Pada Rabu, 29 Mei 2024 di Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pusat Layanan Disabilitas dan Pendidikan Inklusi (PLDPI) Surakarta telah dilaksanakan kegiatan sosialisasi dengan judul "Peran Orang Tua dalam Penyelenggaraan Pendidikan Inklusi" dengan menghadirkan narasumber Dr. Joko Yuwono, M.Pd. selaku kepala program studi S2 Pendidikan Luar Biasa UNS yang memiliki pengalaman sebagai praktisi anak autis dan pendidikan inklusi.
Sosialisasi tersebut merupakan salah satu program rancangan mahasiswa magang Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dari Pendidikan Luar Biasa Universitas Sebelas Maret Surakarta. Â Kegiatan ini dihadiri oleh seluruh orang tua dari anak yang melakukan terapi di UPTD PLDPI Surakarta yang berjumlah 137 orang. Sosialisai peran orang tua dalam pratik pendidikan inklusi ini dibuka oleh Bapak Siwi Purno, S.Pd. selaku Kepala UPTD PLDPI Surakarta kemudian. Berikutnya, sosisalisasi dilaksanakan dengan teknis diskusi antara orang tua bersama narasumber yang dilakukan selama dua sesi, dengan masing-masing sesi selama satu jam yang berlangsung mulai dari pukul 08.00-11.00 WIB dengan jeda antara pukul 09.00-10.00 WIB.
Pendidikan Inklusi merupakan model sekolah yang menyatukan antara anak berkebutuhan khusus dengan anak-anak pada umumnya di dalam kelas yang sama dengan beberapa penyesuain yang diberikan, diantaranya kurikulum, model pembelajaran, media pembelajaran, hingga cara penilaian yang dilakukan. Pada materi yang disampaikan oleh Dr. Joko Yuwono, M.Pd., disampaikan juga terkait dengan berbagai elemen yang menjadi perhatian dalam implementasi pendidikan inklusi diantaranya menghargai dan menerima perbedaan-keragaman; anak berkebutuhan khusus berada dalam kelas reguler sepanjang hari; kurikulum dan pembelajaran yang fleksibel; lingkungan sekolah yang ramah dan mudah diadaptasi oleh semua anak; adanya guru yang ramah; adanya guru pembimbing khusus; adanya pusat sumber; serta kemitraan sekolah, guru, pemerintah, instansi terkait, orang tua, dan masyarakat.
Selanjutnya dijelaskan oleh Dr. Joko Yuwono, M.Pd. mengenai berbagai macam tantangan orang tua dalam mendidik anak berkebutuhan khusus menurut Jordan (2001) yang meliputi parent's lack of expertis, parent's self esteem, life-long condition, multiple effects, social emotional effects, dan explanation and social support. Keterlibatan orang tua dalam proses asesmen dan perancangan program bagi anak juga ditekankan dalam sosialisasi tersebur, disamping keterlibatan orang tua dalam pengasuhan dan perawatan, pemberian intervensi berbasis rumah, perencanaan tempat bagi anak untuk menempuh pendidikan, dan pengawasan. Pemaparan materi ditutup dengan penjelasan mengenai sikap yang harus ditampakkan orang tua dalam membersamai perkembangan anak berkebutuhan khusus.Â
Kegiatan disambung dengan tanya jawab oleh orang tua kepada narasumber terkait permasalahan yang biasa dialami dalam mendidik anak hingga permasalahan yang kerap dijumpai di sekolah. Sosialisasi ditutup dengan pembagian link google form yang berisi berbagai pertanyaan mengenai dukungan apa yang dibutuhkan oleh orang tua dalam mendidik anak berkebutuhan khusus. Hasil dari pengisian link tersebut dapat digunakan sebagai pemetaan pemenuhan dukungan yang dibutuhkan. Dari sosialisasi ini diharapkan seluruh orang tua dapat memahami mengenai pendidikan inklusi bagi anak berkebutuhan khusus dan perannya dalam pengimplementasian pendidikan inklusi. Dengan demikian, orang tua akan mendapatkan ilmu yang lebih matang terkait pendidikan inklusi dan dapat mengambil peran yang tepat dalam pelaksanaan pendidikan inklusi sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang secara maksimal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H