Sumber: Dokumentasi Pribadi.
Penyerahan Plakat Dari Perwakilan Mitra Pabrik kepada CEO Autoconz, Antonius Ali.
Yogyakarta, Kamis (30/10) -- Dalam acara Innovative Design Exhibition (INDEX) Yogyakarta bertema "SHOWCASE OF BUILDING MATERIAL TECHNOLOGY" yang digelar di MICC The Alana Yogyakarta Hotel, Autoconz bersama mitrapabrik.com memperkenalkan inovasi teknologi 3D Construction Printing (3DCP). Mengusung judul "Teknologi 3D Printing Untuk Solusi Konstruksi Masa Depan," acara ini dihadiri oleh kalangan profesional serta pemerhati bidang konstruksi dan arsitektur yang tertarik dengan potensi teknologi ini.
Antonius Ali, CEO Autoconz, menyampaikan wawasan mendalam tentang perkembangan, manfaat, dan penerapan teknologi 3DCP di industri konstruksi Indonesia. "Kami berkomitmen untuk terus berinovasi demi menghadirkan solusi yang dapat membantu pembangunan berkelanjutan di Indonesia," ungkap Ali.
Teknologi 3DCP Autoconz mulai dikembangkan pada 2018 di Yogyakarta dan berhasil mencapai tahap komersial pada 2022. Melalui penelitian selama tiga tahun, Autoconz berhasil menciptakan material dan mesin 3DCP yang mampu membangun rumah pertama berbasis 3D printing di Asia Tenggara, tepatnya di Turi, Sleman, Yogyakarta.
Di tengah backlog perumahan sebesar 12,7 juta unit dan ancaman bencana gempa yang sering terjadi di Indonesia, teknologi 3DCP diharapkan dapat berkontribusi dalam mengatasi tantangan perumahan nasional. "Kami melihat bahwa dengan 3DCP, proses pembangunan menjadi lebih cepat, efisien, dan ramah lingkungan," tambah Ali. Dengan teknologi ini, waktu konstruksi dapat dipersingkat, kebutuhan bekisting berkurang, limbah konstruksi diminimalkan, dan hasil bangunan menjadi lebih kokoh dan fleksibel secara desain.
Antonius Ali menjelaskan tantangan yang dihadapi 3DCP, antara lain regulasi yang perlu disesuaikan, kesiapan tenaga ahli, dan edukasi pasar. Namun, adanya dukungan dari pemerintah dalam program pembangunan tiga juta rumah oleh Presiden Prabowo membuka peluang untuk kolaborasi antara sektor pemerintah dan swasta, serta pengembangan standar konstruksi yang dapat mengakomodasi teknologi 3DCP di masa depan.
Ali menekankan bahwa pemerataan perumahan merupakan tantangan besar yang membutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat. "Kami percaya bahwa solusi untuk pemerataan perumahan tidak dapat dicapai sendirian. Ini adalah upaya bersama agar dapat memberikan rumah bagi setiap keluarga di Indonesia yang membutuhkan," tegasnya.
Sumber: Dokumentasi Pribadi.