Mohon tunggu...
Aurellia Kevin Dhite
Aurellia Kevin Dhite Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tren Citayam Fashion Week di Tahun 2022

5 Januari 2023   18:57 Diperbarui: 5 Januari 2023   19:22 606
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada bulan Juli silam, masyarakat Indonesia sempat dihebohkan dengan adanya Tren Citayam Fashion Week. Citayam Fashion Week sendiri merupakan aksi peragaan busana oleh kumpulan remaja dari berbagai wilayah Jakarta yang dilaksanakan di kawasan Jalan  Jenderal Sudirman, Dukuh Atas, Jakarta Pusat. Tren ini dilakukan dengan tujuan untuk mengekspresikan kreativitas anak muda dan menjadikannya sebagai wadah untuk menyalurkan hobi mereka dibidang fashion.

Tren Citayam Fashion Week ternyata bermula dari kegiatan para remaja yang sering berkumpul di kawasan SCBD (Sudirman Central Business District) hanya untuk "nongkrong" dan mencari hiburan dengan mengenakan pakaian fashion atau outfit brand lokal yang terbilang nyentrik. Hingga konsep catwalk ala-ala model profesional di zebra cross dilakukan untuk memenuhi kebutuhan konten di sosial media. Kegiatan ini dinamakan sebagai Citayam Fashion Week karena kebanyakan remaja yang ada disana berasal asli dari Citayam, sedangkan Fashion Week sendiri terinspirasi dari Paris Fashion Week, yang dimana mereka seperti sedang berada di acara fashion show namun versi kelas menengah.

Tren Citayam Fashion Week mencuri banyak perhatian dari masyarakat Indonesia ketika muncul adanya unggahan foto dan video kegiatan tersebut di media sosial, terutama pada platform Tiktok. Mereka beranggapan bahwa kegiatan ini mampu menghibur masyarakat yang semata-mata sedang melintasi daerah tersebut atau yang hendak menunggu jadwal keberangkatan MRT. Tak sedikit juga yang ikut membuat konten foto dan video sehingga menarik minat masyarakat dari berbagai wilayah Indonesia yang mendatangi kawasan tersebut dan ikut serta meramaikan. Di tempat tersebut orang-orang dapat menujukkan kreativitasnya dalam hal unjuk kebolehan. Mengingat Jakarta sebagai kota besar dan bertemunya orang-orang dalam berbagai suku, budaya, ras, dan agama membuat trend ini semakin dikenal.

Di tengah hebohnya Tren Citayam Fashion Week. Banyak artis lokal Indonesia yang memanfaatkan hal ini untuk menjadikan sebuah konten. Yang pada awalnya peserta Citayam Fashion Week ini adalah anak muda Citayam yang berpakaian brand lokal dan nyentrik, lambat laun mulai berubah ketika para artis lokal Indonesia secara ikut-ikutan berpose di zebra cross dengan pakaian mahal branded-nya seperti Gucci, Coach, Louis Vuitton, dll. Hal itu membuat masyarakat kesal.

Viralnya Citayam Fashion Week menimbulkan pro dan kontra dari masyarakat Indonesia. Tak sedikit yang mendukung kegiatan ini, tetapi tak sedikit juga yang menolak kegiatan ini diadakan. Citayam Fashion Week awalnya disambut positif karena banyak masyarakat yang beranggapan bahwa lebih baik mereka melakukan kegiatan seperti itu dibandingkan jika mereka melakukan kegiatan yang tidak jelas dan merugikan diri mereka sendiri, seperti melakukan tindakan kriminal atau pergaulan bebas. Dengan adanya Citayam Fashion Week ini menjadikan sarana bagi remaja untuk mengungkapkan diri mereka masing-masing melalui sebuah fashion. Dan tentunya mereka dapat mengekspresikan kreativitas mereka menjadi sebuah karya sehingga kreativitas para remaja sebagai konten creator di media sosial meningkat karena tren ini. Tak perlu mahal dan mewah, para remaja tampil percaya diri dengan penampilannya. Citayam Fashion Week juga dapat menjadi hal yang positif untuk ekomoni sekitar. Contohnya, street food hingga barang-barang brand lokal yang muncul karena dipakai oleh ikon-ikon Citayam Fashion Week melalui endorse. Bisa dilihat bahwa mereka dengan sengaja di endorse oleh brand lokal karena brand memanfaatkan untuk memasarkan brand ke publik.

Secara tidak langsung, kegiatan ini membuat perspektif atau cara pandang masyarakat terhadap remaja Citayam menjadi beragam. Ada yang menganggap mereka merupakan sekumpulan anak-anak "alay" yang mencari sensasi agar mereka menjadi terkenal dan ada juga yang menganggap bahwa mereka merupakan sekumpulan anak-anak kreatif yang memanfaatkan kreativitasnya dengan baik. Namun, anggapan itu mulai bergeser ketika Citayam Fashion Week mulai melenceng dari konsep yang sudah ada. Seperti yang kita ketahui bahwa konsep Fashion Week ini merupakan kegiatan fashion yang dilakukan pada tiap pekan, sedangkan Citayam Fashion Week ini dilakukan hampir setiap hari sehingga dengan tingginya antusias warga menyebabkan keramaian yang tak terkira di kawasan tersebut. 

Keramaian Citayam Fashion Week ini menimbulkan ketidaknyamanan untuk warga sekitar. Tak hanya mengganggu lalu lintas, maraknya kriminalitas pun juga terjadi akibat dari kegiatan ini. Aksi kriminalitas yang terjadi di Citayam Fashion Week merupakan pencurian barang seperti sepeda motor, pencurian telefon genggam dll. Ketidaknyamanan lain yang disebabkan kegiatan ini adalah banyaknya sampah berserakan di jalan dan banyaknya anak muda yang tidur sembarangan di halte dan daerah sekitar.

Dengan begitu Tren Citayam Fashion Week ini termasuk ke dalam bentuk budaya populer karena tren ini merupakan sesuatu yang viral, berlangsung dalam jangka waktu yang singkat dan diikuti oleh berbagai kalangan masyarakat, yang mana tren ini membuat kebudayaan tersendiri didalamnya. Secara tidak sadar, tren ini dapat diterima secara luas oleh masyarakat dan penyebarannya pun begitu cepat dibantu oleh media digital, seperti platform Tiktok.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun