Mohon tunggu...
Aurellia Pundarika
Aurellia Pundarika Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

pelajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tanpa Kalian Bisa Apa

23 Maret 2024   19:33 Diperbarui: 23 Maret 2024   19:42 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

     Di proyek kedua ini kelas 10 mendapatkan proyek p5 dengan tema "KEBINEKAAN". Saat itu kelas 10 dikumpulkan di pendopo dan dijelaskan tentang projek p5 tersebut . Setelah itu guru -- guru menentukan Daerah dengan menggunakan spin kelas D (Papua), kelas C (Sulawesi), kelas E (Kalimantan), kelas A (Sumatra), dan kelas B (Jawa-Bali). Setelah itu kembali ke kelas masing - masing dan menentukan kepanitiaan dan alurnya. Banyak yang kecewa karena enggak dapat Jawa tapi gapapa.

     Setelah menentukan kepanitiaan dan alur, aku mengajukan diri menjadi stage manager. Setelah berdiskusi kami memilih tari saman dan tari tor -- tor, tidak hanya tarian tetapi kami juga menampilkan permainan adat dan makanan tradisional khas Sumatra juga. Kami juga memilih Ale sebagai maskot kelas kita. Setelah itu kami latihan. Saat latihan banyak yang enggak fokus sama sekali ada yang lari - lari, ada yang tidur, ada yang berantem karena dia enggak mau di atur. Tetapi kami bisa mengatasi semua konflik itu.

     Saat latihan aku pernah sebel banget sama temanku atau ketuaku karena dia suka komen terus gara -- gara kostum kemahalan, make up kemahalan padahal itu udah dicari yang paling murah terus dia enggak pernah bantu cari jalan keluarnya dia hanya bisa bicara berbusa -- busa tetapi tidak pernah melakukan apa -- apa. Saat aku ingin mengatur tata letak aku selalu dimarahi, katanya aku di suruh diam aja dan memilih partnerku untuk mengatur semuanya. Disitu aku dah mulai sebel karena aku kayak enggak kerja sama sekali. Dari sini juga satu kelas jadi musuhan.

     Saat latihan juga aku sempat marah gara -- gara banyak yang enggak bisa di atur dan malah marah marah ke aku. Banyak teman yang nyepelein aku dan enggak dengerin aku. Aku juga sempat nangis karena banyak yang marahin aku. Kata mereka "menengo wae koe ngopo to" dari situ aku sebel sama meraka. Tapi aku gak nyerah gitu aja karena aku punya teman yang sangat support banget yaitu Aira, Endah, dan Belva. Aku cari solusi supaya pada dengerin aku. Setelah latihan aku sama teman aku pergi untuk cari kostum dan make up, setalah mendapatkan make up dan kostum temanku ngomong ke ketua kalau udah ketemu kostum dan make up nya. Tapi reaksi ketuanya malah marah "kalian kok boros banget kan ada yang lebih murah" dan gak setuju dengan harganya padahal itu udah di cari yang paling murah dan bagus kualitasnya tapi malah gak setuju. Udah susah - susah cari tapi malah diterima dengan terpaksa padahal dah habisin bensin demi sewa kostum dan make up. Saat itu juga uang yang dikumpulkan kurang dan kita patungan biar uangnya enggak kurang lagi. Dari pada stres aku dan temanku pergi ke suatu tempat yaitu pantai dan senang di sana. Saat di jalan pulang aku dan temanku merasa lega.

     Kami juga dibantu guru pendamping kami yaitu Bu Vina, Bu Fani, dan Pak Markus yang setia dan sabar membantu kami. Mereka juga membantu untuk menemukan jalan keluar dari masalah itu dan berkat mereka kami bisa menampilkan pentas dengan bagus dan memuaskan. Aku juga sering curhat sama Bu Vina, Bu Fani, dan Pak Markus tentang masalah yang ku hadapi. Berkat mereka juga aku bisa menemukan jalan keluar dan gak nyerah gitu aja. Mereka pun sabar dengan kelakuan kelas kita yang sangat amat nyebelin, ribut, dan susah diatur.

     Gara -- gara proyek ini aku juga mendapatkan pengalaman yang enggak pernah aku dapatkan. Menjadi stage manager ternyata tidak semudah itu aku mendapatkan pengalaman jadi stage manager yang sangat susah untuk dilewati dan tidak semudah itu untuk melawati semua ini. Berkat partnerku juga yaitu Jane aku bisa melewati semua ini, berkat temanku dan orang tuaku aku bisa melewati semua ini.

     Saat hari yang ditunggu telah tiba tepatnya tanggal 16 Januari 2024 Sekolah kita berulang tahun, saat itu juga kami tampil di depan banyak orang. Aku datang lebih awal dari biasanya dan saat itu juga aku lihat temanku sangat kebingungan gimana konsep make up nya dan gaya rambutnya karena mereka cuma ber 3 disitu juga aku membantu mereka karena waktu yang sangat mepet kami sangat terburu -- buru karena mengejar waktu. Aku dan temanku sangat sebel karena banyak yang berkeliaran padahal belum di make up dan belum memakai kostum. Tetapi semuanya bisa selesai aku dan temanku sangat lega karena kita bisa melewati semuanya. Dari situ juga aku merasakan bahwa kita tidak bisa melakukannya sendirian kita juga membutuhkan teman/orang di sekitar kita untuk membantu. Aku juga berterima kasih sama semuanya karena kita bisa sama - sama melewati rintangan yang sangat berat ini. Tanpa kerja keras kita semua mungkin pentas kita akan hancur dan enggak berjalan dengan lancar. Itu aja dari aku dan aku sangat bangga pada teman -- temanku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun