Mohon tunggu...
aurorasoula
aurorasoula Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi

travellingg

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Perbuatan Baik Kakek Lahma Jadi Contoh Nyata Toleransi di Sulut dan Indonesia

4 Januari 2025   12:38 Diperbarui: 4 Januari 2025   12:38 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Toleransi merupakan sikap menghargai dan menghormati perbedaan, baik dalam keyakinan, budaya, maupun identitas individu. Dalam konteks masyarakat yang plural seperti Indonesia, toleransi menjadi fondasi penting untuk menjaga keharmonisan. Esensi toleransi tidak hanya berhenti pada sikap menerima, tetapi juga aktif mendukung dan bekerja sama dengan pihak lain untuk menciptakan lingkungan yang inklusif dan damai. Keberagaman, jika dikelola dengan sikap toleransi, akan menjadi kekuatan besar yang mempersatukan bangsa.
Kisah Kakek Ade Robo Lahma, seorang Muslim berusia 71 tahun dari Arakan, Minahasa Selatan, menjadi contoh nyata toleransi yang menginspirasi. Kakek Lahma menghibahkan tanah seluas 884 meter persegi kepada Gereja GMIM Efrata Rap-Rap di wilayah Semenanjung, Minahasa Selatan. Tindakan ini tidak hanya menunjukkan rasa saling menghormati, tetapi juga komitmen untuk mendukung kebersamaan umat beragama. Dengan tulus, ia memberikan aset pribadinya untuk kepentingan gereja, menunjukkan bahwa perbedaan keyakinan tidak menghalangi seseorang untuk berbuat kebaikan. Kisah ini menjadi pengingat penting bahwa kebajikan tidak mengenal batas agama atau identitas. Keputusan Kakek Lahma untuk menghibahkan tanahnya adalah langkah yang tidak hanya mulia tetapi juga berani. Dalam masyarakat yang sering kali terpecah oleh isu-isu intoleransi, langkah ini memberikan pesan yang kuat tentang pentingnya mendahulukan nilai kemanusiaan di atas perbedaan. Dengan mengorbankan sesuatu yang bernilai seperti tanah, ia membuktikan bahwa keberagamaan yang sejati adalah kemampuan untuk melihat manusia lain sebagai saudara, terlepas dari keyakinan mereka. Ini bukan sekadar tindakan simbolis, tetapi sebuah pernyataan moral yang menggemakan pesan kebersamaan dan cinta kasih dalam kehidupan sehari-hari.
Lebih lanjut, tindakan Kakek Lahma juga memberikan pelajaran penting bagi masyarakat bahwa toleransi bukan sekadar konsep, tetapi harus diwujudkan melalui tindakan nyata. Penghibahan tanah tersebut mencerminkan bagaimana sebuah tindakan sederhana yang dilandasi ketulusan dapat memiliki dampak besar terhadap hubungan antarumat beragama. Sebagai individu, kita dapat belajar dari kesediaannya untuk memberikan sesuatu yang bernilai bagi komunitas yang berbeda, tanpa mengharapkan imbalan. Hal ini menjadi teladan bagi masyarakat

untuk selalu mengutamakan harmoni, kerja sama, dan saling pengertian dalam kehidupan sehari- hari, khususnya dalam menghadapi isu-isu sensitif seperti perbedaan agama.
Dalam konteks kerangka hukum, toleransi antarumat beragama di Indonesia dijamin melalui Pasal 29 UUD 1945 yang menyatakan bahwa negara melindungi kebebasan setiap individu untuk memeluk agama dan menjalankan ibadah sesuai keyakinannya. Dukungan ini diperkuat oleh UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, yang menegaskan penghormatan atas perbedaan dan keberagaman sebagai bagian dari hak fundamental. Regulasi ini mencerminkan komitmen negara untuk menjaga harmoni di tengah pluralitas masyarakat. Namun, realitas menunjukkan pelaksanaan aturan tersebut kerap dihadapkan pada tantangan serius, seperti kasus intoleransi, diskriminasi, dan konflik berbasis agama yang masih terjadi. Hal ini mengindikasikan perlunya penguatan implementasi hukum melalui edukasi masyarakat, dialog lintas agama, dan penegakan hukum yang adil, guna mewujudkan toleransi yang substansial dan merata.
Untuk meningkatkan toleransi, masyarakat dapat memulai dari langkah sederhana seperti membuka ruang dialog antarumat beragama, mendukung program lintas agama, dan memperkuat pemahaman bahwa perbedaan adalah kekayaan, bukan ancaman. Pendidikan sejak dini yang mengajarkan nilai-nilai universal seperti kasih sayang, kerja sama, dan penghormatan terhadap perbedaan juga sangat penting. Selain itu, keterlibatan aktif tokoh masyarakat, pemimpin agama, dan pemerintah dalam menyuarakan pentingnya toleransi akan memperkuat fondasi kerukunan di tingkat nasional. Toleransi harus dilakukan karena menjadi dasar untuk menciptakan lingkungan yang damai dan produktif. Tanpa toleransi, masyarakat akan terjebak dalam konflik yang merugikan semua pihak. Toleransi juga memberikan ruang bagi kreativitas, inovasi, dan kolaborasi yang lebih luas, karena orang-orang dari latar belakang yang berbeda dapat bekerja sama tanpa hambatan prasangka. Dengan memahami dan menghormati perbedaan, kita dapat membangun solidaritas yang lebih kuat, yang pada akhirnya mendukung pembangunan nasional dan menciptakan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.
Namun, disisi lain, kehadiran sikap ketidaktoleransian sering kali disebabkan oleh kurangnya pemahaman, prasangka, serta pengaruh dari lingkungan sosial yang negatif. Narasi- narasi yang memperkuat stereotip negatif sering kali memperburuk keadaan. Selain itu, ketidakadilan atau ketimpangan dalam akses sumber daya juga dapat memicu ketegangan antar kelompok. Oleh karena itu, meningkatkan kesadaran melalui edukasi dan kampanye toleransi, baik

di media maupun di masyarakat, menjadi langkah penting untuk mengatasi masalah ini. Berangkat dari hal tersebut, sebagai rekomendasi, pemerintah dan masyarakat harus terus memperkuat program-program lintas agama yang mendukung dialog dan kolaborasi. Media juga memiliki peran penting dalam menyebarkan pesan toleransi. Pendidikan tentang keberagaman harus menjadi bagian dari kurikulum nasional. Oleh sebab itu, toleransi bukan hanya kebutuhan semata, tetapi juga kewajiban moral yang harus dihidupkan dalam setiap aspek kehidupan. Dengan meneladani tindakan Kakek Lahma, kita dapat membangun Indonesia yang lebih harmonis dan bersatu dalam keberagaman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun