Mohon tunggu...
Aurell Nathania Sari S
Aurell Nathania Sari S Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Mahasiswi Aktif Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakata, Program Studi Pendidikan Fisika

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Berkembangnya Teknologi dan Ciptaan AI

24 Desember 2024   01:08 Diperbarui: 24 Desember 2024   01:07 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Artificial Intelligence. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Gerd Altmann

BERKEMBANGNYA TEKNOLOGI DAN CIPTAAN KECERDASAN BUATAN (AI)  
Oleh:
Aurell Nathania Sari S
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
aurell.nathania24@mhs.uinjkt.ac.id
 
Abstrak
Perkembangan teknologi komputer dalam beberapa dekade terakhir telah membawa pada penciptaan Kecerdasan Buatan (AI), yang memungkinkan mesin untuk meniru dan melaksanakan tugas yang biasanya memerlukan kecerdasan manusia. Artikel ini membahas bagaimana kemajuan dalam teknologi komputasi, algoritma pembelajaran mesin, dan ketersediaan data besar mendorong lahirnya AI yang semakin canggih. Berawal dari konsep awal yang diperkenalkan oleh Alan Turing dan rekan-rekannya pada pertengahan abad ke-20, AI kini telah menjadi bagian integral dalam kehidupan sehari-hari, dengan aplikasi dalam bidang seperti asisten virtual, mobil otonom, kesehatan, dan keamanan. Meskipun AI menawarkan potensi besar dalam memecahkan masalah global, tantangan seperti masalah etika, privasi, dan dampak sosial perlu diperhatikan agar teknologi ini dapat dimanfaatkan dengan bijaksana. Artikel ini juga menyoroti masa depan AI yang menjanjikan, dengan harapan dapat membantu meningkatkan kualitas hidup manusia secara keseluruhan.

Pendahuluan
Konsep AI pertama kali muncul pada pertengahan abad ke-20, dipelopori oleh ilmuwan seperti Alan Turing, yang menciptakan Turing Test untuk mengukur kemampuan mesin dalam meniru perilaku manusia. Pada tahun 1956, konferensi Dartmouth yang dihadiri oleh tokoh-tokoh seperti John McCarthy, Marvin Minsky, Nathaniel Rochester, dan Claude Shannon, menjadi tonggak sejarah penting dalam perkembangan AI. Di sinilah istilah "kecerdasan buatan" pertama kali digunakan, dan ide bahwa mesin dapat belajar dan berpikir seperti manusia mulai dipopulerkan. Namun, meskipun penelitian AI pada awalnya menjanjikan, perkembangan teknologi yang dibutuhkan untuk AI yang canggih tidak ada hingga akhir abad ke-20. Pada tahun-tahun sebelumnya, keterbatasan perangkat keras dan perangkat lunak menghambat kemampuan AI untuk benar-benar berfungsi dengan baik dalam kehidupan sehari-hari.
Pada abad ke-21, kemajuan teknologi semakin pesat, dengan salah satu pencapaian terbesar dalam bidang ilmu komputer dan teknologi adalah Kecerdasan Buatan (AI). AI merujuk pada kemampuan mesin untuk meniru dan melaksanakan tugas yang biasanya memerlukan kecerdasan manusia, seperti pengambilan keputusan, pembelajaran, pemecahan masalah, serta pengenalan pola. Konsep ini mulai dikembangkan sejak pertengahan abad ke-20, tetapi baru belakangan ini mengalami kemajuan yang luar biasa seiring dengan berkembangnya teknologi komputasi dan data. Artikel ini akan membahas bagaimana perkembangan teknologi berkontribusi pada penciptaan dan kemajuan AI, serta aplikasi-aplikasi AI yang kini semakin menyentuh berbagai aspek kehidupan manusia.

Sejarah Kecerdasan Buatan (AI)
Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence atau AI) adalah cabang ilmu komputer yang berfokus pada pengembangan sistem atau mesin yang dapat meniru perilaku manusia atau melakukan tugas yang memerlukan kecerdasan manusia. Sejarah AI mencakup perkembangan yang panjang dan signifikan, dimulai dari teori dasar hingga aplikasi praktis yang kini kita kenal dalam kehidupan sehari-hari. Berikut adalah garis waktu penting dalam sejarah AI:
1. Awal Mula Konsep Kecerdasan Buatan
• 1950: Alan Turing mempublikasikan artikel berjudul "Computing Machinery and Intelligence", yang memperkenalkan Turing Test untuk menilai kemampuan mesin dalam meniru kecerdasan manusia. Artikel ini menjadi salah satu dasar pemikiran bagi pengembangan AI. Dalam tes ini, mesin dianggap cerdas jika ia dapat berinteraksi dengan manusia sedemikian rupa sehingga manusia tidak dapat membedakan mesin dari manusia.
• 1956: AI secara resmi diperkenalkan oleh John McCarthy dan koleganya dalam konferensi Dartmouth, yang sering dianggap sebagai titik awal dari kecerdasan buatan sebagai disiplin ilmu. Konferensi ini memunculkan istilah "kecerdasan buatan" dan menetapkan agenda penelitian AI untuk beberapa dekade ke depan.
2. Pengembangan Awal dan Eksperimen AI
• 1950-1960-an: Pada awalnya, para peneliti berfokus pada pengembangan program berbasis aturan yang dapat meniru kemampuan manusia dalam bermain catur dan menyelesaikan masalah logika sederhana. Salah satu contoh program pertama adalah Logic Theorist (1956), yang dikembangkan oleh Allen Newell dan Herbert Simon. Program ini dapat menyelesaikan masalah logika dengan cara yang menyerupai cara berpikir manusia.
• 1960-an-1970-an: Peneliti AI mulai mengembangkan sistem pakar yang lebih kompleks dan algoritma pemecahan masalah untuk aplikasi dunia nyata. Di periode ini, berbagai aplikasi awal seperti SHRDLU (sebuah program yang dapat memahami bahasa alami di lingkungan terbatas) muncul. Di sisi lain, AI juga menghadapi tantangan besar karena keterbatasan perangkat keras dan perangkat lunak.
 
3. Musim Dingin AI
• 1970-an-1980-an: Meskipun ada banyak kemajuan, kecerdasan buatan memasuki periode yang dikenal sebagai "Musim Dingin AI". Pada masa ini, AI menghadapi banyak kekecewaan karena ketidakmampuan teknologi untuk memenuhi harapan tinggi. Keterbatasan komputasi dan kurangnya data yang tersedia membuat banyak proyek AI stagnan. Bahkan, dana penelitian untuk AI banyak yang dipotong pada saat itu.
4. Kebangkitan Kembali dan Kemajuan dalam Pembelajaran Mesin
• 1980-an: Pembelajaran Mesin (Machine Learning) mulai menjadi subbidang yang semakin penting dalam AI, berfokus pada pengembangan algoritma yang memungkinkan mesin belajar dari data tanpa perlu diprogram secara eksplisit. Jaringan Saraf Tiruan (Artificial Neural Networks) dan Algoritma Backpropagation mulai digunakan untuk memecahkan masalah yang lebih kompleks.
• 1990-an: Dengan munculnya lebih banyak data dan kemajuan dalam perangkat keras komputer, AI kembali menunjukkan kemajuan. IBM Deep Blue menjadi terkenal pada tahun 1997, ketika berhasil mengalahkan juara catur dunia, Garry Kasparov. Ini adalah pencapaian besar dalam bidang AI yang menunjukkan bahwa mesin dapat mengalahkan manusia dalam tugas yang sangat kompleks.
5. Revolusi AI dengan Deep Learning
• 2000-an hingga Sekarang: Memasuki abad ke-21, perkembangan AI melesat pesat berkat tiga faktor utama: peningkatan kapasitas komputasi, ketersediaan data besar (Big Data), dan kemajuan dalam algoritma pembelajaran mendalam (Deep Learning). Deep Learning, yang menggunakan jaringan saraf multi-lapis untuk memproses data dalam jumlah besar, memungkinkan pengembangan aplikasi AI yang lebih kompleks, seperti pengenalan suara, gambar, dan bahkan mobil otonom.
• 2010-an: Pada tahun 2012, AlexNet, sebuah model deep learning, memenangkan kompetisi pengenalan gambar ImageNet dengan mengalahkan semua pesaing lainnya secara signifikan, yang memperlihatkan kemampuan luar biasa dari jaringan saraf dalam pengenalan pola. Selanjutnya, perusahaan besar seperti Google, Facebook, dan Microsoft mulai mengintegrasikan teknologi AI ke dalam produk dan layanan mereka. Google Assistant, Siri dari Apple, dan Alexa dari Amazon adalah contoh aplikasi berbasis AI yang kini digunakan oleh jutaan orang di seluruh dunia.
• 2016: AI mencapai tonggak sejarah lainnya dengan permainan Go, ketika AlphaGo yang dikembangkan oleh DeepMind mengalahkan pemain Go terbaik dunia, Lee Sedol. Kemenangan ini menunjukkan potensi AI dalam menghadapi masalah yang jauh lebih kompleks daripada permainan catur, di mana strategi sangat bergantung pada intuisi dan kreativitas.

Faktor-faktor yang Mendorong Kemajuan AI
1. Kemajuan dalam Kekuatan Komputasi: Dengan semakin canggihnya perangkat keras komputer, seperti penggunaan prosesor multi-core dan GPU (Graphics Processing Unit), pemrosesan data dalam jumlah besar kini menjadi lebih cepat dan efisien. Teknologi cloud computing juga memungkinkan penyimpanan dan pemrosesan data dalam skala besar dengan biaya yang lebih rendah.
2. Big Data dan Pembelajaran Mesin: Salah satu faktor utama yang mendukung kemajuan AI adalah ketersediaan data dalam jumlah besar (Big Data). Dalam banyak aplikasi AI, data digunakan untuk melatih algoritma dan model agar dapat belajar dari pola-pola yang ada. Machine learning dan deep learning adalah dua subbidang utama dalam AI yang memungkinkan mesin untuk belajar dan berkembang seiring waktu tanpa harus diprogram secara manual untuk setiap tugas.
3. Algoritma Pembelajaran Mendalam (Deep Learning): Deep learning adalah subbidang dari machine learning yang melibatkan jaringan saraf buatan yang kompleks, yang mirip dengan cara kerja otak manusia dalam mengenali pola dan membuat keputusan. Melalui penggunaan lapisan-lapisan neuron dalam jaringan saraf, deep learning memungkinkan AI untuk memproses dan memahami data yang lebih rumit, seperti pengenalan wajah, suara, atau bahkan teks.

Aplikasi AI dalam Kehidupan Sehari-hari
Seiring dengan berkembangnya teknologi, aplikasi AI telah mulai merambah berbagai sektor kehidupan manusia. Beberapa aplikasi AI yang populer dan banyak digunakan antara lain:
1. Asisten Virtual: Teknologi AI memungkinkan terciptanya asisten virtual seperti Siri, Google Assistant, dan Amazon Alexa, yang dapat memahami perintah suara dan memberikan respons yang relevan dalam bahasa alami. Asisten virtual ini memanfaatkan teknologi natural language processing (NLP) untuk berkomunikasi dengan pengguna dan menyediakan informasi secara real-time.
2. Mobil Otonom: Perusahaan seperti Tesla dan Waymo telah mengembangkan mobil yang dapat mengemudi sendiri tanpa bantuan manusia. Mobil otonom ini menggunakan AI untuk mengenali lingkungan sekitar dan membuat keputusan berdasarkan data sensor dan kamera.
3. Kesehatan dan Diagnosa: AI semakin diterapkan dalam bidang medis untuk mendiagnosis penyakit dengan akurasi yang lebih tinggi. Misalnya, AI dapat menganalisis gambar medis seperti rontgen dan MRI untuk mendeteksi kelainan atau kanker dengan tingkat keberhasilan yang lebih baik daripada manusia.
4. Keamanan dan Pengawasan: Sistem AI digunakan dalam pemantauan keamanan untuk mendeteksi ancaman atau intrusi. Teknologi pengenalan wajah dan analisis perilaku memungkinkan sistem keamanan bekerja lebih cepat dan efisien.

Tantangan dan Masa Depan AI
Meskipun AI memiliki potensi yang luar biasa, ada sejumlah tantangan yang perlu diatasi. Salah satunya adalah masalah etika dan privasi, di mana data pribadi yang digunakan oleh AI harus dikelola dengan hati-hati untuk mencegah penyalahgunaan. Selain itu, penggantian pekerjaan oleh mesin merupakan masalah sosial yang perlu dihadapi karena otomatisasi dapat menggantikan pekerjaan manusia dalam beberapa sektor industri.
Masa depan AI sangat menjanjikan, terutama dalam bidang kesehatan, transportasi, dan pendidikan. Dengan kemajuan dalam teknologi dan algoritma, kita dapat mengharapkan sistem AI yang lebih cerdas, lebih aman, dan lebih efisien, yang dapat membantu menyelesaikan berbagai masalah global, seperti perubahan iklim, kelangkaan energi, dan ketahanan pangan.

Penutup
Perkembangan teknologi yang pesat telah membuka jalan bagi penciptaan AI yang semakin canggih dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Kemajuan dalam komputasi, algoritma pembelajaran mesin, dan ketersediaan data besar telah memungkinkan AI untuk berkembang menjadi salah satu teknologi yang paling penting di abad ke-21. Meskipun terdapat tantangan, terutama dalam hal etika, privasi, dan pengangguran akibat otomatisasi, masa depan AI menawarkan potensi besar untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dan memberikan solusi untuk berbagai masalah global. Oleh karena itu, pengembangan AI harus dilakukan dengan bijaksana agar dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi umat manusia.
 
 DAFTAR PUSTAKA
 
LeCun, Y., Bengio, Y., & Hinton, G. (2015). Deep Learning. Nature, 521(7553), 436-444.
McCarthy, J., Minsky, M., Rochester, N., & Shannon, C. (1956). A Proposal for the Dartmouth Summer Research Project on Artificial Intelligence.
Russell, S., & Norvig, P. (2010). Artificial Intelligence: A Modern Approach (3rd ed.). Pearson Education.
Turing, A. (1950). Computing Machinery and Intelligence. Mind, 59(236), 433–460.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun