Aurelia Sopia
Dosen Pengampu: Risyah aprimayanti s.i.p m.i.p
Mata Kuliah: Pembangunan Kapasitas Pemerintahan
Indonesia, sebagai negara berkembang dengan populasi besar dan beragam, menghadapi tantangan signifikan dalam membangun kepercayaan publik terhadap pemerintahannya. Â Ketidakpercayaan ini berakar pada berbagai masalah, termasuk korupsi, birokrasi yang rumit, dan kurangnya transparansi. Â Kondisi ini menghambat pembangunan nasional dan menciptakan ketidakstabilan politik. Â Oleh karena itu, reformasi birokrasi menjadi urgensi utama untuk mengembalikan kepercayaan publik dan mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik.
Â
Beberapa teori dapat menjelaskan fenomena krisis kepercayaan publik dan kaitannya dengan birokrasi. Â Teori principal-agent menjelaskan potensi konflik kepentingan antara pembuat kebijakan (principal) dan pelaksana kebijakan (agent). Â Kurangnya pengawasan dan mekanisme akuntabilitas dapat menyebabkan moral hazard dan adverse selection, di mana pejabat publik menyalahgunakan wewenang untuk kepentingan pribadi. Â Teori social capital menekankan pentingnya kepercayaan sebagai modal sosial dalam pembangunan. Â Ketidakpercayaan publik dapat mengikis modal sosial dan menghambat kerjasama antara pemerintah dan masyarakat. Â Terakhir, teori new public management mendorong reformasi birokrasi untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan akuntabilitas pemerintahan.
Krisis kepercayaan publik di Indonesia ditandai dengan rendahnya tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja pemerintah. Â Survei-survei publik menunjukkan angka yang memprihatinkan terkait persepsi korupsi, pelayanan publik yang buruk, dan kurangnya transparansi. Â Birokrasi yang kompleks dan berbelit-belit memperparah masalah ini. Â Proses perizinan yang rumit, tumpang tindihnya kewenangan, dan kurangnya koordinasi antar lembaga menjadi hambatan bagi investasi dan pembangunan ekonomi. Â Korupsi, sebagai salah satu faktor utama penyebab krisis kepercayaan, telah menggerogoti sumber daya negara dan merugikan masyarakat luas hingga saat ini.
Â
Reformasi birokrasi menjadi kunci untuk mengatasi krisis ini. Â Langkah-langkah yang perlu dilakukan meliputi:
Â
Penguatan transparansi dan akuntabilitas: Â Penerapan sistem e-government, penguatan pengawasan publik, dan penegakan hukum yang tegas terhadap korupsi.
Penyederhanaan birokrasi: Â Pengurangan tumpang tindih kewenangan, penyederhanaan prosedur perizinan, dan peningkatan koordinasi antar lembaga.
Peningkatan kualitas pelayanan publik: Â Peningkatan kapasitas aparatur sipil negara (ASN), peningkatan akses informasi publik, dan mekanisme pengaduan yang efektif.
Penguatan partisipasi publik: Â Pemberian ruang bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan dan pengawasan pemerintahan.
Â
Krisis kepercayaan publik di Indonesia merupakan masalah serius yang memerlukan solusi komprehensif. Â Reformasi birokrasi yang berkelanjutan dan terintegrasi menjadi kunci untuk mengembalikan kepercayaan publik dan mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik. Â Hal ini membutuhkan komitmen kuat dari pemerintah, dukungan dari masyarakat, dan pengawasan yang efektif dari berbagai pihak. Â Suksesnya reformasi birokrasi akan berdampak positif pada pembangunan nasional, kesejahteraan rakyat, dan stabilitas politik Indonesia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI