Mohon tunggu...
Muhtar Arifin
Muhtar Arifin Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Tutorial Drawing

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Penyeberangan Tradisional

10 Mei 2012   10:26 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:28 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://mbahdaur.blogspot.com/

Penyeberangan Tradisional ala kampung way bungur Lampung Timur. Penyeberangan Bungur Kali Pasir Lahir dan besar dalam lingkungan nelayan kecil di salah satu perkampungan tradisional membuat mbah daur sering merasakan kangen yang luar biasa ketika melihat atau memandang sesuatu yang mengingatkan nuansa dan moment moment indah bersama para nelayan lainya. Salah satu sudut kampung halaman mbah daur yang sedikit unik adalah adanya penyebrangan menggunakan perahu kecil,padahal penyeberangan ini vital sebagai akses desa mbah daur dengan desa sebelah yang bernama desa kali pasir. Penyebrangan ini memang tradisional dan relative hanya untuk angkutan kendaran roda dua,dan manusia,maklum perhu yang digunakanya pun tidak sebesar dan semodern JF Ferry ala penyeberangan merak – bakauheni,dengan kapasitas kurang dari 20 unit motor maupun sepeda perahu ini pun terkadang hanya menggunakan mesin tangan untuk menggerakkanya alias hanya tenaga dayung dari 2 orang petugas tambangan. Alat transportasi penyeberangan ini menurut warga kampung mbah daur dan orang orang kampung sebelah mbah daur misalnya kali pasir,joharan,meranggi dsb.,tambangan inilah yang sedikit mempunyai kenangan bagi mbah daur,mulai dari ketika menjenguk rekan mbah daur yang di desa kali pasir sedang sakit,sampek ketika nonton layar tancap… Kini setelah sekian tahun mbah daur mengadu nasib di negeri seberang tepatnya tangerang,mbah daur teringat kembali nuansa dan pemandangan asri kampung halaman mbah daur,dan hanya sebuah foto using ini membuat mbah daur teringat akan perahu tambangan alias perahu yang dijadikan alat transportasi penyeberangan antara bungur dan kali pasir.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun