Mohon tunggu...
Aurea ChiaraYaffa
Aurea ChiaraYaffa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

hobi memasak, jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Bijak Menggunakan Media Sosial di Era Digitalisasi

7 Januari 2025   22:00 Diperbarui: 7 Januari 2025   21:57 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Sudah tidak asing lagi bukan dengan topik yang akan kita bahas megenai judul artikel yang ada di atas ini? Era digitalisasi adalah zaman di mana segala sesuatu yang kini telah mengalami kondisi yang cukup pesat dalam ranah kehidupan ke arah yang serba digital. Kini dengan adanya serba digital, seberapa pentingnya kita menjaga keamanan digitalisasi yang saat ini sudah tidak asing lagi untuk didengar dan dilihat? Media sosial bukan hanya menjadi platform untuk berbagi informasi, tetapi juga seringkali digunakan untuk membangun jejaring sosial, berinteraksi dengan orang lain, dan mengembangkan keterampilan digital.

Meskipun demikian, penggunaan media sosial yang tidak bijak dapat menghadirkan risiko dan masalah baru terkait dengan keamanan dan privasi pengguna. Kondisi ini muncul karena informasi yang beredar di media sosial seringkali membuat pengguna terlalu percaya diri tanpa melakukan evaluasi yang cermat. Apakah saat ini keamanan tidak lagi dibutuhkan? Mungkin sudah banyak orang yang melupakan hal tersebut, sehingga tidak heran jika banyak berita yang beredar tentang adanya penyalahgunaan media sosial, kebocoron data lalu diperjual belikan oleh manusia yang tidak berakal. Kebocoran data pribadi adalah masalah yang dapat menyebabkan kerugian finansial, identitas palsu, dan bahkan penyalahgunaan data yang semena-mena. 

Contoh kebocoran data pribadi baru-baru ini telah menjadi masalah yang parah. Beberapa di antaranya terdiri dari:

1. Kasus Tokopedia (2020): Pada awal 2020, platform e-commerce besar di Indonesia, Tokopedia, dilaporkan mengalami pelanggaran keamanan yang mengakibatkan informasi pribadi dari jutaan pengguna bocor. Data yang dikompromikan meliputi nama, alamat, nomor telepon, alamat email, dan kata sandi terenkripsi.

2. Kasus Bukalapak (2021): Bukalapak, platform e-commerce lainnya di Indonesia, juga dilaporkan mengalami pelanggaran data pada tahun 2021. Lebih dari 13 juta akun pengguna dilaporkan terdampak, dengan data seperti nama pengguna, alamat email, nomor telepon, dan kata sandi bocor.

3. Kasus TokoTalk (2021): Pada tahun 2021, aplikasi pesan instan asal Indonesia, TokoTalk, juga dilaporkan mengalami kebocoran data. Lebih dari 91 juta akun pengguna terdampak, dan informasi yang bocor termasuk nama, nomor telepon, alamat email, dan salinan kartu identitas. 

Pemerintah, perusahaan, terutama bagi kita sendiri perlu memiliki pemahaman tentang keamanan digital pada perangkat yang digunakan sehari-hari untuk mencegah terjadinya situasi yang tidak diinginkan dan perlu meningkatkan kesadaran tentang keamanan data dan melakukan langkah-langkah pencegahan yang tepat untuk melindungi data pribadi. Pada era digital saat ini, hampir seluruh perangkat terhubung dan memiliki koneksi internet yang luas, semuanya dapat dikelola dari mana saja dan kapan saja. Karena, zaman sekarang sudah semakin canggih dan modern semua bisa dilakukan dengan cara apapun yang bisa menguntungkan bagi sumber kejahatan. Dan juga ada beberapa manusia yang menjadikan/mencuri sumber hak pemilik korban, seperti berupa foto, vidio, maupun sumber-sumber yang berkaitan dengan digital. Maka dari itu, keamanan / privasi harus tetap terjaga agar tidak disalah gunakan oleh pelaku kejahatan di era digitalisasi ini.

Sistem digitalisasi juga memberikan dampak positif bagi manusia untuk dapat berkembang dan mampu menjalani berbagai interaksi sosial secara global dengan konsep dasar perkembangan teknologi terbaru. Misalnya, dengan memanfaatkan portal media sosial sebagai ajang promosi, mengirimkan berbagai informasi digital dari mana saja dan kapan saja, sebagai pembelajaran yang efektif dan positif dan mampu mendukung segala sesuatu aspek yang berkaitan dengan teknologi informasi dan komunikasi. Selain itu menurut John Nasabith dan Particia Aburdance yang dikutip oleh Khamin Zarkhasyi menyebutkan bahwa “kemajuan di bidang teknologi seperti internet sebenarnya dapat mempengaruhi prilaku atau akhlak seseorang atau dengan kata lain prilaku seseorang ditentukan oleh hasil-hasil prilaku”. Hal ini menjadikan manusia kehilangan kemanusiaannya dan hanya mengarah pada kesenangan dan kenikmatan saja, manusia akan lalai atau terbuai dengan teknologi saat ini karena hanya fokus pada titik tersebut sehingga mereka melupakan kehiduapan sosialnya di dunia nyata.

Maka berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sosial media ini akan berdampak positif jika penggunanya sosial media ini menggunakannya untuk hal-hal yang baik dan berguna, akan tetapi jika si pengguna sosial media menggunakannya untuk hal-hal yang cenderung tidak baik, maka sosial media ini akan berdampak negatif, media sosial juga berdampak dalam pembentukan prilaku atau akhlak seseorang, dalam penggunaan media sosial orang bisa jadi hanya menikmati kesenangan saja, dan meyebabkan mereka lalai terhadap tugas-tugasnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun