Ubisoft akhir ini berada dalam keadaan sulit, dengan trailer sebelumnya untuk game star wars terbaru dari Ubisoft "Star Wars Outlaw" yang dibanjiri dengan banyak kritik negatif mengenai monetasi dari game tersebut.Â
Sama halnya dengan rilisnya game yang telah diakui oleh Ubisoft sebagai game "AAAA" pertama dari Ubisoft "Skull and Bones" yang telah mengumpulkan banyak reaksi ketidakpuasan akan premis dari trailer game tersebut dan setelah dirilis, telah membuktikan prediksi dari reaksi ketidakpuasan netizen dengan betapa buruknya gameplay dari game tersebut.
Hal tersebut tidaklah berbeda dengan kasus sebelumnya, yang juga menunjukkan hasil mengecewakan dalam gameplay-nya maupun juga kurangnya inovasi dari franchise yang bertahan lama. instalasi terbaru franchise dari Ubisoft seperti "Far Cry" dan "Watch Dogs" telah dikritik dengan betapa sedikitnya kreativitas dari franchise game tersebut, setiap game setelah instalasi game sebelumnya terasa sama dan banyak ide yang disalin lalu tempel tanpa ada inovasi baru.
Tak lepas juga dari franchise game yang menjadi topik utama untuk kali ini, yaitu game "Assassin's Creed" dimana kita memainkan peran utama sebagai tokoh historik yang merupakan seorang assassin dari suatu kelompok order of assassin.Â
Game ini terfokuskan pada aspek parkour dan pembunuhan diam-diamnya, dan juga pada penggunaan tokoh historikal serta latar belakang yang cocok di era masa lalu, memberikan suatu kesan bahwa terdapat tokoh fiktif yang tersembunyi bahkan para ahli sejarah pun tidak tahu walaupun seluruh cerita didalam-nya hanyalah fiksi, game tersebut memikat banyak penyuka game pembunuhan diam-diam dan juga petualangan misterius tentang dunia kelompok order of assassin tersebut.
Namun, meskipun dalam benak kepala game tersebut akan mudah untuk mencari bahan kreativitas dikarenakan latar belakangnya yang sangatlah luas, mulai dari berlatar belakang pada salah satu jaman yang ikonik, yaitu pada era the third crusade di dalam holy land di kota Jerusalem, Acre, dan Damascus hingga salah satu instalasi game yang disukai oleh banyak fans Assassin's Creed, yaitu di itali memerankan tokoh Ezio Auditore di suatu tempat bernama florence.Â
Latar belakang yang mencakupi berbagai tempat di eropa, amerika, dan asia tengah tersebut, sudah tidak dapat dipungkiri bahwa dengan kebebasan artistik tersebut kreativitas sangatlah dibutuhkan dan juga terfasilitasi dengan mudah, namun banyak kritik dari fans mengatakan kebalikannya, bahwa game sudah kehilangan kreativitasnya dan terus menyalin dan tempel templat game yang sama.
Lantas bagaimana Ubisoft menindaklanjuti hal tersebut? Apakah mereka akan mulai memperbaiki sisi kreativitasnya yang terlalu rendah, atau mereka tetap terus mengeluarkan banyak game hanya untuk memenuhi kuota satu game per tahunnya? mari kita simak dengan salah satu instalasi terbarunya Ubisoft untuk kali ini, yaitu Assassin's Creed Shadows!
Trailer Assassin's Creed Shadows
Di dalam trailer tersebut menggambarkan latar belakang feudal Japan, terjadi berbagai adegan mulai dari invasi suatu pedesaan, pasukan berbaris mempersiapkan suatu pertarungan besar antar penguasa, disertai dengan visual yang sangat fenomenal dan koreografi yang bagus, dengan setiap adegan terdapat pertukaran kata dari dua tokoh, seorang perempuan berjubah bagaikan assassin bernama Naoe dan juga seorang samurai berkulit hitam bernama Yasuke. Maka, apakah dari deskripsi tersebut yang menjadi redflag bagi fans Assassin's Creed?
Banyak yang memulai kritik tersebut dari pemilihan tokoh utama untuk game yang berlatarbelakang-kan feodal Jepang, salah satunya yaitu seorang berkulit hitam yang bernama Yasuke. Hal tersebut menjadi bahan kontroversial utama yang beredar di berbagai sosial media.