Aureola Beatriz Kawitri
Sri Dewi Wahyundaru
IAPI (2011:319,2) menyebutkan, sebuah substansi yang telah dirancang guna menciptakan kepercayaan dalam "kecakapan pelaporan keuangan", "disiplin hukum dan peraturan" serta "efisiensi operasi" dapat dicapai melalui proses yang dilalui oleh dewan komisaris serta anggota lainnya. Sedangkan menurut Iwan Koerniawan (2021:112) dalam bukunya yang berjudul Auditing (Konsep dan Teori Pemeriksaan Akuntansi) menjabarkan Pengendalian Internal merupakan tahapan yang dilalui oleh manajemen, dewan direksi serta anggota lainnya dalam sebuah substansi perusahaan, yang kemudian diatur sedemikian rupa guna mencapai sebuah keyakinan yang layak terkait :
1. Kecakapan pelaporan keuangan sesuai Prinsip Akuntansi yang Berterima Umum (PABU)
2. Disiplin hukum serta peraturan terkait
3. Menangkap kesalahan serta kekacauan yang timbul
4. Efisiensi operasi
5. Kekurangan dalam risiko bisnis
Berdasarkan paparan diatas maka, dapat disimpulkan bahwa koordinasi Sistem Pengendalian Internal yang mencakup; struktur organisasi, prosedur serta ukuran-ukuran berfungsi dalam mengawasi aset organisasi, memeriksa ketelitian dan kepercayaan terhadap data akuntasi memajukan efisiensi serta dipatuhinya sebuah kebijaksanaan.
Pengendalian Internal sangat penting bagi sebuah perusahaan atau entitas dikarenakan pengendlian internal mencegah sedini mungkin terjadinya penyimpangan, pemborosan, penyelewengan, hambatan, kesalahan dan kegagalan dalam pencapaian tujuan dan pelaksanaan tugas-tugas organisasi. Pengendalian intern terdiri dari rencana, metode, dan prosedur untuk pencapaian visi, misi, tujuan dan sasaran organisasi sehingga mendukung untuk mencapai visi, misi, tujuan dan kinerja. Namun Sistem Pengendalian Internal mempunyai keterbatasan-keterbatasan. Terlepas dari seberapa baik suatu perusahaan berjalan, pengendalian internal hanya dapat memberikan keyakinan memadai bagi manajemen dan dewan komisaris berkaitan dengan pencapaian tujuan pengendalian internal perusahaan. Keterbatasan itu dipengaruhi oleh suatu hal yang melekat dalam pengendalian internal yang meliputi :
1. Pengambilan keputusan yang salah oleh manajemen serta personel terkait
2. Rintangan dalam pelaksanaan tugas yang disebabkan oleh kekeliruan personel terkait
3. Kesalahan yang tidak terdeteksi pengendalian internal disebabkan intrik yang dilakukan oleh individu-individu sehingga hal ini menutupi kesalahan yang terjadi
4. Kebijakan yang dikesampingkan dengan tujuan tidak sah yang disebabkan adanya penolakan serta pengabaian oleh manajemen
5. Biaya vs Manfaat yang mengakibatkan biaya pengendalian internal lebih besar dari manfaat yang diharapkan untuk diperoleh.
Adapun Sistem Pengendalian Internal mempunyai Komponen-komponen yang dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Lingkungan Pengendalian
Individu-individu yang ada dalam suatu organisasi memberikan pengaruh terhadap suasana lingkingan yang ada. Lingkungan ini memutuskan suatu bentuk organisasi dalam memengaruhi tingkat kesadaran pengendalian. Cakupan Lingkungan Pengendalian adalah :
a. Kredibilitas serta nilai tata susila
b. Komitmen dalam kemampuan
c. Keikutsertaan dewan komisaris maupun komite audit
d. Jajaran organisasi
e. Pemberian kekuasaan serta tanggung jawab
f. Strategi serta aktivitas SDM
2. Penilaian Resiko
Yaitu sebuah identifikasi dan analisi mengenai resiko yang relevan terhadap pencapaian tujuan perusahaan. Adapun keadaan yang dapat mengubah penilaian resiko :
a. Modifikasi dalam lingkungan aktivitas
b. SDM baru
c. Perbaikan dalam sistem informasi
d. Pembaharuan teknologi
e. Struktur produk serta aktivitas terbaru
f. Penyusunan ulang korporasi
g. Aktivitas luar negeri
h. Pembaruan terhadap standar akuntasi
3. Kegiatan Pengendalian
Kegiatan pengendalian merupakan prosedur yang membantu dalam memberikan kepercayaan terhadap perintah manajemen yang telah dilakukan. Kegiatan ini memungkinkan audit yang tergolong dalam kebijakan berkaitan dengan beberapa hal berikut :
a. Peninjauan ulang terhadap performa
b. Penggarapan sebuah informasi
c. Kontrol fisik
d. Analisis tugas
4. Informasi dan Komunikasi
Pengidentifikasi, pengumpulan, dan pertukaran informasi angtar anggota yang memungkinkan mereka dalam melaksanakan tanggungjawab mereka.
5. Pengamatan
Pengamatan diartikan sebagai sebuah tahapan yang dilakukan sepanjang waktu dalam pemilihan kualitas kinerja pengendalian internal.
Dalam bukunya yang berjudul Penerapan Praktisi Jasa Audit, Andi Rustam (2018: 95) Pengendalian Internal memiliki hubungan yang erat dengan ruang lingkup pemeriksaan. Penerapan pengendalian internal dalam manajemen perusahaan dilakukan agar tercapainya kinerja yang aktif dan efisien. Manajemen perusahaan melakukan evaluasi secara berkala dan kontinyu dalam melakukan pengendalian internal. Salah satu bentuk dalam evaluasi manajemen tersebut ialah dilakukannya audit, dimana audit digunakan untuk mengevaluasi pengendalian guna meningkatkan efektivitas kerja. Oleh sebab itu, pengendalian internal merupakan poin yang termasuk di dalam ruang lingkup audit. Hasil akhir audit berupa evaluasi perbaikan atas kekurangan serta kelemahan sistem pengendalian internal sebuah perusahaan dilakukan guna mencapai kembali tujuan awal perusahaan. Hal ini disebabkan terjadinya kesalahan yang terjadi dalam sebuah perusahaan dapat terjadi jika sistem pengendalian internal yang dimiliki lemah sehingga dapat merugikan perusahaan itu sendiri.
Daftar Pustaka :
Rustam, Andi. A.Arifwangsa Adiningrat., dan Muhammad Adil. 2018. Bahan Ajar Auditing-1 (Penerapan Praktisi Jasa Audit) Buku 1. Makassar: LPP Unismuh Makassar
Koerniawan, Iwan. 2021. Auditing Konsep dan Teori Pemeriksaan Akuntansi. Semarang: Yayasan Prima Agus Teknik.