Mohon tunggu...
Mareta Aurynisa
Mareta Aurynisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Experience is the best teacher

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Memahami Perbedaan Antara Empati dan Simpati dalam Komunikasi

7 Januari 2025   00:48 Diperbarui: 7 Januari 2025   00:48 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dalam dunia komunikasi, istilah empati dan simpati sering kali digunakan secara bergantian, meskipun keduanya memiliki makna yang berbeda. Memahami perbedaan antara kedua konsep ini sangat penting, terutama dalam konteks interaksi sosial dan hubungan antarpribadi. Perbedaan simpati dan empati terletak pada tingkat keterlibatan emosionalnya. Waktu yang dibutuhkan untuk mengekspresikan kedua perasaan ini pun berbeda. Meski begitu, simpati dan empati dapat dikembangkan dengan menerapkan cara yang sama.

Simpati dan empati merupakan bagian dari kecerdasan emosional. Keduanya digunakan untuk merespons perasaan atau situasi orang lain yang sedang mengalami kesulitan, kesedihan, atau tantangan. Meski sama-sama digambarkan sebagai suatu bentuk kepedulian, perbedaan simpati dan empati dapat dilihat dari bagaimana cara seseorang mengungkapkannya. Meski sama-sama digambarkan sebagai suatu bentuk kepedulian, perbedaan simpati dan empati dapat dilihat dari bagaimana cara seseorang mengungkapkannya.

Pengertian Simpati dan Empati

Menurut Baron dan Byrne (2004) empati didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk mengenali, mempresepsi, dan merasakan perasaan orang lain. Karena pikiran, kepercayaan, dan keinginan seseorang berhubungan dengan perasaannya, seseorang yang berempati akan mampu mengetahui pikiran dan mood orang lain. Empati sering dianggap sebagai semacam resonansi perasaan. Sedangkan Simpati adalah suatu proses dimana seseorang merasa tertarik terhadap pihak lain, sehingga mampu merasakan apa yang dialami, dilakukan dan diderita orang lain. Simpati merupakan suatu proses ketika seseorang mempunyai perasaan tertarik kepada pihak lain, dengan demikian dapat merasakan apa yang sedang dialami, dperbuat dan diderita oleh orang tersebut. Simpati yang paling terlihat adalah perasaan. Perasaan memegang peranan dalam hal simpati. Simpati dapat diamati ketika dalam hal persahabatan, bertetangga atau dalam hal pekerjaan atasan dengan bawahan. Seseorang merasakan simpati dengan orang lain biasanya karena sikap, penampilan atau tindakannya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa simpati adalah persaaan yang timbul akibat perbuatan yang dilakukan orang lain yang baik, benar atau kehidupan yang memprihatinkan Empati hampir mirip dengan perasaan simpati, namun empati tidak hanya perasaan saja yang timbul akan tetapi diikuti perasaan organisme dari dalam tubuh yang amat dalam. Misalnya, bila orang tua teman kita meninggal, kita pasti juga merasakan kehilangan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa empati adalah salah satu tindakan yang dilakukan kepada orang lain dengan menggunakan cara berfikir yang tepat sehingga menurut orang lain tindakan tersebut merupakan tindakan yang baik dan benar.

Dalam sebuah artikel, dijelaskan bahwa simpati adalah respons dukungan yang ditujukan kepada orang lain, tetapi tidak sampai pada tahap penyelesaian masalah atau mencari jalan keluarnya (Alodokter, 2023).Di sisi lain, empati melibatkan keterlibatan emosional yang lebih dalam. Ketika kita berempati, kita merasakan beban emosional yang dialami oleh orang lain dan berusaha untuk memahami perspektif mereka. Dalam konteks ini, mendengarkan dengan empati berarti mencoba memahami makna dan perspektif pembicara tanpa menghakimi atau mengubah fokus dari pesan yang disampaikan (Coursius, 2021).

Ini menciptakan ruang bagi percakapan yang lebih bermakna dan dapat memperkuat hubungan interpersonal.Sebagai contoh, jika seorang teman bercerita tentang kesedihannya setelah kehilangan pekerjaan, berempati berarti kita tidak hanya mendengarkan dengan simpati tetapi juga mencoba memahami perasaannya. Kita bisa bertanya lebih lanjut tentang bagaimana perasaannya dan apa yang paling sulit baginya saat ini. Dengan cara ini, kita menunjukkan bahwa kita peduli dan ingin memahami pengalaman teman kita secara menyeluruh.Simpati dapat muncul dari pengalaman pribadi atau melihat penderitaan orang lain.

Seseorang mungkin merasa simpati karena pernah mengalami situasi serupa atau hanya karena melihat kesedihan orang lain (Gramedia, 2023). Namun, empati dapat muncul tanpa seseorang pernah mengalami peristiwa yang sama seperti yang dialami oleh orang lain. Sikap empatik memungkinkan kita untuk merasakan apa yang sedang dialami oleh orang lain meskipun kita belum pernah berada dalam situasi tersebut.Dalam dunia profesional, kemampuan untuk berkomunikasi dengan empati sangat penting. Ketika seorang manajer menunjukkan empati kepada anggota timnya yang sedang mengalami tekanan karena tenggat waktu proyek yang ketat, mereka menciptakan lingkungan di mana anggota tim merasa didukung dan dipahami. Ini dapat meningkatkan motivasi dan kinerja tim secara keseluruhan.Namun, ketika seseorang hanya bersikap simpatik---misalnya dengan mengatakan "Saya tahu ini sulit bagi kamu" tanpa menawarkan dukungan lebih lanjut---anggota tim tersebut mungkin merasa bahwa dukungan tersebut tidak cukup berarti atau bahkan merasa sendirian dalam perjuangan mereka (Gramedia, 2023). Oleh karena itu, mengembangkan sikap empatik dalam komunikasi sehari-hari sangat penting untuk membangun hubungan yang lebih baik.

Perbedaan dalam Tingkat Keterlibatan Emosional

Perbedaan utama antara empati dan simpati terletak pada tingkat keterlibatan emosional. Simpati seringkali bersifat lebih dangkal, kita merasa kasihan tetapi tidak terlibat secara emosional dalam pengalaman orang lain. Ini bisa terlihat ketika seseorang memberikan ucapan belasungkawa tanpa mencoba untuk memahami perasaan yang mendasarinya.Salah satu perbedaan utama antara simpati dan empati terletak pada tingkat keterlibatan emosional. Simpati seringkali bersifat lebih dangkal---kita merasa kasihan terhadap orang lain tetapi tidak terlibat secara emosional dalam pengalaman mereka. Misalnya, saat melihat berita tentang bencana alam, kita mungkin merasa simpati terhadap korban, tetapi perasaan tersebut tidak selalu mendorong kita untuk mengambil tindakan lebih lanjut.

Sebaliknya, empati melibatkan keterlibatan emosional yang lebih dalam. Ketika kita berempati, kita merasakan beban emosional yang dialami oleh orang lain. Ini bisa memicu keinginan untuk membantu atau memberikan dukungan yang lebih konkret. Misalnya, jika seorang teman bercerita tentang kesedihannya setelah kehilangan pekerjaan, berempati berarti kita tidak hanya mendengarkan dengan simpati tetapi juga mencoba memahami perasaannya dan mungkin menawarkan bantuan praktis seperti membantu mencari pekerjaan baru.

Dampak pada Komunikasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun