Mohon tunggu...
Aurora Shabira Bianca
Aurora Shabira Bianca Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Penyuka seni

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mengenali Sindrom Pick Me yang Sedang Ramai Dibicarakan

5 Juli 2022   13:32 Diperbarui: 5 Juli 2022   13:37 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Pada masa modern ini, terdapat banyak sekali istilah-istilah baru yang muncul. Salah satunya adalah istilah "Pick me girl" yang sedang ramai diperbincangkan di media sosial dan menjadi trend yang viral. Istilah Pick me girl ini adalah sebuah sindrom yang dialami seorang perempuan yang mencoba berbagai cara untuk menarik perhatian lawan jenis dengan meyakinkan bahwa dirinya itu berbeda dari perempuan yang lain, mereka seringkali merendahkan selera, gaya, serta kepribadian feminim dari perempuan yang lain. Mereka melakukan hal tersebut demi memperoleh pengakuan dari kelompok lawan jenis. Selain untuk mendapatkan pengakuan, seorang pick me girl ingin dipandang memiliki keunikan tersendiri yang membuatnya menjadi lebih superior dan tidak seperti kebanyakan perempuan pada standarnya. 

Banyak faktor yang mempengaruhi seseorang bisa mengalami sindrom ini, salah satu faktor utama penyebab adanya internalized misogyny yang dimana secara sadar ataupun tidak, seseorang yang memiliki sindrom pick me girl akan menerima pandangan seksis pria terhadap wanita. Hal inilah yang memunculkan perilaku misogini atau membenci perempuan lain agar dirinya tidak dianggap sama dengan yang lain. Perempuan yang memiliki sindrom misoginis cenderung mengelompokkan diri perempuan kedalam kelompok inferior hingga superior sehingga mereka seringkali bersikap seperti merendahkan terhadap sesama perempuan yang tidak sesuai dengan "standar" mereka. Hal ini dapat terjadi karena mereka memiliki pandangan seksis terhadap perempuan. 

Pandangan seksis dan keinginan untuk berbeda dari perempuan lain biasanya membuat mereka melontarkan kata-kata seperti, "apa cuma aku yang nggak suka pakai makeup? Aku sih udah natural jadi nggak perlu pakai makeup lagi karena udah cantik." dan lain-lainnya. Kata-kata seperti ini mereka lontarkan agar mereka menjadi 'berbeda' dari perempuan pada umumnya. Hal ini dapat membuat mereka atau bahkan kita memiliki stereotip seperti apa seharusnya perempuan bersikap dan berperilaku. Padahal mau bagaimanapun setiap perempuan berhak berperilaku sesuai yang dia inginkan asal tidak melanggar norma yang ada. Standar yang ditetapkan oleh orang yang pick me girl tidak dapat menjadi acuan untuk menjadikan seseorang perempuan tidak dianggap seutuhnya perempuan. Karena pada dasarnya setiap manusia dapat berperilaku senyamannya orang tersebut.

Karena pada hakikatnya manusia itu makhluk yang dinamis dan unik, maka dapat berbeda satu sama lain baik secara fisik maupun kepribadian. Namun bagi seseorang yang memiliki sindrom pick me selalu ingin menjadi berbeda dari orang lain sehingga dia akan melakukan hal yang berseberangan dengan kebanyakan orang lain lakukan meskipun pilihan itu adalah hal yang tidak baik. Keinginan dari pelaku adalah ingin dipandang berbeda, unik dan juga ingin mendapatkan pujian karena berani berbeda. Namun malah justru sebaliknya, kebanyakan orang cenderung mencemooh perilaku pick me tersebut jika perbedaan tersebut terkesan merendahkan atau menyepelekan pilihan orang lain. Tak jarang muncul anggapan bahwa pelaku pick me ini adalah orang yang haus pujian dan ingin menjadi pusat perhatian tetapi malah menjatuhkan pilihan orang lain. 

Sindrom ini dapat terjadi kepada siapa saja secara sadar maupun tidak sadar. Jika ada orang di sekitar kita yang  menunjukkan sikap seperti itu, hal yang dapat kita lakukan adalah memutus kultur dan standar toxic yang ada ini dan mengubahnya menjadi ke arah yang lebih positif. Contohnya dengan mendukung satu sama lain dan meyakinkan bahwa kita dapat berharga tanpa validasi dari orang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun