Mohon tunggu...
Aura Najma Kustiananda
Aura Najma Kustiananda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Teknologi Sains Data Universitas Airlangga 2022

Mahasiswa yang masih belajar tentang hal-hal di jurusannya sendiri. Suka kucing, tapi takut pegangnya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Data Storytelling: Seni untuk Membuat Data Lebih Dimengerti

2 Mei 2023   14:00 Diperbarui: 2 Mei 2023   14:19 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Apa yang pertama kali terlintas di benakmu ketika kamu mendengar kata storytelling? Sebuah cerita pengantar tidur dengan sampul warna-warni yang pernah menjadi teman masa kecil Anda atau kolom-kolom panjang berisi angka dan huruf yang harus diolah di Microsoft Excel? Bersama kemajuan teknologi, data menjadi bagian penting dalam keputusan hidup sehari-hari. Namun, apa yang terjadi apabila masyarakat tidak dapat memahami bagaimana ilmuwan mempresentasikan mengenai data yang sudah mereka olah? Dalam kesenjangan pemahaman yang dialami antara masyarakat dan ilmuwan, data storytelling hadir untuk menjembatani hal tersebut.

Apa Itu Data Storytelling?

Data storytelling adalah sebuah cara---sebuah seni---untuk menyampaikan dan mengomunikasikan lebih lanjut mengenai visualisasi data. Data storytelling tidak hanya tentang membuat tabel dan diagram untuk memberikan informasi pada orang-orang, tetapi juga tentang bagaimana orang-orang memahami representasi data dengan baik. 

Tantangan utama dalam data storytelling adalah memastikan bahwa pesan yang disampaikan dapat diterima dengan tepat oleh seluruh lapisan masyarakat, termasuk mereka yang memiliki pengetahuan terbatas tentang data dan analisis. Oleh karena itu, data scientist harus menguasai seni komunikasi dan memilih metode storytelling yang tepat untuk memperjelas dan memperkuat pesan yang ingin disampaikan.

Manfaat Data Storytelling

Sebagai analis bisnis, menginterpretasikan dan memanfaatkan data yang kompleks untuk pengambilan keputusan bisa menjadi tantangan yang besar. Namun, dengan data storytelling, analisis tersebut dapat disajikan dengan cara yang mudah dimengerti dan menarik bagi pembuat keputusan dan pemangku kepentingan. Penelitian menunjukkan bahwa visualisasi data membuat manusia lebih mudah memahami informasi dengan upaya kognitif minimal. 

Selain itu, data storytelling juga berhubungan erat dengan keberhasilan analisis bisnis karena memberikan sarana yang efektif untuk berbagi hasil analisis dengan cara yang persuasif dan mudah diingat. Sayangnya, metode dan alat storytelling yang tepat masih kurang dimanfaatkan secara luas, sehingga perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan penggunaan data storytelling dalam bisnis.

Visualisasi Data dan Data Storytelling

Visualisasi data dan data storytelling sangat erat kaitannya. Visualisasi data adalah salah satu bentuk storytelling yang paling umum digunakan. Bahkan, di sekolah, siswa-siswa belajar tentang tabel, grafik, dan diagram sederhana yang merupakan bentuk visualisasi data. Namun, sebelum membuat visualisasi data, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar visualisasi tersebut sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Salah satu hal penting adalah kesesuaian visualisasi dengan tujuan. Jika visualisasi tidak sesuai dengan tujuan, pemirsa kemungkinan besar akan salah memahami informasi yang disajikan. Oleh karena itu, elemen visual dan naratif harus bersatu untuk menciptakan makna dalam visualisasi.

Ada beberapa elemen visual yang dapat digunakan untuk menonjolkan aspek penting dalam visualisasi, seperti garis, bentuk, ukuran, warna, dan kontras. Elemen visual tersebut dapat membantu pemirsa fokus pada aspek penting dan memperjelas informasi yang disajikan. Selain itu, narasi dalam bentuk teks juga dapat ditambahkan untuk menjelaskan bagaimana cara menginterpretasikan visualisasi secara eksplisit.

Pemilihan visual yang sesuai dengan tujuan juga sangat penting. Misalnya, untuk menyajikan informasi mengenai perubahan omset restoran dari tahun ke tahun, diagram garis dapat lebih efektif dibandingkan jenis diagram lainnya. Selain itu, embel-embel yang tidak diperlukan dalam visualisasi data sebaiknya dihindari. Jika header dan kisi tidak menambah nilai informatif pada visualisasi, maka elemen-elemen tersebut dapat dihapuskan untuk memungkinkan pemirsa melihat dengan lebih jelas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun