Mohon tunggu...
Aurelius Reinard
Aurelius Reinard Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi Main Sepak Bola

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Membentuk Karakter Generasi Emas

8 November 2024   22:18 Diperbarui: 8 November 2024   23:18 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

           Banyak generasi muda sekarang memiliki karakter yang buruk, mereka berlaku tidak sopan kepada orangtua maupun ke orang-orang sekitar mereka. Hal ini banyak terjadi dikarenakan mereka tidak diajari tentang etika dan karakter di sekolah. Fokus utama pendidikan di Indonesia masih cenderung berpusat pada nilai akademis dan peringkat sekolah. 

Dalam upaya meningkatkan prestasi, tidak jarang pihak sekolah maupun orang tua terlalu menitikberatkan pada pencapaian nilai-nilai yang tinggi, sementara pendidikan karakter kurang mendapat perhatian. 

Hal ini terlihat dari sedikitnya waktu yang diberikan untuk kegiatan yang mendukung pengembangan moral siswa, seperti kerja sama sosial atau diskusi etika. Banyak siswa yang tumbuh dengan cerdas dalam akademik, namun kurang memiliki empati atau kemampuan menghadapi tantangan sosial. Padahal, pendidikan karakter sangat dibutuhkan agar generasi muda siap menghadapi dunia dengan penuh integritas dan tanggung jawab.            

Pendidikan di sekolah saat ini masih terlalu berfokus pada pencapaian akademik dan kurang memperhatikan pembentukan karakter siswa. Hal ini sangat berbeda dengan beberapa negara lain, seperti Finlandia, yang menempatkan pendidikan karakter sebagai salah satu pilar utama sistem pendidikannya. Di sana, sekolah-sekolah tidak hanya mengajarkan pengetahuan, tetapi juga menanamkan nilai-nilai seperti tanggung jawab, kerja sama, dan empati. 

Di Indonesia, meskipun kurikulum sudah mulai mencakup pendidikan karakter, penerapannya sering kali kurang konsisten, dengan banyak sekolah yang lebih mementingkan peringkat dan nilai ujian. Padahal, pendidikan karakter yang kuat sangat dibutuhkan untuk menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki integritas moral.

Memaknai Pendidikan Yang Berkarakter
 
Pendidikan karakter di sekolah dapat diterapkan melalui berbagai cara, salah satunya melalui kegiatan ekstrakurikuler yang mengajarkan tanggung jawab dan kerja sama. Sebagai contoh, di sekolah Kanisius,  para siswa diwajibkan mengikuti program bakti sosial setiap semester.

Dalam program ini, siswa diajarkan untuk peduli terhadap masyarakat sekitar, membantu mereka yang membutuhkan, serta belajar bekerja sama dalam tim. Melalui pengalaman langsung ini, siswa tidak hanya memahami pentingnya nilai empati dan gotong royong, tetapi juga menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Hasilnya, mereka menjadi pribadi yang lebih peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan sosial merek         

Di beberapa sekolah yang telah menerapkan pendidikan karakter secara serius, terlihat hasil yang positif pada siswa-siswa mereka. Misalnya, di sebuah sekolah menengah di Yogyakarta, setiap minggu para siswa diajak untuk mengikuti kegiatan pengembangan karakter melalui berbagai program seperti kegiatan sosial, simulasi kepemimpinan, dan sesi diskusi tentang nilai-nilai kebajikan. 

Dalam kegiatan sosial, siswa diajak untuk bekerja sama membantu masyarakat setempat, seperti melakukan bakti sosial, membersihkan lingkungan, atau mengadakan penggalangan dana untuk mereka yang membutuhkan. Melalui kegiatan ini, para siswa belajar tentang pentingnya berbagi, peduli, dan bekerja sama untuk tujuan yang lebih besar daripada sekadar keuntungan pribadi.

Pendidikan karakter seharusnya bisa menjadi fondasi utama dalam sistem pendidikan kita. Meskipun kurikulum sudah mulai memasukkan aspek ini, pelaksanaannya masih kurang optimal. Banyak sekolah sekarang lebih fokus pada pencapaian nilai akademis dan peringkat dibandingkan dengan membentuk kepribadian siswa. Padahal, pendidikan karakter sangat penting dalam menghadapi tantangan global yang penuh dengan dinamika moral dan sosial. 

Oleh karena itu, diperlukan langkah konkret dari pemerintah, sekolah, dan orang tua untuk menjadikan pendidikan karakter sebagai prioritas yang sejajar dengan pelajaran akademik. Jika kita ingin menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga beretika, integritas, dan empati harus dibangun sejak dini di ruang kelas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun