Mohon tunggu...
Aurel Faid
Aurel Faid Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswi

hobi saya membaca

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Inflasi

22 Agustus 2024   20:00 Diperbarui: 22 Agustus 2024   20:05 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

A. Inflasi yang Terjadi di Indonesia
Inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas atau mengakibatkan kenaikan harga pada barang lainnya. Kebalikan dari inflasi disebut deflasi.
Anggaran belanja pemerintah Indonesia  sebenarnya mengalami defisit, meskipun Indonesia menganut prinsip anggaran berimbang. Defisitnya anggaran belanja ini banyak kali disebabkan oleh hal-hal yang menyangkut ketegaran struktural ekonomi Indonesia, yang acapkali menimbulkan kesenjangan antara kemauan dan kemampuan untuk membangun.
Masalah inflasi di Indonesia ternyata bukan saja merupakan fenomena jangka pendek, tetapi juga merupakan fenomena jangka panjang. Dalam arti, bahwa inflasi di Indonesia bukan semata-mata hanya disebabkan oleh gagalnya pelaksanaan kebijaksanaan di sektor moneter oleh pemerintah, yang seringkali dilakukan untuk tujuan menstabilkan fluktuasi tingkat harga umum dalam jangka pendek, tetapi juga mengindikasikan masih adanya hambatan-hambatan struktural dalam perekonomian Indonesia yang belum sepenuhnya dapat diatasi. Apabila mengacu pada usaha pengeliminasian hambatan-hambatan struktural tersebut, maka mau tidak mau harus memperhatikan dengan seksama pembangunan ekonomi di sektor riil. Dengan melakukan pembenahan di sektor riil secara tepat, bahkan mungkin sampai pada tahap messo dan micro ekonomi, maka kemantapan fundamental ekonomi Indonesia dapat diperkokoh.
Defisit APBN; peningkatan cadangan devisa; pembenahan sektor pertanian khususnya pada sub sektor pangan; pembenahan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi posisi penawaran agregat merupakan hal-hal yang perlu mendapatkan penanganan yang serius untuk dapat menekan inflasi ke tingkat yang serendah mungkin di Indonesia, disamping tentunya pengelolaan tepat dan pembenahan di sektor moneter.
 
B. Penyebab Inflasi
 
1) Permintaan yang Meningkat (Demand-Pull Inflation) :
Inflasi dapat terjadi ketika permintaan total untuk barang dan jasa dalam ekonomi melebihi kapasitas Peningkatan permintaan ini menyebabkan kenaikan harga dikarenakan penjual dapat mematok harga lebih tinggi ketika barang dan jasa menjadi lebih langkapada saat terjadi peningkatan permintaan. Demand pull inflation secara berkelanjutan dapat menyebabkan peningkatan pengeluaran konsumen atau investasi yang berlebihan dan mengakibatkan terjadinya inflasi.
 
2) Kenaikan Biaya Produksi (Cost-Push Inflation):
Selain peningkatan permintaan, Inflasi juga dapat disebabkan oleh kenaikan biaya produksi. Contoh secara umum seperti, kenaikan harga bahan baku serta kenaikan upah tenaga kerja. Hal ini terjadi apabila biaya produksi naik, sebagaian produsen sering kali menaikkan harga untuk menjaga margin keuntungan produk mereka.  Contoh umumnya adalah kenaikan harga minyak dunia yang meningkatkan biaya transportasi dan produksi, sehingga harga barang dan jasa ikut naik.
3) Kebijakan Moneter yang Longgar :
Kebijakan moneter merupakan kebijakan yang dicetuskan oleh bank sentral seperti Bank Indonesia. Apabila bank sentral mencetak uang dalam jumlah besar atau menetapkan suku bunga yang terlalu rendah, hal tersebut dapat meningkatkan jumlah uang beredar dalam ekonomi. Dampaknya, Jika terlalu banyak uang beredar sedangkan barang terlalu sedikit, maka harga akan cenderung naik. Kebijakan moneter yang tidak terkendali inilah yang dapat memicu inflasi kian melonjak
4) Depresiasi Mata Uang:
Deperesiasi mata uang terjadi ketika nilai tukar mata uang suatu negara menurun dibandingkan dengan mata uang asing, harga barang impor menjadi lebih mahal. Kenaikan biaya impor ini dapat menyebabkan inflasi, terutama jika negara tersebut sangat bergantung pada barang impor.
 
C. Cara Mengatasi Inflasi
 
1) Meningkatkan pajak
 
Peningkatan pajak terutama pajak konsumsi seperti Pajak Pertambahan Nilai (PPN), dapat menurunkan daya beli masyarakat dengan membuat barang dan jasa menjadi lebih mahal. Pengurangan daya beli ini menurunkan permintaan secara keseluruhan yang dapat membantu meredakan tekanan inflasi.
 
2) Subsidi
Pemberian subsidi pada barang-barang pokok seperti bahan bakar, listrik, dan bahan pangan dapat membantu menjaga stabilitas harga dan mencegah kenaikan harga barang yang tajam atau inflasi. Subsidi ini sangat penting untuk melindungi kelompok masyarakat berpenghasilan rendah yang paling rentan terhadap dampak inflasi. Namun, subsidi harus disalurkan secara tepat sasaran dan diimbangi dengan kebijakan keuangan negara yang seimbang untuk memastikan keberlanjutan anggaran negara.
 
3) Adanya Kebijakan Moneter dari Bank Indonesia (BI)
Bank Indonesia sebagai otoritas moneter dapat mengendalikan inflasi melalui kebijakan moneter seperti menaikkan suku bunga. Dengan suku bunga yang lebih tinggi, masyarakat cenderung menyimpan uang di bank daripada mengonsumsinya, yang dapat menekan permintaan dan mengurangi tekanan inflasi.
4) Meningkatkan Produksi Dalam Negeri
Dengan meningkatkan produksi dalam negeri, terutama untuk barang-barang yang diimpor, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada impor dan menekan inflasi. Peningkatan produksi juga bisa dilakukan melalui insentif bagi sektor-sektor produktif dan pengembangan infrastruktur.
 
D. Peran Mahasiswa Terhadap Inflasi
 
1) Sosialisasi
.Mahasiswa dapat membantu mensosialisasikan pemahaman tentang inflasi dengan menjelaskan apa itu inflasi, bagaimana inflasi memengaruhi harga barang dan jasa, serta cara-cara mengelola keuangan pribadi agar tetap stabil ketika harga barang naik. Ini bisa dilakukan melalui seminar, presentasi, dan menyebarkan informasi di media sosial seperti artikel, infografis, atau video edukatif. Ini bisa membantu menjangkau audiens yang lebih luas.
2) Penelitian
Mahasiswa yang belajar di bidang ekonomi atau keuangan dapat melakukan penelitian tentang bagaimana inflasi mempengaruhi berbagai sektor, seperti pendidikan, kesehatan, atau perumahan. Hasil penelitian ini bisa digunakan untuk memberikan rekomendasi atau solusi kepada pengambil kebijakan, perusahaan, atau masyarakat.
3) Advokat
Mahasiswa memiliki peran kritis dalam mengawasi kebijakan ekonomi dan politik yang diambil oleh pemerintah dan lembaga terkait. Mereka dapat menjadi pengamat yang objektif dan kritis terhadap kebijakan yang ada, memeriksa apakah kebijakan tersebut sesuai dengan kepentingan rakyat atau tidak. Selain itu, mahasiswa juga berperan sebagai advokat untuk masyarakat yang kurang mampu atau terpinggirkan. Mereka dapat menyuarakan aspirasi dan kebutuhan rakyat kepada pihak berwenang serta memperjuangkan keadilan sosial.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun