Permasalahan yang paling sering ada di housekeeping adalah "kebersihan" secara keseluruhan. Kebersihan yang lebih spesifik sangat berpengaruh terhadap kepuasan tamu. Salah satunya kebersihan kamar, dan apabila ditelusuri lebih lanjut  tentang salah satu pertanda permasalahan kebersihan kamar suatu hotel tidak lain yaitu adanya bedbugs alias kutu busuk. Â
Keparahan dari kutu busuk ini akan lebih melebar lagi apabila sudah ditemukan tamu korban atas bedbugs ini yang kemudian complain kepada manajer houskeeping. Bedbugs atau kutu busuk adalah serangga kecil yang bertahan hidup dengan cara menghisap darah.Â
Bedbugs juga dikenal dengan kutu kasur karena kutu ini seringkali hidup di kasur, rangka kasur, atau tempat sekitar kasur. Kutu ini keluar pada malam hari dan sering sekali menghisap darah orang yang sedang tertidur. Area yang digigit juga akan terasa gatal atau perih seperti sensasi terbakar.Gigitan kutu busuk mungkin tidak menyebabkan atau terlambat memicu rasa gatal pada seseorang.Â
Selain itu, beberapa orang juga memiliki kekebalan tubuh yang baik, sehingga tidak bereaksi terhadap bekas gigitan kutu. Untuk sebagian orang lainnya, gigitan kutu busuk bisa memberikan reaksi alergi, sehingga menyebabkan gatal parah, lepuh, ataupun gatal-gatal. Gigitan kutu busuk yang intens dapat menyebabkan infeksi kulit sekunder pada kasus yang parah.
Permasalahan ini tentunya menjadi permasalahan kompleks di industri perhotelan khususnya housekeeping. Hotel menjadi risiko infestasi kutu busuk karena memiliki mobilitas pergantian hunian yang tinggi.Â
Dari beberapa kasus diantaranya pihak manager hotel memberikan solusi penyelesaiannya yang tidak tuntas. Hanya diselesaikan dengan meminta maaf dan memberikan complimentary bisa berupa bingkisan atau complimentary room. Penyelesaian yang dipilih tanpa ditindak lanjuti dengan:
- Training pegawai yang komprehensip dan aplicable secara berkesinambungan.
- General cleaning yang teratur dan terstruktur  serta spesifikasi super cleaning dalam pencegahan bedbugs.
- Sanitizing pada kamar setiap hari seperti dilanjutkannya tindakan penyemprotan insektisida sesuai dengan standar prosedur yang diteruskan ke setiap kamar dengan melibatkan sebanyak mungkin pegawai dari setiap departemen.
- Supervisi atas quality control yang berlapis dikarenakan Kutu busuk seringkali sulit untuk diberantas, karena tempat persembunyiannya sulit diakses.
- Reporting system yang responsip.
- Handling complain yang tuntas.
Perlu ditambahkan, semua kegiatan itu perlu didokumentasikan baik secara tertulis maupun secara virtual. Dokumentasi tertulis dijadikan bahan masing masing departemen untuk membuat SOP, JUKLAK dan JUKNIS.
Dokumentasi virtual bisa dijadikan untuk bahan marketing tools seperti mempromosikan penanganan kebersihan hotel.
Demikian pula dokumentasi penanganan tamu complain, harus di tindak lanjuti dengan sales call.
Apabila permasalahan tersebut hanya diselesaikan dengan permintaan maaf saja tidak dengan solusi yang tuntas, Maka akibatnya akan parah, mungkin bisa saja sampai hotel itu akan berhenti beroperasi karena semakin ditinggalkan tamu. Pada kenyataannya setiap tamu akan semakin teliti mencari kekurangan dan kesalahan pihak hotel.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H