Mohon tunggu...
Avhiez Kurniawan
Avhiez Kurniawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Lampung, mendapat sertifikat dari UniAthena dengan mengambil course Executive Diploma in Business Communication

Halo! Saya seorang penulis lepas yang memiliki ketertarikan mendalam pada dunia otomotif, teknologi, dan sejarah. Hobi saya menulis memberi saya ruang untuk berbagi perspektif dan ide-ide baru, terutama dalam membahas berbagai peristiwa sejarah yang sering kali menjadi inspirasi saya. Selain itu, saya juga gemar mengeksplorasi perkembangan teknologi terkini dan bagaimana hal itu memengaruhi kehidupan kita sehari-hari, serta menikmati diskusi seru seputar dunia otomotif. Dalam menulis, saya dikenal sebagai seseorang yang analitis, penasaran, dan senang menggali detail untuk mendapatkan pemahaman yang lebih luas. Saya percaya bahwa setiap cerita, baik dari masa lalu maupun dari kehidupan sehari-hari, memiliki nilai untuk disampaikan.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Opini Publik dan Strategi Komunikasi Politik: Siapa Yang Mengendalikan Narasi?

22 Januari 2025   01:32 Diperbarui: 22 Januari 2025   00:31 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(https://id.lovepik.com/image-380578092/political-cartoon-for-business-background-vector-clipart-gesture-font.html)

Pertanyaan utama yang muncul adalah, siapa sebenarnya yang mengendalikan narasi politik? Jawabannya tidak sesederhana yang dibayangkan. Terdapat berbagai aktor yang berperan dalam pembentukan narasi, termasuk:

  1. Politisi dan Tim KampanyePolitisi dan tim mereka sering menjadi sumber utama narasi politik. Dengan menggunakan data survei dan analisis opini publik, mereka merancang pesan yang dirancang untuk menarik perhatian dan mendukung agenda mereka.

  2. Media MassaMedia tradisional masih memegang peran penting dalam membentuk opini publik. Pilihan berita yang diliput, sudut pandang yang diambil, dan cara penyajian informasi dapat memengaruhi cara masyarakat memahami isu politik.

  3. Media Sosial dan InfluencerDi era digital, siapa pun dapat menjadi pembuat narasi. Influencer, selebritas, dan bahkan warga biasa dapat menciptakan konten yang viral dan memengaruhi opini publik.

  4. Masyarakat Itu SendiriDalam banyak kasus, narasi politik juga dipengaruhi oleh percakapan antarwarga. Diskusi di komunitas, grup WhatsApp, atau forum daring sering kali menjadi tempat lahirnya opini-opini yang berkembang di masyarakat.

Menjaga Integritas Narasi

Dalam upaya mengendalikan narasi, ada risiko penyalahgunaan informasi. Penyebaran berita palsu (hoaks), manipulasi data, dan kampanye hitam dapat merusak kepercayaan publik terhadap institusi politik. Oleh karena itu, penting bagi semua aktor politik untuk mengedepankan transparansi dan etika dalam komunikasi mereka.

Penutup

Opini publik dan komunikasi politik adalah dua sisi dari mata uang yang sama. Sementara politisi dan media berupaya membentuk narasi, masyarakat juga memiliki tanggung jawab untuk menjadi konsumen informasi yang kritis. Dengan demikian, pengendalian narasi bukan hanya soal siapa yang berbicara lebih keras, tetapi juga soal bagaimana kita bersama-sama menjaga kualitas demokrasi melalui dialog yang sehat dan berbasis fakta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun