Halo, Saya Aurel Maharani dari penerima beasiswa Institut Pariwisata Trisakti 21
Sampah merupakan persoalan sederhana yang sangat mungkin untuk menjadi kompleks. Sampah dihasilkan dari konsekuensi kehidupan manusia dengan karakteristik pola hidupnya yang beragam. Volume sampah sebanding dengan gaya hidup yang dijalankan oleh manusia. Sampah merupakan masalah yang harus segera diberantas dari akar pangkalnya. Pengolahan sampah tidak dapat lepas dari pengelolaan gaya hidup masyarakat. Peningkatan jumlah penduduk dan gaya hidup masyarakat mengakibatkan penambahan volume sampah yang dihasilkan. Sampah telah menjadi ancaman bagi manusia dalam berbagai aspek kehidupan seperti aspek psikis, sosial, dan juga kesehatan.
Salah satu solusi untuk memberantas sampah ialah dengan menerapkan gaya hidup minim sampah, yaitu gaya hidup yang menekan seoptimal mungkin produksi sampah rumah tangga. Gaya hidup minim sampah adalah sebuah konsep yang mengajak kita untuk menggunakan produk sekali pakai dengan lebih bijak untuk mengurangi jumlah dan dampak buruk dari sampah. Tujuannya adalah agar sampah tidak berakhir di TPA, menjaga sumber daya dan melestarikan alam.
Pembuangan sampah yang tidak diurus dengan baik, akan mengakibatkan masalah besar. Karena penumpukan sampah atau membuangnya sembarangan ke kawasan terbuka akan mengakibatkan pencemaran tanah yang juga akan berdampak ke saluran air tanah. Demikian juga pembakaran sampah akan mengakibatkan pencemaran udara, pembuangan sampah ke sungai akan mengakibatkan pencemaran air, tersumbatnya saluran air dan banjir
Selain itu, Eksploitasi lingkungan adalah menjadi isu yang berkaitan dengan pengurusan terutama sekitar kota Oleh sebab itu, banyak negara besar melakukan incineration atau pembakaran, yang menjadi alternatif dalam pembuangan sampah. Sementara itu, permasalahan yang dihadapi untuk proses ini adalah biaya pembakaran lebih mahal dibandingkan dengan sistem pembuangan akhir (sanitary landfill). Apabila sampah ini digunakan untuk pertanian dalam jumlah yang besar, maka akan menimbulkan masalah karena mengandung logam berat
Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktifitas manusia maupun alam yang belum memiliki nilai ekonomis. Sampah berasal dari rumah tangga, pertanian, perkantoran, perusahaan, rumah sakit, pasar, dan sebagainya. Secara garis besar, sampah dibedakan menjadi: 1). Sampah organik/basah, Contoh : Sampah dapur,
 sampah restoran, sisa sayuran, rempah-rempah atau sisa buah dan lain-lain yang dapat mengalami pembusukan secara alami.2) Sampah anorganik/kering, Contoh : logam, besi, kaleng, plastik, karet, botol, dan lain-lain yang tidak dapat mengalami pembusukan secara alami. 3). Sampah berbahaya, Contoh : Baterai, botol racun nyamuk, jarum suntik bekas dan lain-lain.
Permasalahan sampah di Indonesia antara lain semakin banyaknya limbah sampah yang dihasilkan masyarakat, kurangnya tempat sebagai pembuangan sampah, sampah sebagai tempat berkembang dan sarang dari serangga dan tikus, menjadi sumber polusi dan pencemaran tanah, air, dan udara, menjadi sumber dan tempat hidup kuman-kuman yang membahayakan kesehatan.
Manfaat gaya hidup minim sampah / zero waste
1. Minim sampah
Karena tujuan utama zero waste adalah mengurangi dan mengeliminasi sampah, tentunya manfaat utama yang paling dirasakan adalah produksi sampah menjadi berkurang.
2. Kamu jadi sehat
Menerapkan gaya hidup zero waste akan membuat kamu jadi lebih sehat. Kamu tidak lagi mengonsumsi makanan instant dalam kemasan dan beralih ke makanan non kemasan seperti sayuran dan buah. Kamu akan lebih memprioritaskan makanan yang kamu konsumsi dan tidak membeli jajanan makanan ringan dalam kemasan yang tidak perlu.
3. Hemat
Karena kamu tidak lagi mengonsumsi makanan instant dalam kemasan yang menghasilkan sampah plastik, kamu akan beralih ke belanja sayuran dan buah di pasar. Gaya belanja kamu akan lebih banyak perhitungan karena sebisa mungkin kamu akan membeli makanan tanpa kemasan, yang lebih banyak didapatkan di pasar tradisional dengan harga yang murah.
Bagaimana langkah sederhana memulai gaya hidup minim sampah / zero waste
 Cara memulai Zero waste adalah dengan memulai dengan Langkah sederhana seperti melakukan 5R (Refuse,Reduce,Reuse,Recycle,Rot), atau dengan yang paling mudah dengan melakukan 3R (Reduce,Reuce,Recycle) terlebih dahulu, melakukannya dengan memulai menggunakan/membawa sedotan reusable, berbelanja menggunakan kantong belanja sendiri yang berbahan kain, selalu membawa botol minum karena kehadiran botol plastic merupakan penyumbang terbesar sampah plastik di Indonesia dan juga menerapkan gaya hidup minimalis seperti menggunakan atau membeli sesuatu barang sesuai dengan kebutuhan jangan berlebihan dan rubahlah mindset mu mengenai sampah jika kamu hidup dikelilingi sampah akan mengakibatkan diri kita tidak nyaman dam membahayakan sumber air bersih karena tercemar oleh sampah dan polusi.
Untuk menangani permasalahan sampah secara menyeluruh perlu dilakukan alternatif-alternatif pengelolaan. Landfill bukan merupakan alternatif yang sesuai, karena landfill tidak berkelanjutan dan menimbulkan masalah lingkungan. Malahan alternatifalternatif tersebut harus bisa menangani semua permasalahan pembuangan sampah dengan cara mendaur-ulang semua limbah yang dibuang kembali ke ekonomi masyarakat atau ke alam, sehingga dapat mengurangi tekanan terhadap sumberdaya alam. Untuk mencapai hal tersebut, ada tiga asumsi dalam pengelolaan sampah yang harus diganti dengan tiga prinsip-- prinsip baru. Daripada mengasumsikan bahwa masyarakat akan menghasilkan jumlah sampah yang terus meningkat, minimalisasi sampah harus dijadikan prioritas utama. Sampah yang dibuang harus dipilah, sehingga tiap bagian dapat dikomposkan atau didaur- ulang secara optimal, daripada dibuang ke sistem pembuangan limbah yang tercampur seperti yang ada saat ini. Dan industri-industri harus mendesain ulang produk-produk mereka untuk memudahkan proses daur-ulang produk tersebut. Prinsip ini berlaku untuk semua jenis dan alur sampah.
Pembuangan sampah yang tercampur merusak dan mengurangi nilai dari material yang mungkin masih bisa dimanfaatkan lagi. Bahan-bahan organik dapat mengkontaminasi/ mencemari bahan-bahan yang mungkin masih bisa di daur-ulang dan racun dapat menghancurkan kegunaan dari keduanya. Sebagai tambahan, suatu porsi peningkatan alur limbah yang berasal dari produk-produk sintetis dan produk-produk yang tidak dirancang untuk mudah didaur-ulang; perlu dirancang ulang agar sesuai dengan sistem daur-ulang.
Bagaimana penerapan gaya hidup minim sampah / zero waste yang telah dilakukan oleh Mahasiswa.(Berikut foto)
gaya hidup yang bisa dilakukan mahasiswa untuk zero waste adalah
 - mengurangi pembelian kantong plastik ganti dengan shopping bag
- mengurangi penggunaan plastik
- membuang sampah pada tempatnya dan sesuai jenis ( organik atau an) - think before you buy it everything terutama yang susah terurai
Dengan cara tersebut kita bisa mengurangi sampah apalagi sampah yang susah terurai.
Apabila anda menjadi duta Gaya hidup minim sampah apa yang akan anda lakukan
Apabila saya menjadi duta gaya hidup minim sampah, saya akan membuat kampanye untuk mengajak masyarakat luas untuk juga menerapkan gaya hidup minim sampah. Saya juga akan menjelaskan bahayanya akan keberadaan sampah menumpuk yang tak bisa diolah kembali. Mungkin saya juga akan membuat aplikasi untuk memudahkan masyarakat untuk membuang sampah yang dapat didaur ulang dan mendapatkan sejumlah uang. Tentu ini juga membuka lapangan kerja bagi sejumlah masyarakat dan beberapa masyarakat lainnya akan merasa mudah untuk membuang benda2 yang mungkin sudah tidak dipakai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H