Manusia tidak hanya sekadar makhluk biologis, tetapi juga makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri tanpa berinteraksi dengan sesamanya. Interaksi sosial merupakan proses saling mempengaruhi antara individu atau kelompok dalam situasi sosial tertentu. Dalam interaksi sosial, manusia menggunakan komunikasi sebagai alat untuk menyampaikan pesan, informasi, gagasan, perasaan, dan sikap.
Komunikasi adalah proses penyampaian dan penerimaan pesan antara dua atau lebih pihak melalui simbol-simbol verbal dan nonverbal. Suatu komunikasi yang efektif akan terjadi apabila makna pesan yang dipersepsikan penerima sama dengan maksud dan bayangan pengirim (Rakhmat, 2018). Komunikasi merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia, karena melalui komunikasi manusia dapat memenuhi kebutuhan sosial, psikologis, dan spiritualnya. Komunikasi adalah bagian penting dari tumbuh kembangnya kepribadian manusia dan berkaitan erat dengan pola tingkah laku, kesadaran dan pengalaman manusia sebelum dan sesudah bertindak (Revika, 2019). Komunikasi juga memiliki dampak yang signifikan terhadap perilaku manusia.
Perilaku manusia pada hakekatnya adalah tindakan atau aktivitas dari manusia baik yang diamati maupun tidak dapat diamati oleh interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap, dan Tindakan. Perilaku atau aktivitas yang ada pada individu atau organisme itu tidak timbul dengan sendirinya, tetapi sebagai akibat dari adanya stimulus atau rangsangan yang mengenai individu atau organisme itu (Darho, 2012).
Menurut Sigmund Freud, Perilaku manusia tidak terjadi secara acak, melainkan merupakan hasil interaksi dari tiga subsistem dalam kepribadian manusia. yakni: Id, Ego dan Superego. Id berisi dorongan-dorongan biologis manusia, pusat insting dan hawa nafsu. Id bergerak berdasarkan prinsip kesenangan, bersifat egoistis, tidak bermoral dan tidak mau tahu kenyataan. Ego berfungsi menjembatani tuntutan Id dengan realistis dunia luar. Ego adalah mediator antara hasrat-hasrat hewani dengan tuntutan rasional dan realistik. Egolah yang mampu menundukkan hasrat hewani manusia. Yang terakhir adalah Superego. Merupakan polisi kepribadian, mewakili yang ideal. Super ego adalah hati nurani yang merupakan internalisasi dari norma sosial dan kultural masyarakat. Jadi perilaku manusia merupakan interaksi antara komponen biologis Id, komponen psikologis Ego, dan komponen sosial Superego.
Ketiga subsistem ini saling berinteraksi dan berkonflik dalam menentukan perilaku manusia. Manusia komunikan adalah manusia yang mampu mengelola konflik antara Id, Ego, dan Superego secara harmonis dan produktif melalui komunikasi yang efektif. Manusia komunikan memiliki karakteristik-karakteristik tertentu, seperti: memiliki kesadaran komunikasi, memiliki keterampilan komunikasi, memiliki sikap positif terhadap komunikasi, memiliki motivasi komunikasi, dan memiliki kompetensi komunikasi. Makalah ini akan membahas lebih lanjut tentang karakteristik-karakteristik manusia komunikan dan implikasinya bagi pengembangan diri dan masyarakat.
Struktur kepribadian manusia terdiri dari 3 bagian yaitu:Â
IdÂ
Id ini merupakan bagian tidak sadar yang terdiri dari insting dan dorongan biologis. Id ini ingin memuaskan keinginan segera dan tidak terkendali, tanpa memperhatikan konsekuensi moral atau realitas sosialÂ
EgoÂ
Pada bagian ini berfungsi untuk menengahi id dan realistis eksternal, ego bekerja berdasarkan prinsip realitas, mencoba untuk memenuhi keinginan id secara realistis dan sesuai dengan norma-norma sosial tanpa menimbulkan konflikÂ
Super egoÂ