Sebagai seorang manusia yang terus berkembang, tugas dan tanggung jawab adalah bagian tak terpisahkan dari proses tersebut. Seiring bertambahnya usia, seseorang akan dihadapkan pada berbagai tugas yang harus diselesaikan.Â
Namun, fenomena yang seharusnya menjadi bagian dari perkembangan ini justru dapat menimbulkan masalah ketika seseorang terlalu terbebani, seperti yang terlihat dalam kasus overwork.Â
Kondisi ini tidak hanya memengaruhi kesehatan fisik dan mental, tetapi juga dapat menghambat perkembangan optimal manusia dalam jangka panjang. Seiring berjalannya waktu, peristiwa ini tidak hanya menyerang orang dewasa saja namun merambat kepada para remaja. Terkadang masalah ini muncul melalui penugasan yang berlebihan serta pengaruh dari pengaturan waktu yang tidak baik oleh remaja tersebut.
Dalam mengenal lebih dalam mengenai fenomena ini, kita perlu mengetahui apa penyebabnya. Sebagai seorang remaja, formasi pendidikan adalah sebuah hal yang esensial dan dapat menentukan nasib masa depan. Melalui formasi ini para remaja akan dihadapkan dengan berbagai tuntutan untuk memenuhi kriteria atau standar yang sudah ditetapkan untuk menilai kemampuannya.Â
Sistem ini sepertinya merupakan cara yang tepat untuk mengukur perkembangan para remaja, namun disisi lain terkadang tugas yang diberikan melampaui waktu yang dimiliki para siswa sehingga dapat menyebabkan overwork. Peristiwa overwork ini juga dapat disebabkan karena para siswa memiliki berbagai kegiatan diluar kepentingan akademiknya yang dapat mengurangi waktunya untuk belajar.Â
Dalam kasus ini dapat terjadi apabila para remaja tidak dapat mengukur bagaimana kemampuan dirinya dalam mengerjakan suatu hal. Faktor terakhir yang menyebabkan peristiwa overwork pada remaja adalah faktor dari dalam diri remaja tersebut. Pada era digital saat ini remaja sering kali menerima informasi yang berlebihan. Akibatnya, remaja akan bingung dalam mengelola informasi yang ia terima itu dan akhirnya mengarah pada kebiasaan menunda-nunda pekerjaan.Â
Fenomena overwork dapat memberikan dampak signifikan terhadap keseharian remaja, terutama dalam jangka pendek. Stres yang berlebihan menjadi salah satu dampak utama yang dirasakan, diikuti dengan kelelahan fisik yang mengganggu produktivitas.Â
Waktu istirahat yang terampas juga berkontribusi pada berbagai masalah kesehatan, seperti insomnia, sakit kepala, atau bahkan penurunan daya tahan tubuh. Kondisi ini tentu akan mengurangi kemampuan remaja dalam menjalankan aktivitas sehari-hari, baik di lingkungan sekolah maupun dalam kehidupan sosialnya.
Dalam jangka panjang, dampak overwork dapat menghambat perkembangan optimal remaja. Ketidakseimbangan antara aktivitas akademik, sosial, dan waktu istirahat dapat menyebabkan burnout, yaitu kondisi kelelahan fisik dan mental yang ekstrem.Â
Burnout ini dapat menurunkan motivasi belajar serta memengaruhi kesehatan mental, seperti munculnya kecemasan atau depresi. Selain itu, kebiasaan overwork sejak dini juga berpotensi membentuk pola kerja yang tidak sehat di masa dewasa, yang dapat berdampak pada kualitas hidup secara keseluruhan.
Untuk mengatasi masalah overwork, peran orang tua dan lingkungan sangatlah penting. Orang tua perlu memberikan dukungan dengan memahami kapasitas dan kebutuhan anaknya. Selain itu, pengawasan terhadap kegiatan sehari-hari remaja juga perlu dilakukan agar waktu belajar, istirahat, dan bersosialisasi dapat seimbang.