Di saat kondisi yang kian sulit, Vajiralogkorn terciduk sedang mengisolasi dirinya di sebuah hotel mewah di Eropa. Beberapa media mengatakan bahwa mereka sudah berada disana sejak Maret 2020. Bersama para rekannya ia menggunakan jet pribadi jenis Boeing 737 lalu mengunjungi beberapa kota di Eropa.
Hal tersebut menyebabkan rakyat Thailand semakin memanas. Mereka pun beramai-ramai membuat tagar #whydoweneedaking yang disebarkan melalui media sosial. Dilansir oleh BBC, pemerintah Thailand juga memiliki rencana untuk memblokir aplikasi "Telegram" setelah sebelumnya ditemukan adanya kebocoran sebuah dokumen bertanda "sangat rahasia" yang sudah dibagikan secara luas dalam media sosial. Telegram merupakan sebuah aplikasi pesan aman populer yang telah digunakan oleh para aktivis dalam mengatur protes.
Dokumen tersebut berisi dimana pemerintah Thailand memiliki kewenangan untuk menyensor internet di Thailand.
"Kementerian Ekonomi Digital dan Masyarakat menginginkan adanya kerja sama rakyat untuk menginformasikan Penyedia Layanan Internet dan semua operator jaringan seluler untuk menangguhkan penggunaan aplikasi Telegram," dilansir dari BBC.
Dalam aksi protes tersebut, para demonstran juga telah melakukan aksi mengangkat tangan dengan mengacungkan tiga jari seperti yang dilakukan pada fiksi populer, The Hunger Games dimana simbol tersebut ditunjukkan sebagai simbol pemberontakan rakyat terhadap Presiden Snow dan Capitol yang berkuasa. Hal serupa juga dilakukan oleh para rakyat Thailand sebagai simbol pemberotakan rakyat kepada Raja Vajiralogkorn atas kekuasaanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H