Kertas Fiber Tomat:
Banyak dari kita tidak mengetahui, ternyata negeri kincir angin memiliki sektor agrikultur sebagai sektor andalannya. Salah satu produk suksesnya adalah tomat asli belanda. Pada tahun 2017, tercatat Belanda menghasilkan 910 juta kilogram buah tomat dan diekspor ke seluruh dunia.Â
Berbeda dengan tomat yang tumbuh di Asia, tanaman tomat belanda memiliki batang yang tinggi hingga 9m, dan pada batang yang panjang ini tumbuh daun yang sangat banyak. Akibatnya dedaunan ini dapat menghalangi buah tomatnya itu sendiri, khususnya dari sinar mathari.Â
Maka dari itu, petani tomat harus mengambil daun-daun itu dengan cara manual agar buah tomat yang masih hijau berubah menjadi matang berwarna merah.Â
Sayangnya, para petani tidak dapat memanfaatkan daun-daun tomat sehingga dedaunan tomat ini akan jadi residu atau sampah yang kemudian dibakar atau dibuang begitu saja.Â
Hingga tahun 2018, Ir. Edwin Keijsers dari Institut Wageningen Food & Biobased Research menyatakan bahwa daun tomat ini yang berupa produk sampingan ini dapat dimanfaatkan kandungan fiber-nya (Fiber = serat). Alasannya, ternyata daun tomat  lebih mudah diolah jadi pulp daripada kayu dengan menggunakan metode mechanical pre-treatment.Â
Energi yang diperlukan juga lebih sedikit untuk menghasilkan pulp dari serat tomat dibanding dari kayu. Kualitas serat tomat ini juga dinyatakan dapat diterima oleh perusahaan kertas, seperti contohnya perusahaan Schut Papier.Â
Proses produksinya cukup sederhana. daun yang terkumpul dibersihkan kemudian digiling menjadi pulp. Pulp ini nantinya dicampur bahan-bahan aditif di dalam mesin bernama pulper. Kemudian dari pulper dicetak menjadi kertas dengan bentuk yang diinginkan.Â
Di skala global, 1 dari setiap 3 pohon yang ditebang diolah menjadi bubur kertas (pulp), yang merupakan bahan baku untuk kertas. Ini akan memberi dampak buruk terhadap biodiversitas skala global.