru terbagi tiga ialah guru tangtu ialah guru yang melahirkan kita (orang tua), guru bantu ialah orang yang membantu atau memfasilitasi untuk mengenal berbagai kehidupan,pengetahuan, perilaku serta karakter (guru di sekolah), dan guru khusyu ialah orang yang mambantu atau memfasilitasi kita untuk dekat kepada Allah SWT (mursyid). Â
Sebagai murid dan anak kita harus menghormati ketiga guru tersebut karena guru memiliki kedudukan tertinggi menurut Ahmad Syauqi mengatakan "berdirilah untuk guru dan penuhilah hak penghormatanya. Hampir-hampir saja guru itu menjadi seorang rasul." maka hal tersebut kita harus hormat kepada guru karena guru mempunyai kemuliaan, kedudukan mulia seorang guru seiring dengan niat yang tulus dalam menjalankan tugasnya.Â
 Seorang guru, berperan besar dalam ikhtiar siswa menuju pribadi yang berakhlak, mandiri, dan cerdas. maka hal tersebut saya bangga menjadi mahasiswa calon guru.  Jasa guru sangatlah luar biasa hal tersebut bisa dirasakan oleh para muridnya.Â
 Satu syair populer yang kerap kita dengar. Syekh Habib Umar Muhdhar bin Abdurrahman Assegaf menggubah lagu yang berjudul "Man Ana"  yang awalnya berbunyi, "man ana man ana, man ana laulakum" artinya "siapakah diriku siapakah diriku, siapakah aku kalau tiada bimbingan kalian (guru) baris pertama cukup memerlihatkan besarnya jasa guru. Tanpa mereka, kita bukan siapa-siapa.Â
Mengapa guru diposisikan sebagai profesi yang mulia?? karena guru sebagai orang yang dikaruniai ilmu oleh Allah SWT dan ilmunya dia menjadi perantara manusia yang lain untuk mendapatkan, memperoleh kebaikan dunia dan akhirat.alasan islam menempatkan guru di posisi sangat mulia, identik dengan ungkapan pahlawan tanpa tanda jasa. namun, kenyataanya gurulah yang paling memberi jasa dalam kehidupan manusia menjadi orang mulia dan terhormat. Â
Seorang guru hendaklah tidak membanggakan diri atas kemuliaan posisinya karena akan membawanya kepada sikap ujub, artinya mengagumi diri sendiri yang berujung menimbulnya kesombogan karena Allah SWT tidak menyukai orang- orang yang sombong dan akan mengangkat derajat yang bertawadhu.Â
Seorang guru bersikap keras dan kejam sangat tidak dibolehkan hal tersebut berpengaruh terhadap perilaku peserta didik, contohnya dapat kita ambil dari murid yang tidak berani jujur dengan mengatakan apa adanya kepada gurunya yang keras kepada mereka yang bersalah. Akibatnya,murid memilih berbohong supaya selamat dari kemarahan gurunya.Â
Dalam kondisi apapun guru di sekolah hendaknya harus bersikap wajar terhadap murid- muridnya, jangan terlalu keras atau terlalu lembut. karena sikap terbaik seorang guru adalah yang sesuai dengan situasi dan kondisi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H