Mohon tunggu...
Auuu
Auuu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah mahasiswa yang memiliki ketertarikan dalam membaca buku

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perkembangan Sektor Industri Kabupaten Tangerang Mencapai Titik Balik

18 September 2023   21:53 Diperbarui: 18 September 2023   21:55 473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kabupaten Tangerang yang pada dasarnya merupakan wilayah yang termasuk dalam Provinsi Banten ini memiliki latar belakang Sejarah yang emmang sudah ungguk di bidang perindustriannya. Bagaimana tidak, hal ini sudah ditandai sejak zaman penjajahan di masa -- masa colonia, dimana Banten merupakan wilayah yang dapat dikategorikan sebagai wilayah yang strategis untuk tujuan atau destinasi perdagangan karena wilayahnya yang dekat dan mudah dijangkau dari segi kemudahan akses kendaraan laut. Hal ini terbukti hingga kini, dimana banyaknya sektor -- sektor perindustrian yang berlokasi di Tangerang. Selain itu, banyaknya industry yang ada di Tangerang menjadikan kota ini memiliki julukan sebagai kota 1001 industri. Hal ini tentunya menjadi identitas yang kuat dimana sektor perdagangan yang ada di Kabupaten Tangerang bisa dikatakan stabil dan terutama menuju arah perkembangan yang baik, walaupun tak luput dari naik turunnya dunia perindustrian yang tidak selalu stabil. Namun, hasil akhirnya Tangerang mampu menjadi kota pendukung kegiatan ekonomi yang ada di Jakarta.

Pekembangan perindustrian yang ada di Tangerang dapat dilihat dari kondisi lahan yang ada saat ini. Dimana, sektor industry yang meraja lela tersebut mampu mempengaruhi perkembangan bidang usaha lain yang tentunya dapat menunjang kegiatan industry yang ada supaya semakin tercukupi secara kompleks yang diharapkan mampu mendukung Pembangunan yang ada di Tangerang. Selain dari kondisi lahan, perkembangan perindustrian dapat dilihat dari banyaknya produk -- produk yang diproduksi oleh pabrik yang berlokasi di Tangerang. Tak hanya itu, perilaku Masyarakat dan kebiasaan pun mampu menandai hal ini. Sebagai contoh, Masyarakat yang hidup di Jabodetabek biasanya cenderung memiliki pola kerja yang dimulai pukul 9 pagi hingga 5 sore. Namun, dengan kondisi yang monoton seperti itu setiap harinya, tentu mengakibatkan munculnya rasa bosan. Untuk keluar dari keterikatan tersebut,mereka biasanya akan membuka usaha usaha nya secara mandiri dari lingkup dan cakupan yang kecil dahulu dan mengembangkannya hingga menjadi sebuah Perusahaan yang besar. Hal serupa merupakan hal yang sangat umum dan menjadi hal yang mampu mendukung pertumbuhan perindustrian yang ada di Kabupaten Tangerang itu sendiri.

Banyaknya industry yang ada tentunya menjadi peluang bagi para pelaku usaha untuk menyediakan barang ataupun dalam bentuk jasa yang mampu mereka tawarkan guna menunjang kegiatan perindustrian yang telah ada. Contoh nya yaitu penyediaan di bidang pergudangan. Saat ini banyak lahan yang dialih fungsikan menjadi sektor pergudangan yang memanfaatkan lahan lahan yang tidak bisa dibilang terlalu strategis, namun ketersediaan sektor tersebut memang diminati para pelaku usaha. Hal ini menunjukkan tingginya minat Masyarakat setempat dalam sektor perindustrian.

Ketersediaan transportasi juga dapat menentukan perkembangan transportasi yang ada di suatu wilayah. Sebagai contoh, ketersediaan transportasi yang mencakup wilayah Jabodetabek mampu menunjang kemajuan perindustrian yang ada. Hal ini mampu membuat suatu industry dapat lebih leluasa untu memperkerjakan orang yang berada di luar wilayah tersebut tanpa harus memberi tunjangan transportasi yang besar dengan adanya transportasi umum yang harganya cenderung relative lebih murah.

Kemajuan industry sangat besar yang ditandai dengan melonjaknya harga tanah yang ada. Saat ini, baik itu di wilayah yang sempit akan akses jalannya ataupun wilayah yang berada di sekitar area permukiman padat penduduk, nominal harga dari sebidang tanah mencapai harga yang fantastis. Hal ini menandakan bahwa ketersediaan lahan yang ada di Tangerang semakin menipis namun tidak diimbangi dengan kebutuhannya yang semakin melonjak guna keperluan bidang industry ataupun digunakan sebagai permukiman yang diharapkan mampu menampung Masyarakat luar untuk datang dan menetap disana. walaupun, dengan demikian dapat menjadikan terjadinya sebuah ketimpangan sosial yang menciptakan batasan -- batasan sosial bagi kelompok sosial Masyarakat yang ada.

Kemajuan industry juga ditandai dengan banyaknya Masyarakat yang berprofesi sebagai buruh pabrik atau pekerja lepas dari sebuah industry yang ada. Namun, merebaknya buruh dan semakin terciptanya kelas kelas dari strata sosial yang ada sering kali menciptakan sebuah ketidakadilan bagi kelompok tertentu, terutama pada kelompok menengah kebawah. Hal ini juga didukung dari kebijakan dari sebuah Perusahaan itu sendiri yang tidak mempertimbangkan dengan baik kesejahteraan para pegawai didalamnya.

Dengan segala hiruk pikuk yang ada dan telah menjadi sebuah masalah yang terkomplikasi, tak sedikit pelaku industry yang memutuskan untuk memindahkan tempat usaha mereka ke tempat lain. Dalam hal ini, akhir -- akhir banyak Perusahaan yang memindahkan usahanya ke wilayah Jawa Tengah. Hal ini tentunya memberi dampak positif dan negative bagi kedua belah pihak.Pertama, Masyarakat kota mungkin tidak akan merasakan kepadatan yang tinggi seperti sedia kala karena banyak Masyarakat yang mengikuti kemana sektor industry tersebut berada, namun banyak juga Masyarakat yang akan merasakan kerugian karena memiliki usaha yang sifatnya menunjang perindustrian yang sebelumnya ada di sekitar mereka. Dampak buruk dan baik pun turut dialami oleh Masyarakat pedesaan, seperti, mereka akan mengalami kemajuan Pembangunan dan ekonomi setempat dengan berdirinya badan perindustrian skala besar yang tentunya akan berpengaruh pada perputaran ekonomi di tempat tersebut. Namun, dampak yang mengkhawatirkan juga akan menerpa Masyarakat desa untuk melakukan pembebasan atas lahan pertanian yang dimilikinya kepada pemilik Perusahaan.

Alasan utama dari adanya pemindahan ini yaitu segi ekonomi. Para pelaku usaha mengincar daerah yang memiliki standar UMR yang cenderung lebih rendah untuk memaksimalkan keuntungan Perusahaan, oleh karena itu Jawa Tengah dianggap menjadi lokasi yang tepat untuk mendapatkan SDM dengan tunjangan yang jauh lebih murah dibandingkan dengan tunjangan buruh pabrik yang ada di kawasan Jabodetabek, khususnya Tangerang.

Meskipun terlihat menjanjikan, namun Perusahaan tentunya juga harus megkaji dengan baik terkait strategi mereka untuk membangun wilayah tersebut. Hal ini dikarenakan dalam Pembangunan sektor industry wilayah harus memenuhi kewajiban untuk meningkatkan perkemangan dan juga pertumbuhan ekonomi supaya benar -- benar dapat seperti denga napa yang diharapkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun