Kelapa sawit dengan kode HS 151190, yang mencakup minyak kelapa sawit dan fraksinya baik yang dimurnikan maupun tidak (tidak termasuk produk yang dimodifikasi secara kimia), merupakan komoditas utama dalam perdagangan global. Produk ini memainkan peran penting dalam mendukung perekonomian negara produsen seperti Indonesia dan Malaysia. Analisis berikut mencakup struktur pasar, pangsa pasar, dan daya saing negara-negara eksportir berdasarkan indikator Herfindahl-Hirschman Index (HHI) dan Trade Specialization Index (TSI).
Struktur Pasar: Oligopoli Dominan
Analisis Herfindahl-Hirschman Index (HHI) menunjukkan bahwa pasar kelapa sawit global sangat terkonsentrasi. Indonesia dan Malaysia memegang pangsa pasar terbesar dengan nilai rata-rata masing-masing 56,50% dan 29,02% selama periode 2014--2023. Negara lain seperti Singapura dan Amerika Serikat hanya memberikan kontribusi kecil terhadap pasar ini.
Nilai HHI sebesar 4044,37 mengindikasikan struktur pasar oligopoli dominan, di mana sebagian besar ekspor dikuasai oleh dua negara besar, sementara negara lainnya memainkan peran kecil sebagai pelengkap. Indonesia menjadi market leader, dengan Malaysia di posisi kedua sebagai pesaing utama.
Daya Saing Berdasarkan TSI
Trade Specialization Index (TSI) digunakan untuk mengevaluasi tingkat spesialisasi perdagangan suatu negara dalam ekspor atau impor. Berdasarkan TSI, tahapan daya saing negara eksportir kelapa sawit dapat dikategorikan sebagai berikut:
Indonesia (TSI = 0,999)
- Tahap: Kematangan dan Standarisasi.
- Keterangan: Indonesia sangat terspesialisasi sebagai eksportir kelapa sawit. Produksi domestiknya jauh melampaui permintaan dalam negeri, menjadikan negara ini eksportir dominan yang berada pada tahap kematangan.
Malaysia (TSI = 0,965)
- Tahap: Kematangan.
- Keterangan: Malaysia juga terspesialisasi sebagai eksportir utama. Namun, persaingan dengan Indonesia mulai memengaruhi daya saingnya.
Singapura (TSI = -0,450)
- Tahap: Substitusi Impor.
- Keterangan: Singapura bergantung pada impor kelapa sawit untuk memenuhi kebutuhan domestiknya. Negara ini memiliki peran terbatas dalam rantai pasok global, lebih berfungsi sebagai re-ekspor.
Amerika Serikat (TSI = -0,783)
- Tahap: Ketergantungan Impor.
- Keterangan: Amerika Serikat sepenuhnya mengimpor kelapa sawit untuk kebutuhan domestiknya, mencerminkan daya saing yang sangat rendah.
Kesimpulan