Mohon tunggu...
Auvi Alfiani
Auvi Alfiani Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Prodip 1 Spesialisasi Pajak BDK Balikpapan 2014

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Proud Of You, Almamaterku, Tanah Rantauku @Festival Reyog Nasional

7 November 2014   06:22 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:25 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ponorogo adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Timur, yang terkenal dengan Reyognya. Sudah tahu kan Reyog itu ? itu loo yang dulu pernah diklaim sama negara tetangga sebelah, Malaysia. Kenapa ya sampai tetangga sebelah tu naksir kebudayaan asli Indonesia ini ? patut dicari nih, apa sih yang jadi daya tariknya Reyog Ponorogo ini.

Memang, Reyog adalah sebuah tarian yang menampilkan dadak merak yang terbuat dari kulit macan dan bulu merak, yang diiringi oleh para warok yang gagah dan bermuka seram, Bujangganong yang lincah dan pemberani, Prabu Klana Sewandana, serta Jathil, prajurit berkuda yang tangguh. Tari ini diiringi gamelan jawa dan lagu-lagu yang dinyayikan oleh para senggak.

Apakah tari ini muncul tiba-tiba ? Tentu saja tidak, ada sejarah yang melatar belakanginya. Walaupun terdapat beberapa versi, namun pada intinya tari ini mengisahkan tentang Raja Ponorogo yang berniat melamar putri Kediri, Dewi Ragil Kuning, namun di tengah perjalanan ia dicegat oleh Raja Singabarong dari Kediri. Pasukan Raja Singabarong terdiri dari merak dan singa, sedangkan dari pihak Kerajaan Ponorogo Raja Kelono dan Wakilnya Bujang Anom, dikawal oleh warok (pria berpakaian hitam-hitam dalam tariannya), dan warok ini memiliki ilmu hitam mematikan. Seluruh tariannya merupakan tarian perang antara Kerajaan Kediri dan Kerajaan Ponorogo, dan mengadu ilmu hitam antara keduanya, para penari dalam keadaan "kerasukan" saat mementaskan tariannya. Hingga kini masyarakat Ponorogo hanya mengikuti apa yang menjadi warisan leluhur mereka sebagai warisan budaya yang sangat kaya. Dalam pengalamannya Reyog merupakan cipta kreasi manusia yang terbentuk adanya aliran kepercayaan yang ada secara turun temurun dan terjaga. Upacaranya pun menggunakan syarat-syarat yang tidak mudah bagi orang awam untuk memenuhinya tanpa adanya garis keturunan yang jelas. Mereka menganut garis keturunan Parental dan hukum adat yang masih berlaku.

Kita patut berbangga dan menjaga kebudayaan asli kita ini. Betapa Ponorogo ingin menunjukkan pada dunia bahwa Reyog adalah asli milik kami, kami ingin senantiasa menjaga kebudayaan asli ini, hingga mengadakan Festival Reyog Nasional (FRN) tiap tahun dalam perayaan Grebeg Syuro. Tahun ini adalah FRN yang ke XXI yang diikuti 42 peserta dari seluruh wilayah nusantara.

Saya sebagai warga Ponorogo asli yang sedang merantau menuntut ilmu di tanah Balikpapan, tidak mampu menghadirkan diri saya di tengah kemeriahan rangkaian acara Grebeg Syuro, sangat sedih, terlebih lagi almamater SMA kebanggan sayalah yang menjuarai FRN 2014 ini. Namun, ada rasa kebanggaan yang hadir untuk tanah rantau ini, Balikpapan, yang mampu meraih juara ke 6. Yeeee, selamat untuk kaliaaan, saya bangga menjadi bagian dari tempat-tempat hebat tersebut, para juara Festival Reyog Nasional 2014.

Mari kita menjaga kebudayaan Indonesia yang keren-keren ini kawan, jangan sampai kecintaan kalian yang semestinya kalian limpahkan pada negeri ini, terkalahkan oleh khas negara lain.

Wonderful Ponorogo, wonderful Indonesia. Proud of youuu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun