Terdapat beberapa solusi alternatif yang dapat menjadi jalan tengah bagi tantangan ini. Solusi pertama adalah dengan membuka kesempatan bagi OMS untuk menjadi mitra dalam menciptakan program dan kegiatan edukatif di museum dalam memberikan pengalaman pembelajaran yang menyenangkan. Sebagai gantinya, OMS dapat memiliki kuota penggunaan ruang serbaguna untuk kegiatan yang berfungsi sebagai ruang perjumpaan bagi masyarakat dari berbagai latar belakang untuk bertemu dan berteman sambil memperkenalkan program dan pameran yang dimiliki museum.
Solusi kedua adalah mengoptimalkan program kerelawanan masyarakat di museum. Museum dapat bermitra dengan berbagai OMS, sekolah, universitas dan perusahaan untuk merekrut relawan dan mengelola program kerelawanan yang sesuai dengan kebutuhan. Program kerelawanan yang dikelola dengan baik dapat menjadi sarana edukasi yang efektif dan wadah untuk berbagi, juga dapat meningkatkan efisiensi biaya operasional perekrutan pegawai sehingga tidak perlu mengandalkan penyewaan ruang serbaguna untuk menutupi biaya tersebut.
Solusi ketiga adalah memaksimalkan sumber pendanaan lain agar memungkinkan museum mengalokasikan penggunaan ruang serbagunanya bagi OMS. Salah satu skema pendanaan museum yang dapat dipelajari adalah skema yang digunakan oleh museum-museum di Amerika yang sebagian besar berstatus sebagai organisasi nirlaba. Pada umumnya, mereka memiliki empat sumber pendanaan, yaitu hibah pemerintah, sumbangan pribadi, pendapatan yang diperoleh, dan pendapatan investasi. Penyewaan ruangan dan tiket masuk atau tiket pameran khusus adalah bagian dari sumber pendanaan pendapat yang diperoleh, namun mereka masih memiliki tiga sumber pendapatan lainnya yang dapat melengkapi.
International Council of Museums mendefinisikan museum sebagaiÂ
"lembaga permanen nirlaba yang memiliki fungsi pelayanan masyarakat untuk meneliti, mengumpulkan, melestarikan, menafsirkan, dan memamerkan warisan berwujud dan tidak berwujud. Museum terbuka untuk umum, mudah diakses, dan inklusif, serta menumbuhkan keragaman dan keberlanjutan. Mereka beroperasi dan berkomunikasi secara etis, profesional dan dengan partisipasi masyarakat, menawarkan beragam pengalaman untuk pendidikan, kesenangan, refleksi dan berbagi pengetahuan."Â
Mari jadikan definisi tersebut sebagai mimpi dan cita-cita yang dapat diwujudkan oleh museum-museum yang ada di Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H