Mohon tunggu...
Money

Mengintip Kondisi Sektor Agrobisnis dan Agrowisata di Tujuh Desa Terpilih

16 November 2018   13:12 Diperbarui: 16 November 2018   15:22 449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Desa Jarangan yang notabenya berada di wilayah pesisir pantai  memiliki potensi berupa daerah aliran sungai, hutan mangrove, dan areal pertambakan. Tiga potensi tersebut memungkinkan industri perikanan  tangkap dan budidaya berlangsung dengan keberlanjutan. Daerah aliran sungai dimanfaatkan oleh para nelayan sebagai tempat untuk memancing  sekaligus sarana transportasi ke laut. Di sekitar sungai, ditanami  pohon-pohon mangrove yang menurut nelayan mampu memberikan kontribusi  menanggulangi abrasi. 

Keberadaan dari mangrove ini juga dirasakan oleh petani tambak, mereka menyatakan adanya hutan mangrove mengantisipasi  adanya banjir yang terjadi. Mangrove juga berpotensi untuk diolah dalam  bentuk produk olahan, seperti misalnya kopi, keripik, dan sirup  mangrove. Adanya mangrove, aliran sungai, dan kawasan pertambakan tersebut telah dibingkai oleh Pokdarwis Desa Jarangan sebagai satu  destinasi wisata edukasi.

Sementara itu, Desa Podokoyo terletak di Kawasan Taman Nasional Bromo  Tengger Semeru memiliki potensi pertanian kentang yang melimpah. Di desa yang mayoritas warganya bersuku tengger ini memiliki kentang dengan  kualitas yang cukup baik. Sehingga kentang dari Desa Podokoyo mampu berekspansi ke pasar-pasar luar kota. Masyarakat desa ini juga cukup  kreatif dalam mengolah produk kentang. Mereka juga membuat batik khas Suku Tengger yang rencananya akan dijadikan icon ketika ada  pengunjung berwisata. Desa Podokoyo menyatakan telah siap untuk  memanfaatkan segala potensinya menjadi destinasi wisata berbasis  lingkungan, salah satu yang akan menjadi andalan nantinya adalah Bromo Fun Tracking.

Bergeser pada Kawasan Gunung Arjuna terdapat salah satu desa dengan  perkembangan bisnis agrobisnis dan agrowisata yang terus membaik. Desa Jatisari merupakan desa yang memiliki potensi pertanian, baik yang  konvensional maupun dibalut dengan inovasi. Salah satu inovasi yang  telah digiatkan adalah adanya KRPL. Inovasi ini telah berhasil mengajak  masyarakat untuk bertani dengan media tanam efektif dan efisien.  Pertanian konvensional Desa Jatisari telah dipercantik menjadi sebuah  lokasi destinasi wisata. Seperti misalnya petik durian dan kawasan  kampung agropukat. Selain itu, Desa Jatisari juga memiliki destinasi  wisata alam Kalikajar yang menawarkan konsep wisata bumi perkemahan dan  penjelajahan.

Progress kondisi faktual dari desa klaster II tidak lepas  dari keberhasilan kelompok masyarakat yang tergerak untuk mengembangkan  agrowisata dan agrobisnis desanya. Gerakan partisipatif tersebut mampu  memberikan dampak yang signifikan terhadap pembangunan. Masyarakat lebih  mengetahui infrastruktur yang perlu untuk dibenahi dan dibangun.  Ditambah lagi, dengan adanya kegiatan partisipasi tersebut masyarakat  memiliki kesadaran dalam memanfaatkan dan menjaga sektor yang telah  dibangun dan dikembangkan.

Keberhasilan Desa Klaster III    

Desa klaster III terletak di dua kawasan yang saling berseberangan.  Desa Jatiarjo terletak di lereng Gunung Arjuno sementara Desa Kalipucang terletak di lereng Gunung Semeru. Keduanya memiliki kemiripan dalam hal  potensi agrowisata dan agrobisnis. Namun demikian, karakter wilayah dua  desa ini sangat kontras. Pun demikian dengan kondisi sosial  kemasyarakatannya. Kelompok pemuda menjadi institusi penggerak  pembangunan dan inovasi di Desa Jatiarjo. Sementara di Desa Kalipucang,  derasnya dukungan pemerintah berhasil memacu masyarakat untuk tergerak mengembangkan sektor agrobisnis dan agrowisata.

Di Desa Jatiarjo Kampung Kopi telah menjadi brand image yang  membuat desa ini kini semakin banyak dikunjungi oleh berbagai  wisatawan. Pusat lokasi kampung kopi terletak di Dusun Tonggowa dengan  diisi oleh caf-caf, pendopo, dan ruang publik. Pusat  perkebunan kopi terletak di atas di lereng gunung Arjuna yang lokasinya  dapat ditempuh kurang lebih 30 menit perjalanan. Wisatawan yang  berkunjung dapat menikmati pemandangan Gunung Arjuna sekaligus edukasi  perkebunan kopi. Mereka juga dapat menikmati proses belajar mengolah  kopi di kampung kopi. Destinasi wisata kopi di Desa Jatiarjo didukung  dengan beragam aktivitas destinasi wisata lainnya seperti kegiatan out bond, perkemahan, dan destinasi Taman Safari Prigen.

Desa Kalipucang yang dulunya hanya terkenal dengan Kampung Susu, kini  telah berhasil menjadi desa wisata dengan memiliki keragaman destinasi. Kini desa yang terletak di Kecamatan Tutur ini memiliki beragam  destinasi seperti Air Terjun Sumber Nyonya, bukit tumang, dan wahana  trail. Tidak hanya itu, Kalipucang juga memiliki ragam produk olahan  hasil pertanian mereka seperti kopi dan aneka keripik. Pengembangan  wisata dan aneka olahan hasil pertanian tersebut telah memberikan dampak  yang signifikan bagi ekonomi masyarakat, khususnya yang tergerak dalam  dua sektor tersebut. Adanya destinasi wisata baru, melengkapi keberadaan  Kampung Susu yang telah lama menjadi Icon Desa Kalipucang.

Kondisi terkini dari ketujuh desa terpilih di atas memiliki kesamaan  sekaligus keragaman. Benang merah yang dapat ditangkap adalah ketujuh  desa memiliki sektor agrobisnis dan agrowisata yang sangat berpotensi  untuk dikembangkan. Pengembangan potensi akan dilakukan melalui kegiatan pemberdayaan yang dilakukan dengan tujuan untuk memberikan pengetahuan  kepada masyarakat dan stakeholder desa mengenai dua sektor  utama. Keragaman yang dimaksud terjadi dikarenakan tujuh desa terpilih  berada di wilayah yang terdiri dari empat kawasan, yakni kawasan Lereng  Arjuna, kawasan Bromo Tengger Semeru, kawasan dataran rendah, dan  pesisir utara menunjukkan adanya karakter wilayah yang berbeda.

Komunitas Averroes yang bekerjasama dengan Sampoerna untuk Indonesia  telah berkomitmen bersama tujuh desa terpilih untuk mengembangkan sektor  agrobisnis dan agrowisata melalui Program PADI III. Komitmen tersebut  telah disepakati melalui nota kesepahaman bersama yang ditandatangani  pada saat kegiatan singkronisasi program. Diharapkan dari adanya  kesepahaman tersebut pembangunan ekonomi perdesaan yang diinginkan oleh  masyarakat dan pemerintah dapat tergapai dengan baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun