Saat ini Pancasila masih dipandang menjadi suatu norma dan simbol  saja bagi sebagian besar generasi muda. Hal ini disebabkan oleh masih kurangnya implementasi Pancasila di kehidupan sehari-hari. Padahal, Indonesia bisa menjadi lebih kuat bahkan membuat perekonomian semakin berkembang cepat, apabila Pancasila dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Pernyataan tersebut berdasarkan kajian dari Dr. Edwin M. B. Tambunan, S.I.P., M.Si., Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pelita Harapan (FISIP UPH), yang disampaikan dalam  webinar (web seminar) bertajuk "Menjadi Indonesia: Pancasila di Mata Anak Muda", yang diselenggarakan UPH bekerja sama dengan Rumah Kebangsaan, pada 8 Juni 2020.
Kaum muda masih meyakini bahwa Pancasila bisa menjadi solusi untuk memperkuat integrasi bangsa dan membantu Indonesia meraih kejayaan ekonomi, asalkan diterapkan sebagaimana layaknya ideologi modern. "Sederhananya, Pancasila jangan hanya jadi jargon tetapi harus menjadi lakon," tutur Edwin.
Edwin juga menjelaskan, cara yang harus dilakukan agar Pancasila melekat dan menjadi identitas diri generasi muda, adalah dengan mengubah gaya pendekatan. Edwin yakin, generasi muda tidak akan meninggalkan Pancasila asalkan diajarkan dengan pendekatan yang relevan dan dekat dengan kebutuhan mereka.
"Melestarikan Pancasila tidak perlu dengan cara mengeramatkannya, akan tetapi dengan terus melakukan reinterpretasi sesuai dengan kebutuhan suatu generasi," jelas Edwin.
Salah satu pendekatan yang efektif untuk menarik kaum muda dekat kepada Pancasila adalah dengan menjangkau mereka melalui media yang informatif dan mengikuti gaya mereka. Selain itu, mengkomunikasikan Pancasila kepada generasi muda melalui ruang seni dan budaya sesuai dengan genre yang mereka inginkan dan tren yang sedang menjadi pusat perhatian. Meskipun nilai-nilai kebangsaan yang ada di dalam Pancasila harus terus sama dari masa ke masa, tapi untuk generasi muda, diperlukan cara penerapan yang berbeda-beda sesuai dengan generasinya.
Praktik penanaman nilai-nilai Pancasila yang mengakomodasi generasi saat ini telah diterapkan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UPH. Beberapa hal praktis yang dilakukan diantaranya melalui mata kuliah Capstone dan kegiatan pengabdian masyarakat. Capstone adalah mata kuliah proyek di mana mahasiswa merencanakan sebuah kegiatan yang berdampak langsung kepada komunitas. Dalam proyek ini, mereka berinteraksi langsung dengan masyarakat dan mempraktikkan langsung nilai-nilai, seperti: gotong royong, kemanusiaan, penghargaan HAM, solidaritas, kepedulian sosial, toleransi, keberagaman, dan inisiatif melakukan perubahan.
Bagi kamu yang ingin melanjutkan kuliah di bidang Ilmu Sosial dan ilmu Politik, FISIP UPH bisa menjadi pilihan yang tepat. Dengan pilihan program studi Hubungan Internasional, Ilmu Komunikasi, dan Program Jarak Jauh Ilmu komunikasi kamu akan mampu menganalisis dan mengaplikasikan konsep-konsep yang dipelajari untuk dapat menghadapi tantangan di dunia global, dengan tetap memegang dan menerapkan nilai-nilai Pancasila.
Sebagai generasi muda, sudah seharusnya kita bisa merawat dan mewarisi Pancasila di masa depan agar Pancasila tetap menjadi bagian utama dari identitas bangsa yang tidak terkalahkan, walaupun dalam prosesnya perlu mengikuti cara dan gaya yang sesuai dengan masa kini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H