Interaksi dengan kitab suci sejatinya menjadi pembeda antara orang yang beriman dan munafik. Dan dalam sila pertama itu tersirat kepatuhan seseorang utuk menjalankan kitab sucinya.
Kriteria sila pertama adalah kriteria memilih yang terbaik agamanya. Ajaran Islam mengajarkan  sifat utama pemimpin yaitu siddik (jujur) amanah (terprcaya), menyampaikan (piawai dalam berkomujikasi) dan fatonah (cerdas) sebagaimana sifat Nabi Muhammad Shollallahualaihiwasallam. Â
Jika ketika memilih suami (atau menantu bagi orangtua), para anak gadis diminta menggunakan kriteria sisi agamanya sebelum mencari bibit ( keturunan), bebet (tampilan), bobot (kekayaan), demikian pula agama mengajarkan. "Fadzfar bidzatiddiin tsaribat yadaka", "maka pilihlah yang punya agama agar besar peruntunganmu." Sehingga memilih kepala negara harus tak kalah selektif dibanding seorang gadis memilih suami.
Kriteria sila pertama ini sering disampaikan oleh para ulama, kiai, dan para ustadz yang memiliki kepedulian kepada nasib bangsa. Mereka adalah para penjaga moral kepemimpinan Pancasila.
Sebagian pejabat yang kurang faham mencurigai para guru itu bermain politik identitas padahal tuduhan begitu justru ingin memberangus makna Sila pertama dalam Pancasila untuk diimplemententasikan melalui pembinaan yang tepat. Memang menjadi tugas utama dari para ulama untuk mencarikan sosok pemimpin yang religius, beriman dan bertakwa mampu mengajak rakyatnya untuk taat kepada agama.
Dari sisi kriteria Sila Pertama ini kita bisa memberikan skore kepada masing-masing capres dan cawapres sebagai berikut:
1) Anis  9 dan Muhaimin 8
2) Prabowo 5 dan Gibran 5
3) Ganjar 7 dan Mahfud MD 9
Bersambung
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H