Menurutnya, upaya untuk meningkatkan usaha thrift produk lokal sangat diperlukan sebab dapat membantu mengurangi jumlah limbah pakaian yang cukup besar di Indonesia.
"Sebenernya konsep 'thrift' itu kan reusable, kalo barang lokal Indo lebih banyak dijual di pasar thrift tentu konsep reusable yang diharapin dapat mengurangi limbah pakaian bisa terealisasikan dong kayak di luar negeri. Kalo di Indo itu embel-embel thrift doang kan padahal bajunya impor dari luar bukan produk lokal, kayak ngebawa sampah dari luar buat dijual di sini dan malah makin ngotorin Indonesia," jelas Shepi.
Dengan semakin menjamurnya tren thrifting, Shepi berharap agar ke depannya akan ada lebih banyak toko thrift yang menyediakan barang-barang bekas lokal. Tujuannya adalah untuk mengurangi dampak limbah fashion di Indonesia yang semakin meningkat.
"Semoga usaha thrift lokal semakin berkembang dan dilirik banyak orang pastinya terutama sosmed tolong kalau ada thrift produk lokal gitu diviralin aja biar rame. Dan semoga banyak orang yang terinspirasi buat nge-preloved baju-bajunya yang udah gak kepake juga biar siklus reuse tercipta," pungkasnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H