Pengertian Irrational Beliefs
Menurut Albert Ellis, irrational beliefs adalah emosi, pikiran, dan perilaku negatif yang secara signifikan dapat merugikan diri sendiri sampai mengganggu kelangsungan hidup sehari-hari. Irrational beliefs adalah keyakinan atau pemikiran individu yang sering kali tidak realistis, kaku, dan menghambat kemampuan seseorang untuk berpikir dan bertindak secara rasional. Ellis juga menambahkan bahwa irrational beliefs adalah sumber utama yang dapat menimbulkan masalah-masalah emosional, seperti stres, kecemasan, dan perilaku maladaptif yang merugikan individu. Selain menyebabkan stres dan kecemasan, pemikiran irasional juga berdampak pada hubungan interpersonal dan kemampuan seseorang untuk menghadapi tantangan hidup. Pemikiran ini menyebabkan individu membuat tuntutan yang tidak realistis pada diri sendiri, orang lain, bahkan dunia yang pada akhirnya hanya akan menciptakan frustasi apabila tidak dapat tercapai.
Dalam pandangan Ellis, pemikiran irasional ini muncul dari cara seseorang menafsirkan peristiwa yang terjadi pada hidup mereka. Alih-alih menerima kenyataan secara realistis dan menganggap kegagalan sebagai sebuah proses kehidupan, individu dengan keyakinan irasional cenderung memandang dunia secara hitam-putih, melebih-lebihkan kegagalan, dan memberikan tuntutan yang besar pada diri sendiri dan orang lain. Contohnya, seseorang yang memiliki pemikiran irasional berfikir bahwa “Jika saya tidak disukai semua orang, berarti saya adalah orang yang tidak berharga”. Pemikiran tersebut sangat tidak rasional, karena mustahil seseorang akan selalu mendapat penerimaan dari semua orang.
Macam-Macam Irrational Belief
Untuk mencegah timbulnya dampak negatif berlebih dan intervensi yang kurang tepat, kita harus memahami apa saja macam-macam dari keyakinan irasional. Secara garis besar, berikut adalah macam-macam keyakinan irasional yang perlu kita fahami!
1. Demandingness (Tuntutan)
Keyakinan irasional ini terjadi ketika seseorang memiliki pandangan bahwa mereka harus melakukan sesuatu untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Keyakinan ini ditandai dengan munculnya tuntutan yang berlebihan pada diri sendiri atau orang lain. Ketika tuntutan tersebut tidak terpenuhi, maka individu akan merasa gagal dan kecewa secara berlebihan.
Contoh: Seorang siswa berpikir, “Saya harus selalu mendapatkan nilai sempurna pada semua mata pelajaran, atau saya akan menjadi siswa yang buruk.” Ketika gagal mencapai nilai tersebut, ia akan merasa tidak berharga dan frustasi.
2. Awfulizing (Tindakan Buruk)
Awfulizing adalah keyakinan irasional dimana seseorang meyakini bahwa situasi yang tidak menyenangkan merupakan hal buruk dan merupakan bencana besar. Individu yang memiliki keyakinan ini cenderung melebih-lebihkan atau mendramatisasikan dampak negatif dari suatu peristiwa.
Contoh: Seorang siswa berpikir, "Jika saya gagal dalam ujian, hidup saya akan hancur. Saya tidak akan pernah berhasil dalam hidup." Keyakinan ini membuat individu memandang kegagalan sebagai sesuatu yang bencana besar, meskipun pada kenyataannya kegagalan ujian mungkin hanya hambatan sementara.
3. Low Frustration Tolerance (Toleransi Frustasi yang Rendah)
Keyakinan irasional ini ditandai oleh ketidakmampuan seseorang untuk menghadapi situasi yang menjengkelkan atau penuh tekanan. Individu dengan toleransi frustrasi yang rendah merasa bahwa mereka tidak mampu menanggung tekanan atau tantangan tertentu dan bereaksi secara berlebihan terhadap hal-hal yang sulit atau tidak menyenangkan.
Contoh: Seorang siswa yang gagal dalam ujian bisa berpikir, "Saya tidak bisa menerima nilai buruk ini. Ini sangat tidak adil, dan saya tidak akan pernah bisa melewati ini." Reaksi ini menunjukkan ketidakmampuan untuk menerima ketidaknyamanan dan masalah kecil dalam hidup, yang sebenarnya dapat diatasi.
4. Global Evaluation / Self or Other-Downing (Meremehkan Diri Sendiri, Orang Lain, atau Dunia)
Global evaluation atau self-downing adalah keyakinan irasional di mana seseorang mengambil satu kejadian atau kesalahan dan menjadikannya penilaian menyeluruh terhadap diri sendiri, orang lain, atau dunia. Individu dengan keyakinan ini sering kali berpikir dalam istilah absolut dan menggeneralisasi pengalaman negatif ke seluruh identitas atau karakter seseorang.