Berjalannya sebuah kegiatan yang mendominasi pada suatu wilayah tertentu biasanya akan menjadi titik awal menjamurnya kegiatan serupa untuk turut hadir disekelilingnya. Seiring berkembangnya waktu, wilayah tersebut biasanya akan memiliki pola kegiatan yang sama di dalamnya. Kegiatan yang sejanis, terjadi terus menerus dan melibatkan banyak orang biasanya akan menjadikan identitas tersendiri pada kawasan tersebut. Tak terkecuali dengan mnculnya sebuah kawasan industry yang bermunculan dan biasanya memiliki cakupan lokasi yang berdekatan. Â Hal ini didasari pelopor beberapa sektor industry yang memancing industry bidang lainnya untuk turut berdiri disekitarnya.
Biasanya, sebelum kawasan tersebut dikuasai oleh suatu bidang kegiatan ekonomi, pelaku ekonomi didalamnya akan memperhatikan beberapa aspek yang dianggap dapat digunakan sebagai pendukung berdirinya kawasan industry tersebut. Pada sebuah wilayah, pasti akan ada suatu kawasan yang bergerak di sektor perindustrian guna penggerak ekonomi wilayah tersebut. Munculnya kawasan industry akan memperhatikan beberapa aspek yang berputar pada ketersediaan prasarana, sarana hingga target pasar setempat. Ketersediaan prasarana dasar seperti askesibilitas jalan yang memadai tentunya menjadi faktor utama pemilihan kawasan ini guna mencapai pasar yang diinginkan. Berikutnya, prasarana tersebut akan mendorong berbagai pengembangan fasilitas untuk hadir didalamnya guna menunjang keefektifan kegiatan industry tersebut. Keterjangkauannya dengan pasar yang diharapkan juga menjadikan dasar kawasan industry untuk berdiri. Hal ini akan disangkutkan dengan faktor ekonomi guna meminimalisir biaya transportasi dan lebih efisien untuk menjangkau pasar.
Jika kita mendengar kata kawasan industry, umumya akan terbayang mengenai kawasan industry yang ada di Bekasi, Jawa Barat. Namun masih berkutat di wilayah Jabodetabek, Tangerang juga berdiri menjadi salah satu kawasan industry. Tepatnya di Kabupaten Tangerang yang kerap dijuluki sebagai Kawasan 1001 industri ini juga unggul dalam sektor perindustriannya. Lantas, hal apa saja yang menjadikan dasar bagi Kabupaten Tangerang sendiri dalam menjadikannya sebagai wilayah industry? Dari segi ketersediaan prasarana nya, Tangerang memiliki akses jalan yang baik untuk mempermudah kegiatan distribusi barang. Hal ini dikarenakan Tangerang memiliki keterjangkauan akses yang mudah menuju ke Pelabuhan Merak dan Bandara Internasional. Selain itu, adanya lahan berupa tanah -- tanah kavling menjadikan sasaran empuk untuk dijadikan tempat produksi barang, baik untuk mendirikan pabrik ataupun kawasan pergudangan yang juga mendukung kegiatan industrial. Kemudahan akses menuju sasaran pasar seperti kota besar terdekat yaitu Jakarta juga terjangkau dengan mudah. Sebagai salah satu kota pendukung pusat yatu Jakarta tentunya memberikan Tangerang sebuah kesempatan emas untuk maju dan unggul dibandingkan kota -- kota lain yang keberadaannya cukup jauh dari pusat metropolitan.
Jika dilakukan peninjauan dari kemudahan akses yang ada menuju lokasi sekitarnya, Kabupaten Tangerang sendiri memiliki potensi yang kuat untuk semakin mengembangkan kawasan industry yag sudah ada. Selain kemudahan akses yang tersedia, kemunculan beberapa pabrik yang ada sejak lama juga menjadi faktor pendukung untuk Perusahaan -- Perusahaan industry lain berdatangan. Potensi yang kuat juga didukung oleh tenaga kerja yang ada di dalamnya. Hal ini dikarenakan mayoritas penduduk Tangerang bekerja sebagai buruh pabrik.
     Â
Walaupun memiliki potensi yang kuat di bidang perindustriannya, Kabupaten Tangerang sendiri tentunya memiliki kesempatan untuk berpegangan pada sektor industry yang ada di Bekasi. Meskipun demikian, pengembangan kawasa Industri yang ada di Tangerang tidak mudah untuk setara dengan kawasan industry yang ada di Bekasi. Selain keberadaannya yang telah didahului oleh Bekasi, mengubah cara pandang mereka untuk mengetahui eksistensi Tangerang di bidang industry kepada para investor juga merupakan suatu hal yang membutuhkan proses dan memakan waktu yang tidak sebentar. Â Â Â Â Â Â
     Â
Selain itu, faktor kemudahan infrastruktur bagi akses kendaraan umum yang ada di Tangerang juga tidak selengkap yang sudah ada di Bekasi. Mungkin, Kabupaten Tangerang sendiri memang unggul dari sektor geografisnya serta keterjangkauan lokasinya menuju bandara terdekat atau pun Pelabuhan. Selain itu, penduduk yang mayoritas bekerja sebagai buruh pun tinggal di lokasi yang tidak jauh dari keberadaan  pabrik. Namun, perlu diketahui bahwa suatu industry tidak hanya membutuhkan tenaga kasar dari buruh pabrik, mereka juga dipastikan membutuhkan tenaga ahli dari orang yang berkompeten di bidangnya. Dan pihak -- pihak ini tidak menutup keungkinan jika berasal dari daerah lain yang berada di luar Kabupaten Tangerang namun, ketersediaan kendaraan umum yang terbatas menjadikan ini sebagai salah satu tantangan yang ada.
Jika dibandingkan secara langsung dengan Kabupaten Bekasi, aksesnya muudah dijangkau baik melalui kereta, ataupun MRT dan LRT. Sedangkan di Tangerang sendiri keberadaan tasiun cukup jauh dari wilayah industry yang, selain itu keberadaan LRT yang bahkan hanya mencakup wilayah Jabodebek menjadikan Tangerang semakin 'sulit' untuk mendapatkan akses bagi pengguna transportasi umum. Padahal, keberadaan transportasi ini akan menjadi tarikan bagi pihak luar untuk menjangkau kawasan industry di Tangerang sendiri.
Minimalnya keterjangkauan moda transportasi yang ada juga akan menyebabkan pekerja yang berperan dalam industry setempat merupakan warga -- warga sekitar. Sayangnya, kualitas SDM Masyarakat setempat yang dapat dikategorikan kurang maju jika dibandingkan SDM yang ada di kota besar lainnya. Maka, degan adanya sumber daya manusia yang kurang berkompeten dan terbatasnya akses menuju ke Tangerang, menimbulkan kemungkinan yang lebih kecil bagi industry tersebut untuk bisa maju dan berkembang dengan pesat seperti yang ada di Bekasi.
Maka dari itu, ketersediaan moda transportasi yang memadai juga diharapkan keberadaannya guna memperbaiki kondisi yang ada pada saat ini. Hal ini bisa dilakukan dengan penambahan pusat pemberhentian kendaraan umum setempat ataupun dengan menambah tujuan baru bagi transportasi umum yang dewasa ini bermunculan.