Mohon tunggu...
Avhiez Kurniawan
Avhiez Kurniawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Lampung, mendapat sertifikat dari UniAthena dengan mengambil course Executive Diploma in Business Communication

Seorang penulis lepas yang ingin membagikan ilmunya dan pandangannya kepada masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mahasiswa Aktivis: Persepsi Publik Antara Harapan dan Tantangan

25 Januari 2025   01:30 Diperbarui: 25 Januari 2025   00:42 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber: https://eventkampus.com/blog/detail/2071/8-keistimewaan-saat-kamu-jadi-mahasiswa-aktivis)

Mahasiswa sering kali disebut sebagai agen perubahan, kelompok yang memiliki idealisme tinggi dan keberanian untuk menyuarakan aspirasi masyarakat. Di tengah peran ini, muncul dua sisi persepsi publik terhadap mahasiswa yang aktif dalam organisasi dan kegiatan aktivisme. Ada yang mengapresiasi peran mereka, namun tak sedikit pula yang memberikan kritik. Bagaimana sesungguhnya masyarakat memandang mahasiswa aktivis ini?

Harapan Publik terhadap Mahasiswa Aktivis

Banyak masyarakat melihat mahasiswa aktivis sebagai harapan masa depan bangsa. Aktivisme mereka dianggap sebagai bentuk kepedulian terhadap isu-isu sosial, politik, dan lingkungan yang sering kali diabaikan. Mereka berdiri di garis depan untuk memperjuangkan hak-hak rakyat kecil, melawan ketidakadilan, dan menyuarakan perubahan yang lebih baik.

Harapan ini juga didasarkan pada keyakinan bahwa mahasiswa, dengan akses mereka terhadap pendidikan dan wawasan yang lebih luas, memiliki kemampuan untuk membawa solusi inovatif bagi permasalahan masyarakat. Tidak sedikit masyarakat yang merasa bangga melihat mahasiswa turun ke jalan untuk memperjuangkan keadilan atau menginisiasi gerakan sosial yang bermanfaat.

Tantangan dalam Persepsi Publik

Di sisi lain, ada tantangan besar yang dihadapi mahasiswa aktivis dalam membangun citra positif di mata publik. Beberapa masyarakat menganggap aktivisme mahasiswa tidak lebih dari sekadar tindakan simbolis yang kurang memberikan dampak nyata. Kritik juga muncul terkait cara mereka menyampaikan aspirasi, seperti demonstrasi yang terkadang berujung pada kericuhan atau tindakan yang dianggap mengganggu ketertiban umum.

Selain itu, stigma bahwa mahasiswa aktivis sering mengabaikan akademik juga masih melekat. Sebagian orang mempertanyakan kemampuan mereka untuk menyeimbangkan antara tanggung jawab sebagai mahasiswa dan peran mereka sebagai aktivis. Hal ini menjadi tantangan besar yang harus dijawab oleh para mahasiswa untuk membuktikan bahwa mereka tidak hanya vokal, tetapi juga kompeten dalam menjalankan tanggung jawab lainnya.

Menciptakan Sinergi antara Aktivisme dan Akademik

Agar dapat memenuhi harapan publik sekaligus mengatasi tantangan yang ada, mahasiswa aktivis perlu menunjukkan bahwa mereka mampu menjadi teladan dalam berbagai aspek kehidupan. Sinergi antara aktivisme dan akademik menjadi kunci utama. Dengan prestasi akademik yang baik, mahasiswa dapat membuktikan bahwa aktivisme tidak menghalangi mereka untuk berkontribusi secara intelektual.

Selain itu, pendekatan yang lebih strategis dalam menyampaikan aspirasi juga perlu diterapkan. Aktivisme yang berbasis data dan fakta akan lebih mudah diterima oleh masyarakat luas, dibandingkan dengan sekadar retorika atau tindakan impulsif. Mengedepankan dialog, diskusi konstruktif, dan kolaborasi dengan berbagai pihak akan memperkuat posisi mahasiswa aktivis sebagai agen perubahan yang kredibel.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun