Gladi Hominisasi adalah acara pengembangan diri yang diadakan oleh Lembaga Pengembangan Humaniora UNPAR. Gladi hominisasi sendiri ditujukan untuk berusaha agar mahasiswa/i UNPAR dapat belajar dan kemudian dapat berpikir secara rasional serta menunjukan bertanggung jawab yang berkaitan kehendak bebas. Sebelum acara utama di mulai, saya sebagai peserta mendapatkan sebuah renungan singkat untuk meningkatkan kesiapan batin agar makna dari acara Gladi Hominisasi ini dapat saya terima dengan baik. Renungan singkat tersebut adalah menyimak “Lagu Indonesia Raya 3 Stanza ; Lagu Kebangsaan Indonesia Raya” Dan menjelaskan secara singkat lirik yang menurut saya paling bermakna.
22 Mei 2020
Di acara utama Gladi hominisai, acara dimulai dengan perkenalan dosen pembimbing yang akan memberikan materi kepada seluruh peserta. Setelah itu, acara dilanjut dengan menampilkan video kata pembuka yang disampaikan oleh RD. Yohanes Driyanto sebagai kepala lembaga pengembangan humaniora (LPH). Sesi selanjutnya dipimpin oleh Bpk. Andreas Doweng Bolo yang membawa peserta untuk kembali mengingat tugas pra gladi yang sebelumnya telah dikerjakan. Menurut beliau, lagu Indonesia Raya 3 Stanza memiliki makna bahwa ada sebuah optimisme untuk menuju masa depan meskipun Indonesia memiliki sebuah masa lalu namun kita tidak ingin untuk kembali ke masa itu.
Selain mengenang mengingat kembali tugas pra gladi Bpk. Andreas Doweng Bolo juga memberikan pemaparan terkait momentum-momentum dalam berbangsa salah satunya adalah momentum pertama (1908) yaitu momentum kebangkitan nasional/budi utomo yang baru saja Indonesia rayakan pada tanggal 20 Mei. Sebagai penutup sesi ini, Bpk. Andreas Doweng Bolo menjelaskan terkait 3 gladi yang dilakukan oleh UNPAR yaitu:
Gladi hominisasi : kesadaran satu bangsa (MKU Bahasa Indonesia)
Gladi humanisasi : Kesadaran makhluk berpikir (MKU Logika)
- Gladi Divinisasi: Kesadaran bahwa kita tidak hanya di tatanan horizontal tetapi juga ada tatanan vertikal (MKU Agama, Estetika, Fenomena Agama)
Setelah sesi Bpk. Andreas Doweng Bolo dilanjutkan dengan adanya games yang dipimpin oleh Ibu Asnita Sirait, S.Pd., M.Hum. Games dilakukan di platform Quizizz yang berisikan pertanyaan-pertanyan tentang materi yang sudah disampaikan di sesi sebelumnya (Pengantar Gladi). Acara dilanjutkan dengan adanya presentasi kelompok dimana setiap kelompok memiliki tema berbeda sesuai dengan pembagian tema yang telah dibuat oleh dosen pembimbing. Saya sendiri termasuk dalam kelompok 1 dan mendapatkan tema tentang Generasi Z memaknai Hari Pendidikan Nasional. Namun sebelum diskusi kelompok, Ibu Ari Setiandari menjelaskan tentang teknis pelaksanaan presentasi dan 3 metode dalam berpikir kritis.
Dengan pemaparan materi tiga metode bersikap kritis diharapkan peserta memiliki modal sehingga presentasi dapat dibuat dengan kreativitas tinggi, kritis dan antusias tinggi.
Selama acara pemaparan materi, games, dan diskusi kelompok saya mendapatkan banyak manfaat. Salah satunya adalah refleksi bahwa saya sebagai warga negara Indonesia masih memiliki banyak kekurangan tentang pengetahuan identitas dan keanekaragaman bangsa. Hal ini saya sadari saat berlangsungnya sesi games. Sehingga saya sangat bersyukur bahwa saya mendapatkan banyak pengetahuan baru seperti makanan daerah, hari-hari nasional, dll.