Mohon tunggu...
aurorabeatriz
aurorabeatriz Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

saya suka membaca politik, sejarah dan kebudayaan yang unik juga terkait pola hidup sehat

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pola Hidup Tidak Sehat Berakibat pada Peningkatan Diabetes pada Anak-Anak

21 Desember 2024   22:34 Diperbarui: 22 Desember 2024   01:14 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Gula, yang memiliki rasa manis, menjadi komponen yang penting dalam memperkuat sebuah rasa pada berbagai makanan, mulai dari lauk-pauk hingga jajanan. Tak jarang ditemukan sweet tooth atau penyuka rasa manis tersebut. Makanan manis ini memang banyak digemari oleh semua kalangan, khususnya anak-anak. Dimulai dari cokelat, permen, kue, dan lain sebagainya. Hal ini juga didukung penelitian yang mengatakan bahwa rasa manis dapat memicu pelepasan dopamin di otak, yang menciptakan perasaan bahagia dan puas. Selain rasanya yang manis dan enak, gula juga merupakan karbohidrat yang akan dipecah menjadi glukosa, kemudian menjadi energi bagi tubuh manusia. 

Namun, takaran gula yang baik dikonsumsi pada anak-anak dan orang dewasa tentunya berbeda. Menurut anjuran, takaran dewasa adalah tidak lebih dari 30 gram (7 sendok teh) per hari, sedangkan anak-anak 7--10 tahun adalah tidak lebih dari 24 gram (6 sendok teh) per hari. 

Akan tetapi, beberapa tahun belakangan ini semakin banyak orang, khususnya anak-anak, yang mengkonsumsi gula secara berlebihan melebihi ambang batas anjuran per harinya. Apabila hal ini dijadikan sebuah pola hidup, tentu akan berakibat pada munculnya gejala-gejala diabetes. Diabetes sendiri adalah penyakit kronis yang ditandai dengan tingginya kadar gula dalam darah. 

Diabetes ini memiliki 2 tipe, Diabetes tipe 1 adalah penyakit autoimun yang biasanya menyerang anak-anak. Diabetes tipe 1 disebabkan karena tubuh tidak dapat memproduksi hormon insulin yang berfungsi untuk membantu sel-sel tubuh mengambil gula dalam darah. Sedangkan diabetes tipe 2 biasanya menyerang orang dewasa dikarenakan pola hidup tidak sehat. Diabetes tipe 2 masih memiliki hormon insulin yang normal, tetapi sel-sel tubuh kurang sensitif sehingga tidak berfungsi secara optimal. Diabetes tipe 2 tentu tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi pada saat ini justru menyerang anak-anak.

Jumlah diabetes tipe 2 pada anak-anak dan remaja meningkat 33% selama 15 tahun terakhir. Ada banyak faktor penyebab mengapa diabetes tipe 2 ini menyerang anak-anak. Salah satu faktor yang utama adalah genetika dan riwayat keluarga. Tak hanya itu, riwayat genetika keluarga, dengan didorong oleh pola hidup yang tidak sehat akan mengakibatkan terjadinya penyakit diabetes. Apabila gula yang dikonsumsi tersebut dapat dikatakan berlebihan dan tubuh tidak bisa mengelolanya, maka akan terjadi penumpukan gula didalam darah. 

Kelebihan konsumsi gula ini juga dapat disebabkan oleh makanan tinggi karbohidrat dan juga minuman kemasan. Sebagai salah satu bukti, banyak sekali didapati anak-anak di usia Sekolah Dasar atau bahkan Taman Kanak-Kanak sudah diberi minuman kemasan seperti nutrisari, pop ice, teh sisri dan yang lainnya. Didukung juga oleh survei yang dilakukan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) pada Juni 2023 di sepuluh kota di Indonesia menunjukkan, 25,9 persen anak usia kurang dari 17 tahun setiap hari mengkonsumsi minuman manis. 

Hal ini dapat membuktikan bahwa peningkatan kasus diabetes tipe 2 pada saat ini disebabkan karena penerapan pola hidup yang tidak sehat sejak usia dini. Keadaan ini juga pasti didukung oleh pola hidup keluarga yang tidak sehat. Orang tua yang memiliki pendidikan rendah cenderung tidak mendapatkan informasi atau pengetahuan lebih terhadap kesehatan. Hal ini pastinya akan berakibat pada pola hidup dan makanan yang tidak teratur serta tidak sehat. Dimana akan berakibat juga pada ketidakseimbangan gizi pada anak. Faktor lainnya adalah karena kurangnya aktivitas fisik pada anak-anak yang disebabkan karena pemberian gadget oleh orang tua sehingga anak-anak menjadi malas untuk bergerak. Hal ini tentunya akan berakibat pula pada penumpukan lemak dalam tubuh anak.

Maka dari itu dalam mendukung penekanan angka diabetes tipe 2 pada anak-anak, peningkatan kesadaran terhadap orang tua harus segera direalisasikan. Penggunaan media sosial seperti Instagram reels dan Tiktok dapat menjadi sarana bagi pemerintah, yang bersinergi dengan pihak dokter dan instansi manapun, dalam memperbanyak informasi terkait dengan diabetes dan pola hidup sehat. Universitas Airlangga sebagai instansi pendidikan, dalam dukungannya terhadap peningkatan kehidupan sehat dan sejahtera, membuat sebuah kolaborasi yakni membuat program layanan kesehatan gratis. 

Program ini mencakup pemeriksaan kesehatan gratis dan pengiriman rumah sakit terapung, Ksatria Airlangga, ke pulau-pulau terpencil di Indonesia. Rumah sakit terapung ini dilengkapi dengan dokter spesialis dan tim medis yang memberikan layanan kesehatan secara gratis kepada masyarakat di wilayah yang sulit dijangkau. Program ini tentunya memiliki tujuan untuk mencapai daerah-daerah terpencil yang kurang akan tenaga kesehatan. Pembukaan ruang gerak dan aktivitas yang interaktif bagi anak-anak juga bisa menjadi salah satu upaya preventif yang dapat dilakukan dalam mengurangi resiko obesitas yang berakibat pada diabetes tipe 2 ini. 

Upaya represif juga dapat dilakukan yaitu dengan segera membawa anak-anak dengan gejala diabetes ke dokter atau rumah sakit untuk ditangani lebih lanjut. Adapun penanganan secara tradisional yang dapat dilakukan. Menurut berbagai jurnal, tanaman seperti daun belimbing wuluh, daun sarang banua, kulit biji kedelai hitam, daun salam, kayu manis, serai dan pare serta buah-buahan seperti buah naga terbukti dapat menurunkan kadar gula dalam darah.

 Dalam hal ini, peningkatan pengetahuan dan informasi terkait dengan diabetes, kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan instansi manapun, upaya preventif melalui media sosial serta penanganan lebih lanjut akan penyakit ini, dapat menjadi beberapa upaya dalam meningkatkan kembali kehidupan sehat dan sejahtera bagi masyarakat Indonesia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun