Mohon tunggu...
aurelliaamandafabiola
aurelliaamandafabiola Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah mahasiswa tahun ketiga di FTK Teknik Kelautan ITS yang sedang aktif berorganisasi dan memiliki ketertarikan dengan isu-isu kemasyarakatan. Saat ini, saya fokus mendalami ilmu pembidangan pantai dan pesisir, berusaha memahami ekosistemnya serta tantangan yang dihadapi. Dengan semangat kolaborasi, saya berharap dapat berkontribusi dalam menjaga kelestarian lingkungan laut dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya ekosistem pesisir.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pemanfaatan Biomassa Rumput Laut sebagai Strategi Efektif dalam Mengurangi Pencemaran Logam Berat di Perairan Laut

9 Desember 2024   00:05 Diperbarui: 9 Desember 2024   00:09 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Sumber daya alam hayati di bidang kelautan mencakup semua kekayaan alam yang dihasilkan oleh makhluk hidup yang berada di lingkungan laut. Hal ini meliputi berbagai komponen ekosistem laut, seperti ikan, terumbu karang, mangrove, padang lamun, dan biota laut lainnya. Sumber daya ini bersifat dapat diperbaharui dan sangat penting untuk mendukung keberlangsungan hidup manusia serta menjaga keseimbangan ekosistem.

Namun, salah satu ancaman utama bagi sumber daya alam hayati laut adalah pencemaran logam berat. Pencemaran ini merupakan masalah lingkungan serius yang mengancam kesehatan ekosistem dan kehidupan manusia. Sumber pencemaran logam berat di perairan laut umumnya berasal dari aktivitas manusia yang tidak bertanggung jawab. Aktivitas industri menjadi salah satu penyumbang utama, di mana limbah industri seringkali mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) seperti timbal (Pb), kadmium (Cd), dan merkuri (Hg). Limbah ini dibuang ke sungai dan laut tanpa pengolahan yang memadai, sehingga mencemari ekosistem laut. Sebagai contoh, di kawasan industri Gresik, limbah dari pabrik pupuk telah terbukti meningkatkan konsentrasi logam berat di perairan sekitarnya.

Selain itu, limbah domestik juga berkontribusi terhadap pencemaran ini. Limbah rumah tangga mengandung berbagai zat kimia yang dapat mencemari air, terutama ketika dibuang langsung ke saluran air tanpa sistem pengolahan yang baik. Di Teluk Jakarta, misalnya, pencemaran logam berat meningkat akibat limbah dari 13 sungai yang bermuara di kawasan tersebut. Penambangan yang tidak bertanggung jawab juga menjadi sumber pencemaran logam berat; proses penambangan sering kali menghasilkan limbah yang mengandung logam berat yang kemudian terbawa ke perairan, merusak kualitas air dan membahayakan kehidupan biota laut.

Pencemaran logam berat di perairan laut adalah isu lingkungan yang semakin mendesak dengan dampak luas terhadap kesehatan manusia, ekosistem, dan ekonomi. Ketika logam berat seperti merkuri, timbal, dan kadmium masuk ke dalam ekosistem laut, mereka tidak hanya mengancam kehidupan biota laut tetapi juga dapat mengalir ke rantai makanan, berpotensi membahayakan manusia yang mengonsumsi hasil laut. Oleh karena itu, penting untuk memahami berbagai dampak pencemaran logam berat ini, yang dapat dibagi menjadi tiga aspek utama: kesehatan manusia, kerusakan ekosistem, dan dampak ekonomi.

  • Kesehatan Manusia. Paparan logam berat dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Menurut penelitian, logam berat dapat menyebabkan kerusakan ginjal, kerusakan hati, dan gangguan neurologis. Akumulasi logam berat dalam organisme laut, seperti ikan dan kerang, berpotensi membahayakan manusia yang mengonsumsi makanan tersebut. Hal ini dapat mengakibatkan efek kesehatan serius, termasuk risiko kanker dan gangguan sistem saraf.
  • Kerusakan Ekosistem. Pencemaran logam berat tidak hanya berdampak pada kesehatan manusia tetapi juga merusak struktur dan fungsi ekosistem perairan. Logam berat dapat mengganggu kehidupan biota laut, termasuk terumbu karang dan padang lamun, yang merupakan habitat penting bagi banyak spesies. Penurunan kualitas habitat ini dapat mengurangi keanekaragaman hayati dan mengganggu keseimbangan ekosistem.
  • Dampak Ekonomi. Pencemaran logam berat juga berdampak negatif pada industri perikanan lokal. Dengan menurunnya kualitas ikan dan biota laut lainnya akibat pencemaran, mata pencaharian nelayan terancam. Hal ini tidak hanya mempengaruhi ekonomi lokal tetapi juga keamanan pangan masyarakat yang bergantung pada sumber daya laut.

Pencemaran logam berat di laut adalah isu yang kompleks dengan berbagai implikasi bagi kesehatan manusia, ekosistem, dan ekonomi. Upaya untuk mengatasi masalah ini memerlukan kolaborasi antara pemerintah, industri, dan masyarakat untuk mengurangi sumber pencemaran serta melindungi kesehatan lingkungan. Biomassa rumput laut memiliki kemampuan luar biasa untuk menyerap logam berat dari air melalui dua mekanisme utama: adsorpsi dan pertukaran ion. Spesies rumput laut tertentu, seperti Gracilaria spp. dan Ulva spp., telah terbukti memiliki kapasitas signifikan untuk mengakumulasi logam berat. Rumput laut mengandung gugus fungsional seperti hidroksil, karboksil, dan sulfat yang dapat berikatan dengan ion logam dalam air, sehingga membantu mengurangi konsentrasi logam berat di lingkungan perairan.Salah satu metode inovatif adalah konversi biomassa rumput laut menjadi biochar, produk karbon teraktivasi yang memiliki struktur berpori dengan luas permukaan besar. Biochar ini menyediakan banyak situs aktif untuk adsorpsi logam berat dan telah terbukti efektif dalam menghilangkan logam berat seperti merkuri dan arsenik dari larutan.

Gracilaria spp.

Gracilaria spp. adalah salah satu spesies rumput laut yang banyak ditemukan di perairan tropis dan subtropis, dikenal karena kemampuannya yang tinggi dalam menyerap logam berat seperti merkuri (Hg), timbal (Pb), dan kadmium (Cd). Kemampuan akumulasi logam berat pada Gracilaria spp. berkaitan erat dengan keberadaan polisakarida pada dinding selnya, yang berfungsi sebagai situs pengikatan untuk ion logam. Hal ini memungkinkan rumput laut ini untuk menyerap logam berat dari air sekitarnya. Penelitian menunjukkan bahwa akumulasi logam berat dapat menyebabkan penurunan kandungan klorofil dalam Gracilaria spp., yang berdampak negatif pada proses fotosintesis dan pertumbuhannya.

Paparan logam berat tidak hanya mempengaruhi kadar klorofil, tetapi juga menyebabkan perubahan fisiologis lainnya, seperti klorosis, yaitu perubahan warna daun menjadi kuning, serta deformasi seluler. Penelitian oleh Dwiyanti et al. (2023) mengungkapkan bahwa Gracilaria spp. yang terpapar merkuri mengalami penurunan signifikan dalam pigmen klorofil a dan fikoeritrin, serta pertumbuhan yang terhambat akibat akumulasi logam berat tersebut. Dengan demikian, meskipun Gracilaria spp. memiliki kemampuan adaptasi terhadap kondisi lingkungan tercemar, dampak negatif dari pencemaran logam berat tetap dapat mengurangi kualitas agar yang dihasilkan oleh spesies ini dan mengganggu ekosistem perairan secara keseluruhan.Ulva spp.

Ulva spp.

Ulva spp., yang dikenal sebagai rumput laut hijau atau "sea lettuce," merupakan spesies yang memiliki kemampuan akumulasi logam berat yang signifikan. Seperti halnya Gracilaria spp., Ulva spp. dapat menyerap berbagai logam berat, termasuk timbal, kadmium, tembaga, dan seng. Penelitian menunjukkan bahwa paparan logam berat dapat menyebabkan penurunan kandungan klorofil a dalam Ulva lactuca, yang berdampak negatif pada proses fotosintesis dan produktivitas biomassanya.Sebuah studi oleh Saleh (2016) mengungkapkan bahwa Ulva lactuca mengalami penurunan kandungan klorofil a setelah terpapar logam berat, yang mengindikasikan adanya gangguan dalam metabolisme tanaman akibat pencemaran. Meskipun demikian, Ulva spp. menunjukkan kemampuan adaptasi terhadap kondisi lingkungan yang tercemar, meskipun hal ini tetap berdampak negatif pada pertumbuhannya. Kemampuan adaptasi ini menjadi penting untuk memahami bagaimana spesies ini dapat bertahan di lingkungan yang terpengaruh oleh pencemaran logam berat.Spesies rumput laut seperti Gracilaria spp. dan Ulva spp. memiliki potensi besar dalam mengakumulasi logam berat dari lingkungan perairan. Kemampuan ini tidak hanya menjadikan mereka sebagai agen bioremediasi yang efektif tetapi juga menyoroti pentingnya pemantauan kualitas perairan untuk melindungi kesehatan ekosistem laut. Namun, dampak negatif dari akumulasi logam berat perlu diperhatikan, karena dapat mempengaruhi kesehatan rumput laut itu sendiri serta organisme lain dalam rantai makanan.

Pencemaran lingkungan, terutama yang disebabkan oleh logam berat, telah menjadi tantangan serius yang mempengaruhi ekosistem perairan dan kesehatan manusia. Dalam upaya untuk mengatasi masalah ini, penggunaan biomassa rumput laut muncul sebagai solusi yang menjanjikan. Rumput laut tidak hanya menawarkan metode bioremediasi yang efektif, tetapi juga memiliki sejumlah keuntungan yang menjadikannya pilihan yang menarik. Dengan mempertimbangkan keberlanjutan, biaya, dan manfaat ekologis yang ditawarkannya, biomassa rumput laut dapat berperan penting dalam upaya pemulihan lingkungan. Berikut adalah beberapa keuntungan utama dari penggunaan biomassa rumput laut:

  • Rumput laut tumbuh dengan cepat dan tidak memerlukan air tawar atau pupuk, menjadikannya sumber daya yang berkelanjutan untuk bioremediasi.
  • Penggunaan biomassa rumput laut untuk penghilangan logam berat sering kali lebih murah dibandingkan dengan metode tradisional dan mudah diakses.
  • Selain menghilangkan polutan, rumput laut juga dapat meningkatkan kualitas air dengan meningkatkan oksigenasi dan siklus nutrisi di ekosistem perairan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun