Keseluruhan sosok perempuan yang terlibat dalam buku 'keroyokan' ini bisa dibilang para perempuan biasa yang coba meluangkan waktu untuk mengabadikan buah pikiran mereka dalam bentuk tulisan. Tak ada tendensi tertentu dalam menulis kecuali ingin berbagi ide, pemikiran, pengalaman, atau pun sedikit pengetahuan yang mereka miliki. Siapa tahu kan, bisa bermanfaat untuk orang lain?
Hal-hal sederhana yang dituangkan oleh para perempuan ini seringkali terlupakan karena ketergesaan dunia yang makin cepat berputar dalam era teknologi. Banyak hal nyaris hilang karena tergilas ketergesaan itu. Banyak hal nyaris luntur karena 'dimakan' waktu dan hal-hal berbau modern.
Budi pekerti, disiplin, warisan budaya tradisional, keindahan lingkungan, nilai keluarga, ketulusan, empati, dan masih banyak hal lain perlahan meluntur ataupun melonggar. Banyak yang menyadari hal itu, tapi banyak pula yang tidak.
Buku 25 Kompasianer Wanita Merawat Indonesia hanyalah buku sederhana yang ditulis oleh para perempuan dengan ketulusan yang sederhana pula. Artikel-artikel yang terangkum di dalamnya pun bisa dibilang sederhana. Bukan sesuatu yang meledak meriah, bukan suatu yang ditulis hanya untuk cari muka, bukan sesuatu yang berdasar pada teori muluk, melainkan berbagai pengalaman hidup yang bisa terjadi pada siapa saja. Masalah yang diangkat itu membumi. Itu intinya.
Sesungguhnya inilah kekuatan buku ini. Menyajikan berbagai buah pikiran sederhana yang digelindingkan secara murni dari dalam hati. Berbagai harapan dan pengalaman yang mungkin terlupakan walaupun sebetulnya penting. Berbagai ungkapan cinta yang sebetulnya luar biasa bila diselami lebih lanjut.
Kita tidak akan mendapatkan sesuatu yang hingar-bingar dalam buku ini. Tak ada sesuatu yang bombastis. Tak ada sesuatu yang mengejutkan. Tak ada sesuatu yang populer. Semuanya yang terangkum dalam buku ini hanyalah ungkapan ketenangan jiwa yang tak butuh dielukan ataupun dipandang sebagai karya seorang dewi (kecuali memang benar ada seorang dewi yang terselip dalam buku ini, Ibu Dewi Sumardi).
Bila kita mau meluangkan waktu sejenak untuk membaca buku ini, maka kita hanya akan mendapati berbagai ungkapan cinta pada berbagai hal yang kerap dipandang sebelah mata. Cinta luar biasa yang dimiliki para perempuan biasa dari berbagai profesi. Yang tulus ikhlas menuliskan buah pikirannya. Yang tak butuh pengakuan dari orang lain bahwa mereka sebenarnya istimewa.
Dan saya sungguh bangga menjadi bagian di dalamnya walaupun saya bukan siapa-siapa.
Salam,
Lis S.
Foto : dokumentasi pribadi