Tujuan utama dilakukannya diplomasi budaya tentunya digunakan sebagai objek representatif bangsa untuk memperkenalkan budaya sebagai identitas dan jati diri bangsa, juga untuk menciptakan citra baik atau lebih dikenal sebagai nation branding di mata dunia internasional. Melalui cara ini secara tidak langsung pula dapat meningkatkan pendapatan ekonomi bangsa.
Indonesia sendiri memiliki "super power" dalam bidang kebudayaan, dimana memiliki kekayaan budaya luar biasa yang mana telah diwariskan turun-temurun.Â
Salah satunya yakni kain-kain tradisional Indonesia yang tersebar di Nusantara. Kain nusantara memiliki berbagai corak dan beragam materi serta cara pembuatan. Di setiap ragamnya merepresentasikan ciri khas serta adat istiadat dari tiap daerah masing-masing, baik dari makna tersendirinya juga dari cara pembuatannya yang memiliki nilai estetika tinggi.
Berawal dari munculnya soft power sebagai daya tawar percaturan politik Internasional, diplomasi budaya melalui Berkain Bersama dinilai sebagai cara yang efektif untuk memperkenalkan kebudayaan Indonesia. Banyaknya ragam pesona wisata yang dimiliki oleh Indonesia, budaya dan adat istiadat Indonesia yang memikat masyarakat global.
Melalui cara ini Indonesia mencoba memaksimalkan peran soft power-nya di dunia internasional. Upaya pemerintah Indonesia berawal pada promosi batik secara internasional. Pada pemerintahan Presiden Soeharto tahun 1994, pemerintah mempromosikan batik dengan memberikan batik kepada para kepala negara yang hadir di APEC yang digelar di Jakarta.Â
Usaha mempromosikan kain nusantara ini pun berlanjut hingga saat ini dimana pada awal tahun 2021, muncul campaign Berkain Bersama yang ramai diikuti oleh kalangan anak muda. Selain menjadi bukti bahwa kalangan anak muda sekarang tetap melestarikan budaya, campaign ini juga mengacu kreativitas kalangan anak remaja, tidak hanya kalangan perempuan, tapi juga di kalangan laki-laki.Â
Kreativitas anak bangsa dapat dilihat dari cara mereka memodifikasi kain-kain nusantara. Banyak yang memadukan kain yang dililit seperti sarung dengan jaket atau kemeja dan ditambah dengan sneakers dan accessories lain yang membuat looks mereka tetap modis.
Beberapa entitas di social media turut memperjuangkan revolusi seni budaya Indonesia, contohnya adalah Swara Gembira, Remaja Nusantara, Kain Gembira dan lainnya.Â
Melalui gerakan ini identitas bangsa melalui kain Nusantara dikemas dengan gaya modern seperti contohnya pada Swara Gembira yang merupakan organisasi sosial yang memberikan informasi mengenai edukasi tentang kebudayaan Indonesia salah satu batik dan kain lainnya yang digunakan pada Gerakan Berkain Bersama.Â
Banyak pula masyarakat dari berbagai kalangan serta bermacam usia yang membuat video-video konten menggunakan kain Nusantara yang juga secara tidak langsung mengajak masyarakat lain untuk turut meramaikan campaign ini.Â