Idul Fitri atau yang biasa disebut dengan Lebaran merupakan sebuah kata yang mengandung makna yang begitu dalam bagi umat Islam di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Lebaran merupakan salah satu momen yang selalu dinantikan oleh umat Islam. Hari Lebaran merupakan tanda akhir bulan suci Ramadhan, di mana umat Muslim berpuasa dari fajar hingga magrib selama sebulan penuh. Namun, Lebaran bukan hanya sekedar tanda berakhirnya bulan suci Ramadhan, melainkan Lebaran adalah salah satu bentuk rasa syukur.
Lebaran adalah salah satu perayaan terpenting karena Lebaran dianggap sebagai hari kemenangan bagi umat Islam setelah menjalankan puasa selama kurang lebih 30 hari di bulan Ramadhan. Lebaran menjadi momen untuk berkumpul, bersilaturahmi, dan saling mempererat hubungan kekeluargaan dengan kerabat dan sanak saudara. Lebaran bukan hanya sebagai momen religius saja, tetapi juga menjadi sebuah simbol toleransi, solidaritas, dan persatuan di tengah keragaman budaya di Indonesia. Di artikel ini saya akan membagikan hasil wawancara yang telah saya tanyakan kepada keluarga saya seputar Lebaran, dimulai dari persiapan Lebaran dan tradisi Lebaran keluarga kami, seperti sungkeman, bersilaturahmi dengan sanak saudara dan tetangga, serta tradisi ziarah ke makam. Namun, sebelum itu, yuk kita pahami terlebih dahulu darimana asal usul Lebaran dan apa sih Lebaran itu?
Asal Usul dan Makna Lebaran
Kata "Lebaran" berasal dari tradisi Hindu yang memiliki arti "selesai", "usai", atau "habis". Dalam hal ini menandakan selesainya masa berpuasa di bulan Ramadhan. Istilah ini diperkenalkan oleh para Wali kepada umat agama Hindu yang baru masuk Islam supaya tidak terlalu merasa asing dengan agama yang dianut.
Lebaran adalah hari raya yang dirayakan pada tanggal 1 Syawal dalam kalender Islam. Seluruh umat Islam pasti sangat menantikan datangnya hari Lebaran. Hal ini dikarenakan Lebaran merupakan hari kemenangan umat Islam setelah sebulan penuh menahan lapar, haus, dan godaan lainnya atau yang biasa kita sebut dengan puasa. Puasa merupakan salah satu dari lima rukun Islam yang wajib dilakukan oleh umat Islam yang memenuhi syarat.
Tradisi Sebelum Lebaran
Pada umumnya saat menjelang Lebaran, seluruh umat Islam, termasuk keluarga saya, akan mempersiapkan segala kebutuhan untuk merayakan Lebaran. Rumah-rumah akan dibersihkan kemudian dihiasi seindah mungkin, jalanan akan dipenuhi lampu-lampu, pasar dan mall akan ramai pengunjung yang akan membeli kebutuhan untuk merayakan Lebaran, seperti membeli pakaian baru dan membeli berbagai macam kue yang identik dengan Lebaran, seperti kue nastar dan kue putri salju. Selain itu mereka juga akan menyiapkan lembaran uang kertas baru untuk dibagikan yang biasa kita sebut THR, Tunjangan Hari Raya.
Saat malam takbiran, yaitu satu malam sebelum Lebaran, terdapat tradisi bermalam di masjid atau musholla. Takbiran dilakukan dengan cara mengucapkan kalimat takbir dan tasbih serta membaca dzikir secara bersama-sama sebagai bentuk rasa syukur dan pengagungan kepada Allah SWT. Berikut kalimat yang dikumandangkan saat malam takbiran sampai hari Lebaran:
Artinya: Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Tiada tuhan selain Allah yang Maha Besar. Allah Maha Besar, segala puji bagi-Nya.
Tradisi Saat Hari Lebaran
Umat Islam pergi ke masjid atau ke lapangan luas untuk melaksanakan shalat Idul Fitri di pagi hari Lebaran. Shalat Idul Fitri atau yang biasa disingkat shalat Id merupakan salah satu bentuk pendekatan hubungan umat Islam kepada Allah SWT sebagai wujud syukur atas kesabaran dan ketekunan selama bulan Ramadhan. Setelah melaksanakan shalat Id, seluruh umat Islam akan melakukan sebuah tradisi yang menjadi aspek terpenting dari perayaan Lebaran, yaitu halal bihalal. Tradisi halal bihalal merupakan tradisi yang mengajarkan betapa pentingnya saling memaafkan sesama dan memulai lembaran baru dengan kondisi hati yang suci dan bersih.