Mohon tunggu...
aurelia maharani
aurelia maharani Mohon Tunggu... Freelancer - Design Sosial Media Freelancer

Ketik aja nanti juga jadi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Fenomena Doom Spending, Kebiasaan Boros di Tengah Tekanan Hidup

5 Oktober 2024   08:00 Diperbarui: 5 Oktober 2024   08:04 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kamu pernah nggak, tiba-tiba pengin belanja banyak barang pas lagi stres atau cemas? Nah, kalau iya, kamu mungkin nggak asing sama fenomena yang sekarang lagi hits: doom spending! Di tengah tekanan hidup yang makin berat, banyak orang yang secara nggak sadar mengalihkan kecemasan mereka dengan cara belanja berlebihan, bahkan untuk barang-barang yang sebenarnya nggak terlalu dibutuhkan. Tapi, kenapa sih fenomena ini bisa jadi tren?

Kenapa Doom Spending Jadi Tren?

Bisa dibilang, doom spending adalah bentuk pelarian dari rasa cemas dan ketidakpastian. Di saat hidup terasa penuh tekanan, entah karena masalah pekerjaan, pandemi, atau urusan pribadi---belanja jadi cara instan buat merasa "lebih baik." Kita mikir, "Ah, sekali-sekali nggak apa-apa lah." Tapi tahu nggak, kebiasaan ini bisa berdampak serius lho ke keuangan kita!

Tekanan hidup yang kita hadapi setiap hari bisa bikin kita mencari pelampiasan. Dengan belanja, kita dapat "reward" cepat, rasa puas sementara, dan sensasi kendali atas sesuatu. Gimana nggak jadi tren kalau semuanya serba mudah diakses lewat satu klik dari smartphone? E-commerce dan promo dadakan makin bikin kita nggak tahan buat mengeluarkan uang.

Dampak ke Keuangan Pribadi

Walaupun doom spending mungkin bikin kamu merasa lebih baik dalam jangka pendek, dampaknya ke keuangan pribadi jelas nggak bisa diabaikan. Kebiasaan boros ini bisa bikin kita terjebak dalam lingkaran utang, apalagi kalau belanja pakai kartu kredit atau metode cicilan. Pengeluaran impulsif tanpa perencanaan bisa menghancurkan budget bulanan, dan tanpa sadar kita mengorbankan kebutuhan yang lebih penting.

Selain itu, semakin sering kita doom spending, semakin sulit untuk menabung atau mencapai tujuan keuangan jangka panjang, seperti dana darurat atau investasi. Yang lebih parah, belanja karena stres justru menambah stres lagi ketika tagihan datang. Jadi, efeknya malah berbalik bikin kecemasan tambah besar.

Cara Lebih Sadar Soal Pengelolaan Uang Saat Cemas

Gimana caranya biar kita nggak terjebak dalam doom spending? Pertama, sadari pemicunya. Setiap kali kamu merasa pengin belanja tanpa alasan jelas, coba tanya diri sendiri, "Apakah ini karena kebutuhan atau sekadar pelarian dari stres?" Identifikasi emosi yang mendorong kamu untuk belanja, dan temukan cara lain yang lebih sehat buat menanganinya, seperti olahraga, meditasi, atau sekadar jalan-jalan singkat.

Juga, penting banget untuk bikin anggaran keuangan. Dengan punya budget yang jelas, kamu bisa membatasi pengeluaran impulsif dan fokus ke prioritas yang lebih penting. Kamu juga bisa coba metode "cooling-off," yaitu menunda belanja barang yang nggak penting selama 24-48 jam untuk memastikan itu benar-benar dibutuhkan.

Jadi, Gimana dengan Doom Spending Kamu?

Doom spending memang bisa jadi kebiasaan yang sulit dihindari, terutama di saat-saat penuh tekanan. Tapi dengan lebih sadar akan pemicunya dan lebih bijak mengelola keuangan, kamu bisa menghindari dampak buruknya ke kehidupan finansial. Yuk, mulai ubah mindset soal belanja, karena kadang, kebahagiaan nggak selalu datang dari barang yang kita beli!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun